sergap.id, MBAY – Bertolomeus Papu (26), pelaku yang diduga menyetubuhi gadis disabilitas secara paksa di Kelurahan Lape, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, telah ditangkap polisi setelah sempat melarikan diri.
Kini yang bersangkutan telah ditahan di sel Mapolsek Aesesa.
“Pelaku sudah kami tangkap dan sudah diamankan,” ujar AKP Ahmad seperti dilansir situs Pos Kupang, Kamis (31/10/2019).
Sebelumnya, Rabu 30 Oktober 2019, YG (26), gadis penyandang disabilitas yang tinggal di Kampung Uluwolo, Lape, Aesesa, Nagekeo diperkosa oleh Bertolomeus Papu, sepupu kandungnya sendiri.
Korban diperkosa di rumahnya sendiri pada Rabu (30/10/19) pagi, sekitar pukul 10.00 Wita, ketika kedua orangtuanya sedang pergi ke sawah di KM 1 irigasi Mbay Kanan.
Priska, adik kandung korban, menjelaskan, ia sendiri yang memergoki perbuatan pelaku.
“Tadi yang ada di rumah hanya mereka berdua (pelaku dan korban). Saya dapat (lihat) sendiri (perbuatan) mereka. Kaka (korban) tidur sudah dalam keadaan telanjang, terus saudara laki-laki (pelaku) pengaruh lihat saya, dia sembunyi di balik pintu. Dia tidak pakai celana. Dia hanya pakai baju. Terus saya tanya ke kaka (korban), dia kasi tahu polos-polos,” bebernya.
Saat pertama kali melihat perbuatan bejat pelaku, kata Priska, dirinya langsung berteriak histeris meminta pertolongan warga tetangga.
“Pas saya liat mereka, saya langsung teriak. Saya tanya ke dia (pelaku), kenapa kau buat saudari sendiri begini? Dia malah jawab dengan santai, tidak apa-apa, tidak hamil,” ucap Priska meniru ucapan pelaku.
Priska tak menyangka sepupunya itu tega berbuat tidak senonoh kepada kakaknya yang sejak kecil telah mengalami kelainan mental.
“Saya tidak sangka, kita pikir dia (pelaku) sudah anggap (korban sebagai) saudari sendiri. Eh ini malah dia buat begini,” ucapnya, lirih.
Tak lama setelah perbuatannya dipergok Priska, pelaku langsung melarikan diri.
“Tadi untung saya teriak-teriak, orang tidak datang. Kalau datang, saya suruh pukul dia (pelaku) sampai mati juga baek,” ujarnya.
Pelaku adalah saudara sepupu korban yang tinggal satu rumah dengan korban sejak orang tuanya meninggal pada saat dia masih kecil.
“Dia (pelaku) punya bapak itu kakak saya. Saya yang piara dia sejak dia punya bapak mati gantung diri. Saat itu dia masih kecil,” beber ayah korban.
Kata Priska, pelaku tidak memiliki pekerjaan tetap dan sudah memiliki isteri yang kini sedang hamil.
“Dia punya isteri sekarang ada di Boawae. Kemarin baru berhenti kerja di Sinar Rembulan karena hamil. Kalau dia (pelaku) kerja tidak jelas. Kadang menyaing rumput, kadang kasih makan sapi. Kalau malas di sini, dia ke Boawae”, papar Priska. (red/sev)