Bupati Flotim saat melepas Tukik ke laut,, Jumat 8 September 2017 di Pantai Nara Lewo Tobi.

sergap.id, BIRAWAN – Bupati Kabupaten Flores Timur (Flotim), Antonius Hubertus Gege Hadjon, Jumat (8/9/17), melaunching website milik Desa Birawan dan Desa Lewo Awang, serta melepas tukik ke laut.

Launcing website dengan alamat www.birawan.web.id dan www.desalewoawang.web.com tersebut dilaksanakan di aula Kantor Desa Birawan. Sedangkan pelepasan tukik dilakukan di pantai Nara Lewo Tobi.

Hadjon mengapresiasi kreatifitas dua kepala desa di Kecamatan Ile Bura itu. “Website ini merupakan website desa pertama di Kabupaten Flores Timur, dan hal ini akan kita giatkan ke seluruh desa. Sehingga tahun 2018, website desa ini akan terintegrasi dengan kabupaten. Karena dengan adanya website, kita dapat mempublikasikan kegiatan kita di desa,” katanya.

Menurut Hadjon, apa yang telah dilakukan Kepala Desa Birawan dan Lewo Awang ini menjadi contoh yang patut diikuti oleh desa-desa lain di Flotim.

“Jika sekarang Bapak Desa pergi ke Larantuka (ibukota Flotim) untuk konsultasi, pasti mengeluarkan biaya transport. Tapi apabila sudah ada website dan terintegrasi dengan baik dengan system yang ada, maka pengeluaran itu tidak perlu lagi. Dengan website kita akan lebih transparsnsi terkait pengelolaan keuangan,” tegasnya.

Usai melepas Tukik, Hadjon berjanji akan membangun pos pengaman pantai agar dapat memantau dan menjaga keamanan pesisir pantai dan laut di wilayah Kecamatan Ile Bura.

Kepala Desa Birawan, Tarsisius Buto Muda, menjelaskan, Sistem Informasi Desa  dan administrasi Desa melalui website Desa ini adalah kebijakan Anggaran Desa Birawan tahun 2017. “Ini adalah kebutuhan yang tidak bisa ditunda,” tegasnya.

Sayangnya, jaringan telkomsel di Desa Birawan kurang baik. Bahkan di Desa Lewo Awang lebih parah.

“Untuk telpon saja, HP harus diletakkan di dalam tempurung pada  tiga titik atau harus berjalan kaki sepanjang  4 km ke Desa Birawan. Meski demikian, Pemerintah Desa dan masyarakat memiliki semangat yang  luar biasa. Suka dan duka kami hadapi dengan senyuman. Kadang kami hanya bisa off line, dan jika ke Boru atau ke Larantuka baru bisa On Line. Dengan demikian kebutuhan kami yang paling utama dalam pengembangan Sistem Informasi Desa ini adalah Tower Telkomsel. Sebuah mimpi yang sampai saat ini belum terjawab,” papar Tarsius.

Bupati Flotim saat Launching Website Desa di Kantor Desa Birawan, Jumat 8 September 2017.

Kata Tarsius, seiring dengan Rencana Pembangunan Jangka  Menengah Kabupaten Flores Timur yang terumus dalam Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati, yakni Selamatkan Laut Kita, maka Pemerintah Desa Birawan sudah menterjemahkan itu kedalam Program dan Kegiatan yang tertuang dalam APBDes  Desa Birawan 2017, dan melahirkan beberapa Komitmen Bersama, di antaranya: Pemerintah Desa dan BPD harus membuat Peraturan Desa tentang Perlindungan laut, Dilarang merusak terumbu karang, Semua masyarakat dilarang menangkap Biota laut yang dilindungi UU termasuk Penyu.

Saat ini regulasi Perdes sudah sampai pada tahapan sosialisasi Ranperdes Perlindungan Pesisir dan Laut dan sedang di asistensi ke Bagian Hukum Setda Flotim.

Selain itu, pada tanggal 12 Agustus 2017, Desa Birawan telah melepaskan 10 meja Transplantasi terumbu karang ke laut yang dibiayai dari dana desa sebesar Rp43 juta. Ini adalah kemitraan dengan Misool Baseftin yang mendampingi kelompok konservasi terumbu karang WAI BELE yang beranggotakan orang-orang muda Desa Birawan.

Sedangkan pada Juni 2017, satu ekor penyu bertelur diselamatkan oleh Dedy Kedang, orang muda Birawan. Setelah itu, tanggal 1 Juli, satu ekor lagi diselamatkan oleh Nikolaus Nani Temu, juga warga Birawan.

“Tanggal 14 Juli ada 81 butir  telur penyu yang diselamatkan oleh Antonius Beo Uran, dan  pada 21  Juli, ada 131 butir bersama  induknya  diselamatkan oleh bapak Martinus Lenaraja dan bapak Bendiktus Jawa Muda. Induk Penyu semuanya dikembalikan ke laut, sementara telurnya mudah-mudahan pada saatnya nanti dapat menetas dengan baik,” papar Tarsius.

“Dengan segala keterbatasan, baik sumber daya manusia, maupun  sarana prasarana penangkaran,  kami sudah berupaya semampu kami. Kiranya kisah inspiratif dari Birawan ini mampu  menggerakan desa – desa pesisir lainnya untuk menjadikan Konservasi sebagai sebuah Gerakan Bersama sambil berharap adanya perhatian dari Pemerintah Daerah,” tutup tarsius. (Eman Koten)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini