
sergap.id, VATIKAN – Seluruh uskup yang baru dilantik pada tahun 2024 lalu dipanggil ke Vatikan untuk mengikuti kursus formasi tahunan yang diselenggarakan oleh Dikasteri atau departemen yang bertugas membantu Paus dalam memilih dan mengawasi para uskup baru.
Kursus tersebut berlangsung di aula Palazzo delle Congregazioni di Piazza Pio XII di depan Lapangan Santo Petrus, Vatikan, sejak Rabu 3 September hingga Kamis 11 September 2025.
Ada 4 uskup dari indonesia yang mengikuti program tersebut, yakni Uskup Agung Ende Mgr Paulus Budi Kleden SVD, Uskup Surabaya Mgr Agustinus Tri Budi Utomo (Uskup Didik), Uskup Labuan Bajo Mgr Maksimus Regus, dan Uskup Timika Mgr Berardus Bofitwos Baru, OSA.
Di acara puncak pada Kamis (11/9/2025) malam, seluruh peserta mendapat kesempatan bertemu dan beraudiensi langsung dengan Paus Leo XIV, tak terkecuali 4 Uskup dari Indonesia.
Namun sebelum bertemu Paus, keempat pemimpin Gereja Katolik dari Indonesia tersebut terlebih dahulu diterima oleh Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci, Trias Kuncahyono, dalam suasana hangat yang juga dihadiri dua imam asal Indonesia yang sedang studi di Roma, yakni Romo Aldy dan Romo Gatot.
Kepada para Uskup, Paus Leo mengingatkan panggilan mendasar sebagai seorang Uskup, yakni melayani dengan rendah hati.
“Pelayanan bukan sekadar tindakan luar, tetapi panggilan untuk kebebasan batin, kemiskinan roh, dan kesiapan mengasihi,” tegas Paus.
-
Makna Spiritual
Bagi Mgr Paulus Budi Kleden, pertemuannya dengan Paus Leo ini memiliki makna spiritual yang mendalam. Audiensi dengan Paus Leo tidak hanya menjadi simbol penguatan panggilan pelayanan, tetapi juga tanda keterlibatan aktif Gereja Katolik Indonesia dalam dinamika global Gereja semesta.
Meski audiensi bersifat kolektif, tapi momen tersebut menjadi istimewa bagi umat Katolik di Indonesia, terutama yang tinggal dan berkarya di wilayah kerja Keuskupan Agung Ende.
Sebagai teolog sekaligus mantan Superior Jenderal Serikat Sabda Allah (SVD), Mgr Paulus Budi Kleden telah tampil di panggung internasional membawa wajah gereja lokal ke jantung Gereja Katolik Roma di Vatikan.
Pengalaman berharga ini diyakini akan memperkaya visi pastoralnya di Keuskupan Agung Ende. Dengan semangat pelayanan yang digariskan Paus, Mgr Mgr Paulus Budi Kleden diharapkan mampu menghadirkan Gereja yang semakin dekat dengan umat, setia pada iman, dan terbuka pada tantangan zaman.
Mgr Paulus Budi Kleden pun dengan penuh kerendahan hati mempersembahkan doa serta komitmen untuk terus menjaga persaudaraan sejati di tengah umat. Ia menegaskan kembali mottonya: “Caritas Fraternitatis Maneat in Vobis” – Peliharalah Kasih Persaudaraan.
Pertemuan tersebut menjadi simbol eratnya ikatan antara Takhta Suci dan Gereja Katolik Indonesia, sekaligus menegaskan panggilan Gereja untuk terus menebarkan kasih persaudaraan di dunia.
-
Labuan Bajo
Dalam pertemuan itu, Uskup Labuan Bajo Mgr Maksimus Regus, mengajak Paus Leo mengunjungi Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Paus pun menyatakan kesanggupannya, namun belum memastikan kapan bisa berkunjung ke negeri Komodo itu.
-
Dikasteri
Dikasteri untuk Uskup, sebelumnya bernama Kongregasi untuk Uskup dengan nama Latin: Congregatio pro Episcopis, yakni badan atau departemen Kuria Roma Gereja Katolik yang mengawasi pemilihan sebagian besar uskup baru. Usulannya memerlukan persetujuan Paus agar berlaku, tetapi biasanya dipatuhi Paus.
Selain itu, Dikasteri juga menjadwalkan kunjungan dengan interval lima tahun yang wajib dilakukan para uskup ke Roma, serta mengelola pembentukan keuskupan-keuskupan baru di berbagai belahan dunia. (sg/cp)































