Bupati Kabupaten Ngada, Paulus Soliwoa saat menari Ja'i di Mengeruda, sekitar lokasi pemandian air panas So'a, Ngada.
Bupati Kabupaten Ngada, Paulus Soliwoa saat menari Ja'i di Mengeruda, sekitar lokasi pemandian air panas So'a, Ngada.

sergap.id, KUPANG – Paulus Soliwoa telah dua kali menjadi Wakil Bupati Kabupaten Ngada mendampingi Marianus Sae, yakni periode 2010-2015 dan 2015-2020. Ia kemudian dilantik menjadi Bupati Ngada pada tanggal 7 April 2019 setelah Marianus Sae mengundurkan diri dan maju sebagai Calon Gubernur NTT periode 2018-2023 yang kemudian ditangkap KPK dalam kasus gratifikasi pada Minggu (11/2/18).

Namun kesuksesan Marianues Sae bersama Paulus Soliwoa membangun Ngada patut diacungi jempol. Sebab di periode pertama, tepatnya pada tanggal 29 September 2014 lalu, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini menetapkan Ngada sebagai daerah yang telah keluar dari status daerah tertinggal.

Keputusan itu selaras dengan kemajuan pembangunan yang terjadi di Ngada, baik ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun pariwisata.

Itu sebabnya, pasca Marianus Sae ditangkap KPK, Paulus Soliwoa tetap konsen membangun Ngada dalam semangat visi misinya bersama Marianus Sae.

Ia kemudian mengembangkan perhatiannya ke dunia pariwisata. Hasilnya tanggal 18 Oktober 2019 lalu, Paulus Soliwoa mendapat penghargaan dari OKE ZONE sebagai Bupati Berprestasi di bidang Pariwisata.

Lebih khusus lagi, Paulus Soliwoa dianggap berhasil mengedukasi masyarakat agar tidak menggunakan bom saat menangkap ikan di kawasan wisata laut, termasuk di daerah taman laut Riung 17 Pulau.

“Ya.. kita terus berusaha menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu caranya adalah mengedukasi masyarakat agar masyarakat juga ikut menjaga potensi yang kita miliki,” ujar Paulus Soliwoa saat bincang-bincang dengan SERGAP di Riung akhir pekan lalu.

Menurut Paulus, pariwisata adalah salah satu potensi penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar di Ngada.

Karena itu, kata Paulus, pihaknya terus mendorong sektor pertanian, pariwisata dan lain sebagainya agar mampu mendatangkan perubahan bagi kehidupan masyarakat yang lebih baik dan mandiri.

  • Destinasi Wisata Paling Hits di Ngada

Bajawa adalah ibu kota Kabupaten Ngada. Kota ini dikelilingi gunung dengan luas wilayah mencapai 1.620,92 kilometer persegi. Daerah ini sangat dingin. Bahkan di waktu-waktu tertentu antara bulan Mei sampai Oktober, suhunya bisa mencapai 11 derajat celcius.

Namun secara umum Ngada memiliki destinasi wisata hits atau daerah wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun manca negara.

Berikut adalah lokasi wisata bagus yang bisa dijangkau dari Bajawa:

  1. Taman Laut Riung 17 Pulau

Wisata alam Taman Laut Riung 17 Pulau terletak di Kecamatan Riung. Wilayah wisata ini mencakup beberapa desa dan kelurahan, yakni masuk Desa Tadho, Kelurahan Benteng Tengah, Kelurahan Nangamese, Kelurahan Lengkosambi, Desa Sambinasi dan Desa Latung. posisi petanya adalah sebelah utara wilayah Kabupaten Ngada.

Jarak dari Bajawa kurang lebih 75 kilometer. Untuk menuju ke taman laut butuh waktu dua hingga tiga jam dengan kendaraan umum maupun pribadi.

Di kawasan ini terdapat 17 pulau besar dan kecil yang letaknya berdekatan satu sama lain. Pulau-pulau itu adalah pulau Pata, Bangko, Rutong, Bampa, Sua, Telu, Mborong, Kolong, Ontoloe (Pulau Kelelawar), Sui, Wire, Meja, Wawi, Batu, Taor, Laingjawa, Wingkureo.

Pulau Rutong adalah salah satu spot snorkeling terbaik di Taman Laut Riung 17 Pulau.
Pulau Rutong adalah salah satu spot snorkeling terbaik di Taman Laut Riung 17 Pulau.

Pulau-pulau ini dapat dilihat dari dataran tinggi seperti dari Tanjung 15 dan Gunung Watu Zape atau dengan berkeliling menggunakan speedboat selama kurang lebih 2,5 jam. Ongkosnya sekitar Rp300 ribu per perahu besar.

Perairan di kawasan ini memiliki beberapa jenis karang yang keras dan lembut. Ada juga ikan hias berwama-warni. Semua keindahan bawah taut tersebut dapat dinikmati dengan mata telanjang dari atas perahu. Waktu yang tepat adalah saat laut dalam keadaan tenang di pagi hari sekitar pukul 05.00 sampai 08.00 WITA.

Pulau Ontoloe disebut Pulau Kelelawar karena menjadi habitat ribuan kelelawar. Mereka bergelantungan di pepohonan yang rimbun di pulau itu.

Di sini juga terdapat kadal raksasa mirip komodo yang biasa disebut Mbou. Mbou masih satu jenis dengan Varanus komodoensis (Komodo) di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Bedanya, warna kulit dari Mbou lebih terang campuran coklat hitam dan kuning.

  1. Kampung Adat Bena

Kampung adat Bena terletak di kaki Gunung Inerie. Suhu udara di kawasan ini sangat sejuk dan dingin.

Bentuk rumah adat di kampung tradisional ini sangat unik dan khas, seakan menghadirkan sebuah budaya yang tak lekang oleh waktu.

Masyarakatnya sangat ramah dan memberikan rasa nyaman, sehingga wisatawan sering betah untuk tinggal lebih lama.

Kampung Bena diperkirakan telah ada sejak 1.200 tahun silam. Pola kehidupan serta budaya masyarakatnya tidak banyak berubah. Masyarakatnya masih memegang teguh adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.

Kampung Bena memiliki panjang 375 meter dan lebar 80 meter. Setidaknya ada lebih dari 45 rumah yang mengelilingi perkampungan itu. Ornamen-ornamen budaya megalit masih kental di perkampungan ini.

Kontur perkampungan ini bila diperhatikan mirip terasering. Ada sembilan tingkat ketinggian tanah di kampung ini. Ternyata perbedaaan ketinggian tanah itu sekaligus membedakan sembilan suku yang mendiaminya. Setiap satu suku berada dalam satu tingkat ketinggian tertentu.

Kampung Adat Bena terletak di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada.

Kampung Adat Bena
Kampung Adat Bena

Jarak kampung ini dari pusat Kota Bajawa sekitar 19 kilometer. Lokasi Kampung Adat Bena bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kondisi jalannya sangat baik.

  1. Wisata Air Terjun Ogi

Wisata alam air terjun Ogi terletak di Kelurahan Fobata, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada. Nama lain dari air terjun Ogi adalah air terjun Soaseso.

Posisinya 8 kilometer dari pusat kota Bajawa, dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit. Medan yang ditempuh adalah jalanan menurun dan tanjakan.

Air Terjun Ogi
Air Terjun Ogi

Air terjun Ogi memukau dengan pemandangan alamnya yang menakjubkan. Pengunjung bisa menikmati keasrian hamparan sawah sepanjang jalan menuju ke lokasi. Kini makin digandrungi wisatawan, apalagi di waktu libur.

  1. Pemandian Air Panas Mangeruda

Pemandian air panas Mangeruda berada di Desa Mengeruda, Kecamatan Soa. Jaraknya sekitar 15 kilometer dari Bajawa dan 1 kilometer dari Bandara Soa. Untuk menuju lokasi ini kamu bisa menggunakan sepeda motor atau mobil. Tempat pemandian ini terdiri atas beberapa kolam, yakni kolam air panas, kolam air hangat, dan kolam air dingin.

Air Panas Mengeruda
Air Panas Mengeruda

Untuk memasuki tempat ini, wisatawan hanya dikenakan biaya Rp 2.000 untuk anak-anak dan Rp 4.000 untuk wisatawan domestik. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara dikenakan tiket masuk sebesar Rp 14.000 per orang.

  1. Puncak Gunung Inerie

Gunung Inerie adalah salah satu gunung berapi yang berada di Kabupaten Ngada. Gunung yang memiliki ketinggian 2.245 meter dari permukaan laut ini sangat sangat unik dan cantik.

Bentuk Gunung Inerie kerucut seperti piramida di Mesir. Spot terbaik untuk melihat Gunung Inerie dari Aimere. Karena dari titik ini, pengunjung bisa melihat gunung Inerie dengan kedua sisinya, benar-benar lurus seperti piramida.

Gunung Inerie
Gunung Inerie

Bila ingin mendaki, titik awal pendakian gunung Inerie berada di Desa Watumeze. Lokasi desa ini dapat ditempuh sekitar 30 menit dari pusat Kota Bajawa.

Pendakian dari titik awal menuju puncak memerlukan waktu sekitar tiga jam. Medannya curam dan jalannya berpasir. Dari atas puncak Gunung Inerie, pengunjung bisa melihat Kota Bajawa yang dikelilingi gunung dan hamparan hutan yang hijau. Pemandangan Laut Sawu di selatan gunung ini juga tampak dari Puncak Inerie.

  1. Menikmati Senja di Puncak Bukit Wolobobo

Negeri di atas awan. Itulah sebutan warga net tentang Puncak Wolobobo. Ketika senja, awan seperti berada di bawah Puncak Bukit Wolobobo yang ada di Desa Turekisa, Kecamatan Golewa Barat, Kabupaten Ngada.

Panorama dari atas Bukit Wolobobo terlihat begitu indah. Siluet Gunung Inerie yang tertutup kabut dan awan, serta hamparan hijau berselimut kabut sejauh mata memandang. Ditambah warna langit merah mudanya. Ini menciptakan pemandangan yang luar biasa. Angin di puncak bukit itu sangat kencang dan terasa dingin, menyegarkan.

Jarak dari Kota Bajawa ke Puncak Bukit Wolobobo kurang lebih 3 kilometer. Pengunjung cukup membayar tiket masuk Rp 5.000 per orang. Pengunjung lalu bisa berekreasi sepuasnya.

Puncak Wolobobo
Puncak Wolobobo

Fasilitas di puncak Bukit Wolobobo terbilang cukup lengkap. Terdapat lahan parkir kendaraan, tempat duduk, dan warung kopi. Untuk menuju puncak bukit sangat mudah. Akses jalan sudah beraspal, meski masih ada yang berlubang. Pengunjung perlu berhati-hati, karena jalannya agak menanjak dan berkelok-kelok khas perbukitan. (ven/cis)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini