sergap.id, LARANTUKA – Setelah sempat “teraniaya” selama hampir satu bulan, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Flores Timur, Mathias Werong Enai dan keluarganya, kini bisa bernapas lega.
Perempuan yang mengaku selingkuhan Mathias Werong Enai, akhirnya buka suara bahwa video penuturannya yang viral di media sosial hanya isapan jempol belaka.
Dia mengaku “diperalat” oleh orang-orang yang ingin menjatuhkan Mathias Werong Enai.
“Saya tidak pernah punya hubungan dekat, kecuali sebagai saudara, sehingga hal yang menyangkut aborsi serta lain-lain informasi yang saya sampaikan lewat vidio itu adalah tidak benar, dan ternyata keberadaan/kondisi saya dalam kehidupan saya dipergunakan oleh pihak tertentu untuk menjatuhkan Bapak Mathias Werong Enai,” tegas Maria Rosse Fridian dalam surat pernyataan di atas materai Rp 6.000, tertanggal 25 Oktober 2019.
Upaya pendongkelan Mathias Werong Enai memang massif dan sistematis.
Jauh sebelum video Maria Rosse Fridian yang mengaku selingkuhan Matias Werong Enai heboh di media sosial, oknum-oknum politisi sudah mengadukan persoalannya ke pengurus DPD Gerindra NTT.
Tujuannya hanya satu, yakni mencopot Mathias dari kursi Wakil Ketua DPRD Flores Timur, sekaligus Ketua DPC Gerindra Flores Timur.
Mungkin karena belum direspon petinggi partai, aksi lain pun dilancarkan dengan membuat video Maria Rosse Fridian.
Konon, mereka menjanjian duit dalam jumlah fantastis untuk rekaman video tersebut, jika Mathias Enai benar-benar dilengserkan.
Akan tetapi, Maria Rosse Fridian berubah pikiran. Boleh jadi, ia tak tegah melihat Mathias Werong Enai bersama istri dan anaknya terus dirundung kepedihan.
Dia menyambangi Mathias dan keluarganya di rumah Mathias untuk mengklarifikasikan video viral tersebut.
Selain membuat video klarifikasi, Maria Rosse Fridian juga membuat surat pernyataan.
Dalam surat pernyataannya itu, secara tegas ia mengatakan bahwa apa yang ia sampaikan dalam rekaman video yang dipublikasikan di media tidak sesuai dengan kenyataan.
Dia mengaku telah dipaksa oleh salah seorang mantan calon anggota DPRD dari Partai Gerindra pada Pemilu 17 April 2019 lalu dari daerah pemilihan Flores Timur 6 yang meliputi wilayah Pulau Solor.
Dian dalam surat pernyataannya mengakui bahwa dia dipaksa membuat rekayasa dan bahasa negatif untuk menjatuhkan Mathias Werong Enai.
“Sebagai penegasan bahwa saya tidak pernah punya hubungan dekat, kecuali sebagai saudara, sehingga hal yang menyangkut aborsi serta lain-lain informasi yang saya sampaikan lewat vidio itu adalah tidak benar, dan ternyata keberadaan/kondisi saya dalam kehidupan saya dipergunakan oleh pihak tertentu untuk menjatuhkan Bapak Mathias Werong Enak,” tegas Maria Rosse Fridian dalam surat pernyataannya.
Dikatakannya bahwa pernyataan tertulis itu dia buat untuk menguatkan pernyataannya melalui sebuah rekaman klarifikasi yang juga dilakukan di rumah Mathias Werong Enai dan semuanya itu dibuat tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
BACA JUGA: Inilah “Otak” Yang Berupaya “Menjatuhkan” Wakil Ketua DPRD Flores Timur
Tak cuma menyampaikan klarifikasi, Maria Rosse Fridian juga menyampaikan siapa saja yang terlibat dalam pembuatan video dan berusaha mendongkel posisi Mathias Werong Enai itu.
Sejumlah nama politisi lokal di Flores Timur disebut ikut membidani lahirnya video yang memojokan Mathias habis-habisan tersebut. (an/fre)