sergap.id, MBAY – Perjuangan Forum Penolakan Waduk Lambo akhirnya terhenti dan balik mendukung pelaksanaan proyek yang akan menghabiskan Rp 1 triliun lebih itu. Kenapa menyerah?
“Pak Kapolres menjelaskan bahwa lokasi di Malawaka sudah dilakukan survei oleh tim ahli, namun lokasi tersebut tidak layak untuk dibangun Waduk. Berdasarkan penjelasan tersebut, kami baru tahu bahwa apa yang digembar-gemborkan selama ini, ternyata tidak benar”, ujar Ketua Forum Penolakan Waduk Lambo, Bernadinus Gaso, kepada SERGAP di Mbay, ibukota Kabupaten Nagekeo, Selasa 5 April 2022.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya tidak akan menghalangi rekanan dalam menyelesaikan proyek itu.
“Selama ini yang kami perjuangkan adalah agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo memperhatikan hak-hak masyarakat adat Malapoma, Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan. Tapi setelah mendengar penjelasan Pak Kapolres, maka demi kepentingan umum, kami siap mendukung penuh pembangunan Waduk Lambo”, tegasnya.
Walau begitu, Gaso berharap Pemkab Nagekeo segera mengakomodir semua hak-hak masyarakat adat.
“Sekecil apa pun itu, itu hak kami yang harus akomodir,” pintanya.
Gaso menjelaskan, sesungguhnya Forum Penolakan sangat mendukung pembangunan Waduk. Hanya saja forum meminta lokasinya dipindahkan ke Malawaka.
“Jadi tidak benar kami tolak Waduk”, tegasnya.
“Untuk itu saya mewakili keluarga besar Dusun Malapoma mendukung penuh pembangunan Waduk. Kami tidak akan menghalang-halangi pihak penyedia jasa untuk melakukan pekerjaan di lapangan, karena semua untuk kepentingan kita bersama. Ini saya sampaikan secara resmi di depan Bapak Kapolres Nagekeo”, pungkasnya.
Sementara itu, Kapolres Nagekeo, AKBP. Yudha Pranata, SH. SIK, berharap masyarakat dapat bekerjasama guna menyukseskan pembangunan Waduk Lambo.
“Ini Program Strategis Nasional yang wajib kita dukung. Mari kita kawal bersama proses ini hingga selesai”, pintanya. (sg/sg)
