
sergap.id, KEFA – Angka stunting di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) hingga kini masih sangat tinggi, yakni 42 persen yang penyebarannya merata di 183 Desa.
“Tingginya angka stunting ini dikarenakan berbagai faktor, termasuk faktor budaya dan pola hidup yang harus dirubah. Yang paling menonjol adalah anak-anak yang dilahirkan dari pasangan tidak sah secara Agama, dan kehamilan yang tidak diketahui,” ujar Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, saat bertatap muka dengan Bupati TTU Ray Fernandez bersama pimpinan OPD setempat, serta para Camat, Kepala Desa, Lurah, tenaga pendidik, dan tenaga kesehatan se Kabupaten TTU di Balai Binmaffo, Kefa, TTU, Rabu (12/2/20) pagi.
Karena itu, Viktor meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) TTU gencar mengatasi stunting di semua desa. Termasuk melakukan pendataan terhadap ibu hamil dan bayi yang baru lahir. Sehingga pemberian bantuan asupan gizi tepat sasaran.
“Harus urus administrasinya. Yang belum nikah (sah) gereja, harus lapor dan didata agar diberikan solusi dan diarahkan untuk mendapatkan dokumen kependudukan. Sehingga (jika ada masalah, mudah) mendapatkan bantuan,” tegasnya.
Menurut Viktor, Camat, Lurah dan Kepala Desa wajib memperhatikan kepentingan hidup masyarakatnya, termasuk kepada mereka yang hamil dari pasangan tidak resmi atau hamil diluar nikah dan enggan memeriksa kehamilannya ke Puskesmas.
“Mohon kepala desa dan camat arahkan mereka ke puskesmas. Sehingga bisa turunkan angka stunting di TTU,” pintanya.
Kata Viktor, masalah stunting telah mempermalukan NTT di mata dunia. Sebab stunting di NTT terus meningkat.
“Itu bukan kesalahan Pemda atau Gereja. Ini salah kita semua. Karena itu kita harus bangun sitem (menghalau stunting) yang baik. Mulai dari kehamilan yang harus dilaporkan ke desa, dilaporkan ke Puskesmas, lalu didata agar dapat menerima bantuan asupan makanan yang baik,” ucap Viktor.
“Kalau sudah hamil, jangan ke tim doa dan dukun beranak. Pergilah ke Puskesmas,” tegas Viktor.
Di tempat lain (bukan di TTU), kata Viktor, ada ibu hamil periksa kehamilannya ke dukun beranak.
“Untuk turunkan angka stunting, maka ibu hamil harus selalu didata. Ibu hamil ini tiap hari harus makan kelor agar anak yang dikandung memiliki bangunan fisik yang kuat. Bupati juga harus dorong 183 Kepala Desa ini untuk menanam kelor. Setiap Kepala Keluarga harus menanam minimal sebanyak lima pohon. Ini untuk menurunkan angka stunting yang ada di desa-desa di TTU,” pungkasnya. (sel/sel)