sergap.id, NDORA – Mubazir atau tidak berguna. Begitulah manfaat proyek air bersih senilai Rp1. 189. 730. 000 di Ndora, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo.
Proyek yang di kerjakan CV. Kharisma Bakti menggunakan dana APBD Nagekeo Tahun Anggaran (TA) 2015 itu hingga kini belum dinikmati masyarakat. Padahal warga yang menjadi sasaran proyek sampai dengan sekarang ini sangat kesulitan memperoleh air bersih.
Anggota DPRD Nagekeo asal Partai Demokrat, Wens Ladi, mengaku prihatin dengan kualitas proyek yang ada.
“Kerja asal jadi, ya begini. Dana proyek besar, tapi hasilnya tidak ada. Masa hanya pasang pipa, tapi airnya tidak ada (tidak keluar),” kata Wens kepada SERGAP.ID.
Menurut Wens, dirinya telah meminta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek itu agar tidak melakukan proses serah terima pekerjaan dari kontraktor ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo sebagai pemilik proyek.
“Saya dengan tegas mengatakan, kalau sampai diPHO (provisional hand over), maka saya orang pertama yang akan lapor ke pihak kepolisian atau kejaksaan,” tegas Wens.
Fidelis Veto selaku PPK, mengakui kalau sampai sekarang pihaknya belum melakukan PHO. Alasannya, masih ada beberapa item proyek yang belum dibereskan oleh kontraktor.
“Pada saat ujicoba pertama setelah pemasangan pipa selesai, airnya keluar. Tetapi belakangan kita dapat laporan dari warga bahwa air sudah tidak keluar lagi. Setelah kita cek ke lapangan ternyata ada beberapa pipa yang di potong. Ini memang disengajakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” papar Fidelis.
Walau begitu, kata Fidelis, dari total nilai proyek yang ada, pihaknya telah mencairkan dana untuk kontraktor sebesar 85 persen atau sebesar Rp951.784.000. Sedangkan sisa sebesar Rp237.946.000 masih ditahan.
“Kita belum bisa cairkan, karena masih menunggu perbaikan dari rekanan. Kami masih tetap koordinasi dengan rekanan agar item-item yang belum beres itu segera diperbaiki. Kalau tidak uang sisa tidak bisa kami cairkan. Kami tidak mau masuk bui pak…,” tegasnya.
Lalu apa klarifikasi Fanci Suka selaku kontraktor yang bertanggung jawab atas proyek itu? “Kalau mau jujur, saya kerja ini proyek, saya rugi. Saya punya dokumentasi setiap saya dan pihak panitia turun ke lapangan. Saya kerja sudah sesuai perintah dalam dokumen,” ujar Fanci kepada SERGAP.ID via telepon.
“Sampai saat ini uang saya belum dicairkan semua. Memang ada kendala di lapangan, yakni air belum keluar. Tapi bukan kendala teknis. Karena itu disengajakan untuk bikin saya susah. Setiap kali perbaikan pipa putus, saya harus bocor Rp5 juta. Secara teknis sudah benar, tetapi di lapangan ada yang dengan sengaja merusakan pipa-pipa itu,” paparnya.
Walau begitu Fanci mengaku siap memperbaiki pipa-pipa yang sengaja diputuskan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab itu. (Sherif)