Wabup Boli saat melihat langsung proses belajar mengajar di SMPN 1 Larantuka, Selasa (13/3/18).

sergap.id, LARANTUKA – Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Flores Timur (Flotim), Agustinus Payong Boli, Selasa (13/3/18) pagi, melakukan kunjungan kerja ke SMPN 1 Larantuka.

Kunjungannya ini untuk memastikan guru-guru di sekolah itu tetap kompak pasca pencopotan Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 1 Larantuka, Yosep Marselinus Fernandez pada hari Senin (12/3/1).

Ketika sampai di SMPN 1 Larantuka, Boli mengadakan pertemuan dengan para guru dan pegawai, serta melihat langsung proses belajar mengajar siswa-siswi.

Boli meminta siswa-siswi tidak berkeliaran di luar sekolah saat jam sekolah.

“Kita sering melihat anak- anak berkeliaran di jalan sekitar pukul 09.00 hingga pukul 10.00 Wita. Jam ini sebenarnya para siswa harus berada di dalam ruang kelas untuk mendapatkan pelajaran. Ini mungkin disebabkan oleh para guru yang tidak fokus mengawasi anak-anakk,” kata Boli.

Sebelumnya, Senin (12/3/18), Bupati Flotim, Antonius Hubertus Gege Hadjon mencopot Yosep Marselinus Fernandez dan menunjuk Jhon Kolin sebagai Plt Kepsek.

Karena itu, kunjungan Boli ke SMPN 1 Larantuka hari ini, untuk memastikan bahwa tidak ada lagi pertikaian antara guru atau ada kubu-kubu guru di sekolah itu.

“Para guru harus kerja dengan baik, sebab kita ini di bayar oleh negara, dan tidak boleh lagi membahas peristiwa pemberhentian (Kepsek) kemarin,” pinta Boli sembari meminta Plt Kepsek untuk menaikan insentif bagi tenaga honor komite dan operator sesuai Upah Minimum Regional (UMR).

Wabup Boli saat pertemuan dengan para guru dan pegawai SMPN 1 Larantuka, Selasa (13/3/18) pagi.

Pencoponan Fernadez bermula ketika Senin (12/3/18), puluhan guru SMPN 1 Larantuka mendatangi Kantor Bupati Flotim di Jalan Basuki Rahmat, Larantuka. Mereka kemudian bertemu dengan Wabup Boli dan mendesak Boli untuk mencopot Fernandez.

Asalannya, Fernandez tidak mampu mengelola sistim Kegaitan Belajar Mengajar (KBM) SMPN 1 Larantuka sejak dilantik. Selain itu, manajemen pembelajaran tidak berjalan, khususnya dalam hal monitoring, evaluasi dan supervisi akademik.

Pertemuan kepengurusan komite pun tidak pernah berjalan. Justru Fernandez menaikkan iuran komite tanpa kesepakatan dengan orangtua atau wali peserta didik atau pengurus komite.

Kepemimpinan Fernandez membuat semangat kekeluargaan di antara guru dan pegawai terpecah belah. Ia mengadu domba sesama guru dan pegawai dan lebih banyak fokus pada pengelolaan dana daripada proses pembelajaran.

Pengelolaan dana BOS dan Komite tidak transparan, dan dua tahun terakhir telah tiga kali mengangkat bendahara. Sarana-prasarana pendidikan dan media praktek untuk mendukung dan menunjang proses pembelajaran di kelas tidak diperhatikan.

Fernandez selalu menolak usul saran yang disampaikan forum rapat guru dan pegawai dengan alasan pertanyaan dan saran tidak berbobot. Ia selalu mengalihkan pokok bahasan, dan selalu tidak temukan solusi setiap kali rapat.

Fernandez juga menolak akreditasi yang dilakukan oleh tim asesor dengan alasan tidak bertanggung jawab atas situasi dan kondisi SMPN 1 Larantuka.

Alasan inilah yang membuat sebagian besar guru-guru di SMPN 1 Larantuka meminta Bupati dan Wabup Flotim mencopot Fernandez. (ek/ek)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini