Kepala Seksi Registrasi Sarana Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Kupang, Dewi Masae
Kepala Seksi Registrasi Sarana Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Kupang, Dewi Masae.

sergap.id, KUPANG – Ternyata ada cerita pelik dibalik penutupan sementara operasional Klinik King Care dan Klinik ASA di Kota Kupang pada tanggal 2 dan 4 Agustus 2021.

Kronologi penutupan berawal dari tes cepat hingga PCR terhadap Almarhumah Pendeta Johnesty Radja Pono Sine, S,Th semasa hidup.

Awalnya, pada hari Minggu (1/8/21), Sang Pendeta yang memiliki riwayat sakit cukup lama itu dinyatakan reaktif covid berdasarkan rapid test yang dilakukan oleh King Care. Namun hasil ini diprotes oleh keluarga Pendeta. Keluarga lantas meminta untuk dilakukan tes PCR.

Karena itu, Senin (2/8/21) pagi, King Care yang baru seminggu melakukan kerjasama dengan Klinik ASA, khusus dalam hal tes PCR, mengambil alat pengambil sampel PCR di Klinik Asa, selanjutnya mengambil sampel Pendeta Sine, dan menyerahkan sampel itu ke Klinik Asa untuk diuji di Lab PCR milik Klinik ASA.

Kepada keluarga Pendeta, pihak King Care menjelaskan bahwa hasil PCR biasanya akan keluar dalam dua atau tiga hari kedepan. Namun sebelum hasil PCR keluar, Pendeta Sine meninggal dunia pada Senin (2/8/21) sore. Saat itulah terjadi kegaduhan di tengah jemaat Gereja Alfa Omega, Labat, Kupang, apakah Pendeta Sine dikuburkan secara covid atau non covid?

Kegaduhan ini akhirnya sampai juga ke telinga Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore, dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati, M.Kes, yang kemudian keduanya datang melayat ke rumah duka.

Dan, untuk memastikan apakah almarhumah postif atau negatif covid, maka Retnowati mendatangi King Care dan menunggu hasil PCR dari lab PCR ASA hingga Senin (2/8/21) malam. Hasilnya, tes PCR tersebut menyatakan bahwa Almarhumah Pendeta Sine negatif covid.

Saat itu juga Retnowati langsung memerintahkan manajemen King Care untuk menutup sementara pelayanan kepada masyarakat umum, dan larangan itu langsung dipatuhi oleh manajemen King Care.

Sementara klimaks dari perbedaan hasil rapid dan PCR tersebut, akhirnya Almarhum Pendeta Sine dikebumikan dengan cara non covid di Oesapa, Kota Kupang, pada tanggal 3 Agustus 2021.

Belakangan setelah diusut, diketahui pula ternyata lab PCR milik klinik ASA tidak memiliki ijin resmi. Akibatnya, Klinik yang berlokasi di jalan Pemuda, Kuanino, Kota Kupang itu, ikut ditutup pada tanggal 4 Agustus 2021.

Kepada SERGAP, Senin (9/8/21) pagi, Retnowati melalui Kepala Seksi Registrasi Sarana Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Kupang, Dewi Masae, menjelaskan, secara adminitrasi, klinik King Care dan Kilik Asa memiliki ijin operasional yang sudah diperbaharui.

“King Care berdiri sudah 5 tahun. Ijinnya sudah diperbaharui dan berlaku mulai 25 Mei 2021 sampai 25 Mei 2026. Sementara klinik ASA ijinnya sudah diperbaharui sejak 2017 dan masa berlakunya sampai 24 Oktober 2022. Jadi, untuk legalitasnya, tidak ada masalah, karena ijin kedua klinik ini masih aktif,” ujarnya.

Namun terkait penutupan sementara dua klinik tersebut, menurut Dewi, disebabkan oleh pelangaran yang dilakukan King Care dan ASA.

“King Care hanya memiliki ijin untuk melakuan tes antigen. Tapi kemarin King Care melampaui kewenangan dengan melakukan kerjasama dengan Lab PCR yang belum memiliki ijin operasional, yakni Lab PCR Klinik ASA. Sementara kesalahan klinik ASA adalah belum memiliki ijin Lab PCR dan dari 20 orang karyawannya hanya 3 yang memiliki SIP (surat ijin praktik),” bebernya.

Selain itu, kata Dewi, setelah dilakukan pemeriksaan langsung di Klinik ASA ditemukan juga fasilitasi yang disediakan Klinik Asa tidak memenuhi standar covid-19, diantaranya tempat duduk di ruang tunggu tidak dibatasi jarak dengan tanda silang, serta bagian pelayanan administrasi tidak dibatasi dengan kaca atau plastik pembatas.

“Kalau jumlah sampel PCR yang sudah dites oleh klinik ASA sebanyak 30 sampel, ini berdasarkan data dari ASA,” ungkapnya.

Dewi menambahkan, “Per hari ini (Senin 9/8/21), King Care telah memperbaiki ijin. Begitu juga dengan ASA sudah mulai memperbaharui administrasinya dan fasilitas pendukung di klinik”.

  • Baru Tahu Klinik ASA Belum Punya Ijin Lab PCR

Perintis sekaligus pemilik klinik King Care, dr. Yoseph E. Gonang, mengaku, pihaknya baru mengatahui kalau Lab PCR ASA belum berijin.

“Kami memang melakukan kerjasama dengan Lab PCR ASA. Tapi kami baru tahu bahwa Lab PCR ASA belum memiliki ijin setelah masalah ini mencuat,” ucap dr Gonang kepada SERGAP, Senin (9/8/21) malam.

“Selain dengan ASA,  kami juga bekerjasama dengan Prodia, dan dengan Prodia, kami tidak ada masalah,” ungkapnya.

Menurut Gonang, sejak King Care bekerjasama dengan ASA, ada lima sampel PCR yang yang diberikan ke ASA.

“Kami baru satu minggu kerjasama. Kerjasama ini kaitan dengan pengambilan sampel PCR,” tegasnya.

BACA JUGA: King Care dan ASA Ditutup Sementara

Sementara Andika, pemilik Klinik ASA, belum bersedia memberikan penjelasan detail terkait masalah ini. “Mungkin (hari) Rabu saya undang pak, sekalian penjelasan semuanya,” katanya.

  • Diperiksa Polisi

Berdasarkan pantauan SERGAP pada Senin (9/8/21) siang, pemilik Klinik ASA dan Klinik King Care telah diperiksa oleh penyidik Tipidkor Polres Kupang Kota.

BACA JUGA: Mobil Pelayat Almarhumah Pendeta Sine Terbalik

Pemeriksaan tersebut berdasarkan surat panggilan (SP) yang diberikan kepada kedua pemilk klinik tersebut.

Hal ini dibenarkan oleh dr. Yoseph E. Gonang saat ditemui SERGAP pada Senin (9/8/21) malam. “Iya, tadi saya di Polres Kupang Kota. Saya dimintai keterangan seputar ijin. Itu saja,” ucapnya singkat. (rdp/rdp)

3 Komentar

  1. Kalau memang klinik asa belum ada ijin mengapa harus terima sampel pcr?, Dan saya rasa klinik king care tau rumah sakit rujukan yang di tunjuk pemerintah untuk melakukan pemeriksaan sampel pcr.
    Tolong di telusuri apakah ada unsur kesengajaan disini, yg akhir nya merugikan banyak orang ,terutama warga jemaat Alfa omega labat.

  2. Terkait berita di atas.. saya ingin menjelaskan.. bahwa lab ASA juga berbohong tentang hasil lab PCR yang dinyatakan negatif..

    Saya punya copyannya dan malam itu saat Menunggu hasilxa, saya ada disana, dengan beberapa petugas LAB yg terlihat ketakutan..

    Di hasil printout LAB ASA menjelaskan hasil PCR negatif.. namun dalan hitungan CN/CT masih positif.. karena hasil CN/CT 28.. sedangkan nilai ambang batas CN/CT 34..
    Lab ASA berbohong.
    Dan untuk hal ini saya sebagai warga dan jemaat sangat dirugikan..
    Mohon di tanggapi..
    Saya punya foto dari printout hasil PCR..
    Terimakasih..
    Salam kemerdekaan

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini