sergap.id, BOAWAE – Krisis air bersih saat ini tengah melanda masyarakat Desa Wolowea Barat, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo.
Puluhan Kepala Keluarga (KK) di Dusun 02 hanya mengandalkan satu kran air untuk kebutuhan mereka sehari-hari.
Warga mengaku demi mendapatkan air, mereka rela antre berjam jam.
“Kami di sini air sulit. Jangankan untuk mandi, buat minum saja susah, debit airnya kecil, kalau yang datang ambil air banyak, mau tidak mau harus tunggu, antre bisa sampai 2 sampai 3 jam, apalagi jatah air di setiap dusun hanya diberi dua hari sekali,” ujar Anastasia, warga Wolowea Barat kepada SERGAP pada Jumad (04/10/19) siang.
Anastasia menjelaskan, pasokan air bersih yang didapat hanya cukup untuk minum.
“Kalau mau mandi biasanya ke kali (sungai). Kalau di sini khusus untuk minum saja,” tegasnya.
Menurut dia, sudah lama Pemerintahan Desa (Pemdes) Wolowea Barat memasang jaringan perpipaan dan sumur bor untuk air bersih. Namun jaringan tersebut sampai saat ini tidak berfungsi.
“Itu di sebelah sana ada sumur bor, tapi air tidak pernah keluar-keluar sampai hari ini,” ujarnya.
Karena itu, dia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo segera memanfaatkan jaringan perpipaan itu untuk memenuhi kebutuhan air .
“Kami minta Pemda Nagekeo perhatikan kami. Karena kami sudah lama belum punya air bersih dari PDAM,” pintanya.
Persoalan tersebut diakui Sekretaris Desa (Sekdes) Wolowea Barat, Agustinus Bhia Wea.
Ia mengatakan, persoalan air bersih di Wolowea sudah berlangsung lama.
“Kalau musim panas disini sering mengalami krisis air. Pasokan air saat ini kami gunakan dari sumber mata air di Mulakoli, debetnya kecil, tidak cukup buat seluruh masyarakat,” bebernya.
Ia mengaku, tahun 2019 Desa Wolowea Barat mendapat alokasi dana dari Pemkab Nagekeo untuk pengadaan jaringan air bersih.
“Syukur ini tahun kami dapat alokasi dari pemda untuk Pemberian Air Minum Bersih dan Sanitasi Masyaraka (Pamsimas). Kemungkinan November sudah mulai dikerjakan,” pungkasnya. (sev/sev)
