
sergap.id, KUPANG – Jusuf Ledo (59), seorang satpam desa di Desa Nusakdale, Kabupaten Rote Ndao tewas dalam kondisi menggenaskan. Dia dibunuh karena dituduh sebagai dukun santet.
Para pelaku yang mengeksekusi mati Jusuf adalah Yepta Elia (45), Matan Elfianus Elia (32), dan Steven Bolla (47).
Korban ditemukan oleh istrinya dalam kondisi sudah tak bernyawa di pos jaga gerbang masuk desa tempat korban biasa bertugas pada pukul 06.30 Wita tanggal 28 April 2020.
Kepada polisi, para tersangka mengaku, menghabisi korban pada pukul 00.00 Wita.
Pembunuhan dilakukan dengan cara sangat sadis. Bagian dada korban dipukul dengan batu secara berulang ulang. Sementara bagian kaki dan tangannya dipukul dengan kayu hingga korban meninggal.
Saat ditemukan oleh istrinya, dari hidung dan mulut korban keluar darah.
Berdasarkan hasil visum etrepertum, korban meninggal akibat benturan benda tumpul yang menyebabkan sejumlah luka, seperti luka sobek di pelipis kanan, tangan kanan, pergelangan tangan kanan, lengan tangan kiri, lutut kiri, dan jari telunjuk tangan kiri.
Selain itu, darah keluar dari hidung sebelah kanan dan mulut, luka di belakang lutut kaki kanan, terdapat hernia imiral di lipat paha sebelah kanan, patah pada rusuk bagian kiri nomor 5 dan 6, patah pada rusuk bagian kanan nomor 4, 5, dan 6 dan patah pada lengan tangan Kanan.
Ketiga tersangka telah ditangkap pada Senin (4/5/20) dan resmi ditahan sejak Selasa (5/5/20). Mereka  disangkakan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.
Para tersangka mengaku membunuh korban karena korban diketahui sebagai dukun santet. Namun alibi ini dipatahkan oleh polisi.
“Alibinya (tersangka), korban tukang santet di daerahnya. Maka mereka bersepakat untuk menghabisi korban,” kata Kapolres Rote Ndao AKBP Bambang Hari Wibowo seperti dilansir detik.com, Rabu (6/5/2020).
Polisi menduga kuat pembunuhan ini dilatari sengketa tanah. Sebab salah satu tersangka sempat cekcok dengan korban karena masalah tanah.
“Kalau yang kuat dugaan motifnya itu karena dendam masalah tanah, santet ini diduga alasannya aja, alibinya. Sebelumnya salah satu tersangka ada jual beli tanah sama korban. Dalam pembicaraan itu sempat cek-cok dan bersitegang, akhirnya mereka berpikiran untuk menghabisi korban,” tutup Bambang. (les/idh/jbr)