Yohana Lete Lay, pemilik UD Amanda Karya
Yohana Lete Lay, pemilik UD Amanda Karya.

sergap.id, BETUN – Penagihan utang lewat facebook kembali dilakukan oleh Yohana Lete Lay,  pemilik UD Amanda Karya yang berlokasi di Jalan Laran, Betun, ibukota Kabupaten Malaka.

Itu karena kesabaran Yohana sudah habis. Sebab sudah berulang kali dia melakukan penagihan, baik secara lisan maupun tertulis, namun hasilnya selalu nol.

Yohana pun tak habis pikir, kenapa dinas, badan, pemerintah kecamatan, Pemerintah Desa, hingga sekolah di Malaka yang berhutang padanya belum juga melunasi utangnya. Padahal utang bernilai puluhan juta rupiah itu telah berlangsung sejak tahun 2014.

“Kasihan kita pengusaha ini, sudah delapan tahun, hutang di dinas, badan, dan sekolah belum juga dibayar,” beber Yohana kepada SERGAP, Sabtu (30/1/2021) akhir pekan kemarin.

BACA JUGA: Pemkab Malaka Utang di Warung Makan

Yohana mengatakan, pihak-pihak yang berhutang padanya, sebagai berikut:

  1. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Malaka tahun 2014 senilai Rp 40.279.250.
  2. Dinas Sosial Kabupaten Malaka tahun 2014 Rp 8.786.000
  3. Badan Pengelola Perbatasan (BPP) tahun 2014 Rp 5.865.000
  4. Kecamatan Rinhat tahun 2014 Rp 1.367.000
  5. Dinas Pendapatan Provinsi NTT Rp 2.756.000
  6. Desa Numponi, Kecamatan Malaka Timur, tahun 2014, Rp 60.725.000. (Hingga Penjabat Kades masuk penjara karena korupsi dana desa, hutang ini belum dibayar juga).
  7. SDI Kleseleon Rp 3.975.0000
  8. Desa Motaain, Kecamatan Malaka Barat, Rp 4.000.000.
  9. SDK Kabukalaran Rp 2.157.000
  10. SDK Solo Rp 18.194.000
  11. SDK Kada Rp 9.310.500
  12. SDI Mamakun Rp 5.906.000
  13. SDI Boni Rp 1.500.000
  14. SDK Loomota Rp 3.390.000
  15. SDI Basdebu Rp 1.015.000
  16. SMP Satap Biris Rp 473.000
  17. SMA Negeri Bolan Rp 316.000
  18. SDI Haslaran Rp 132.000.

“Kita ada nota tanda  terima dari toko,” tegas Yohana.

Menurut Yohana, kasus utang tersebut telah ia laporkan ke Polres Malaka sejak 2 April 2020.

“Yahh terpaksa kita lapor ke pihak berwajib. Hutangnya sudah terlalu lama. Kita sudah habis kesabaran, bahkan kecewa,” katanya.

“Mereka semua yang hutang itu bermacam-macam, ada yang hutang ATK, Aqua, dan pakaian olahraga, serta keperluan kantor dan sekolah yang bisa diperoleh dari toko kami,” pungkasnya. (sb/sb)

1 Komentar

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini