Standar pekerjaan pekerasan jalan harus memakai agregat B dan A. Sebab agregat merupakan salah satu komponen utama dari struktur perkerasan jalan yang sangat berperan menentukan mutu, baik kekuatan maupun ketahanan dari jalan itu sendiri.
Standar pekerjaan pekerasan jalan harus memakai agregat B dan A. Sebab agregat merupakan salah satu komponen utama dari struktur perkerasan jalan yang sangat berperan menentukan mutu, baik kekuatan maupun ketahanan dari jalan itu sendiri.

sergap.id, BALAURING – Proyek peningkatan jalan Balauring – Wairiang yang kini sedang dikerjalan oleh PT Anak Lembata Grup tidak menggunakan agregat. Padahal standar pekerjaan pekerasan jalan harus memakai agregat B dan A. Sebab agregat merupakan salah satu komponen utama dari struktur perkerasan jalan yang sangat berperan menentukan mutu, baik kekuatan maupun ketahanan dari jalan itu sendiri.

Sayangnya, hasil amatan SERGAP pada proyek senilai Rp 10.144.000.000 yang bersumber dari APBD 1 bernomor kontrak: PUPR.BM.05.01/602/29/III/2020 tanggal 3 Maret 2020 itu tidak menggunakan agregat.

“Tidak harus (pakai) agregat B,” ujar Direktur PT Anak Lembata Grup, Min Bone, saat dihubungi SERGAP via WhatsApp, Rabu (26/8/20) malam, pukul 19.34 Wita.

Pernyataan Min Bone di atas bertentangan dengan standar pekerasan jalan yang ditetapkan oleh Kementerian PUPR, yang mengharuskan pekerasan jalan memakai agregat B dan A. Sebab mutu dan sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan jalan dalam memikul beban lalu lintas.

Disamping itu mutu dan sifat agregat juga merupakan faktor penting dalam menentukan daya tahan terhadap cuaca.

Agregat yang harus dipakai pun harus berasal dari batu padat/keras atau tidak mengalami keausan dan tahan abrasi yang tinggi, agar konstruksi jalan dapat melayani arus lalu-lintas sesuai dengan umur rencana pembangunan jalan tersebut.

Jika tidak menggunakan agregat, maka kondisi jalan akan cepat rusak, seperti jalan-jalan provinsi yang berada di kabupaten lain di NTT.

“Standar pekerasan jalan itu semua sama. Semua harus pakai agregat. Struktur badan jalannya pun harus kuat, apalagi tanah (dasar) di daerah ini sifatnya labil,” ujar Endy, warga Balauring. (bel/cs)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini