sergap.id, KUPANG – Orias Petrus Moedak dan Sebastian Salang (OASE) resmi mendaftar sebagai Bakal Calon Gubernur (Bacagub) dan Bakal Calon Wakil Gubernur (Bacawagub) Provinsi NTT periode 2024-2029 di Partai Demokrat pada Selasa (14/5/24) pagi.
OASE tiba di Kantor DPD Demokrat NTT sekitar pukul 10.00 Wita didampingi keluarga dan puluhan teman sekolah. Rombongan OASE diterima oleh Ketua DPD Partai Demokrat NTT, Leo Lelo, bersama jajaran Demokrat lainnya
Sebelumnya OASE telah mendaftar di PDI Perjuangan, PKB, PAN, Gerindra, Hanura, dan PSI.
“Kami mendaftar di tujuh partai ini karena di NTT tidak ada satu partai pun yang bisa mengusung paket sendiri”, ujar Orias.
Sebagai Bacagub dan Bacawagub, kata Orias, OASE hadir dengan visi NTT Sukses dan misi NTT Sejahtera. Visi itu adalah komitmen untuk menghilangkan stigma NTT sebagai provinsi termiskin dan terkebelakang dalam berbagai hal yang buruk. Sedangkan NTT sejahtera adalah menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat NTT.
Visi misi ini akan dicapai melalui program pembanguan yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya insani NTT di bidang pendidikan dan kesehatan melalui peningkatan ekonomi masyarakat di bidang pertanian, peternakan, kelautan, dan pariwisata.
OASE juga akan menghadirkan birokrasi yang profesional, bertanggungjawab, dan transparan, serta membangun ASN yang handal dan yang memahami kebutuhan masyarakat serta siap melayani masyarakat.
Mantan Bendahara TPN Ganjar-Mahfud ini menambahkan, Paket OASE datang dengan tagline singkat, padat, dan berani, yakni JANGAN MENCURI. Tagline ini muncul dari keprihatinan terhadap masalah korupsi yang masih merajalela di NTT.
“Jangan mencuri itu bukan masalah pemberantasan korupsi, tapi mencegah terjadinya korupsi. Kalau sudah terjadi korupsi maka itu adalah urusan Aparat Penegak Hukum. Jangan mencuri itu bisa dilakukan oleh semua kita. Karena itu tidak butuh pelajaran khusus. Cukup dengan tekad jangan mencuri, maka itu dapat mencegah praktek korupsi di NTT”, tegasnya.
Sementara itu, Salang yang kini masih menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, mengatakan, OASE tidak mendaftar ke Golkar karena partai berlogo pohon beringin itu menutup pintu pendaftaran bagi bacagub dan bacawagub NTT.
“Kami daftar ke Demokrat karena Demokrat membuka diri. Kalau seandainya Partai Golkar buka pendaftaran, maka kami akan daftar. Tapi karena tidak buka, maka kami tidak daftar”, ungkapnya.
Menurut dia, beberapa bulan lalu DPD I Partai Golkar NTT telah melaksanakan Rakerda dan Rapimda yang merekomendasikan siapa calon gubernur dan siapa calon wakil gubernur. Rekomendasi itu pun sudah diumumkan ke publik. Tapi rekomendasi itu tidak dipatuhi oleh Ketua DPD I Golkar NTT Melki Laka Lena.
“Dia membuat keputusan yang lain, yakni tidak membuka pendaftaran. Padahal, jika Melki ingin merubah hasil rekomendasi Rakerda dan Rapimda itu, maka harus dibuatkan Rakerda atau Rapimda yang baru untuk membatalkan keputusan Rakerda atau Rapimda sebelumnya. Apalagi Golkar tidak bisa mengusung paket sendiri. Golkar harus koalisi dengan partai lain”, paparnya.
“Kalau Melki klaim bahwa Calon (Gubernur NTT) dari Partai Golkar hanya dia sendiri, maka itu belum final. Karena politik itu seni dari dari segala kemungkinan. Peluang masih terbuka bagi orang lain selain Melki. Apalagi proses finalnya ada di DPP”.
“Partai lain juga ada kadernya yang maju, tapi mereka membuka ruang untuk menerima calon non partai. Partai yang terbuka itu mestinya begitu. Dia membuka ruang untuk calon bersaing secara sehat. Saya harap hal ini bisa menjadi catatan bagi DPD I Partai Golkar NTT”, pungkasnya
Di saat yang sama, Ketua DPD Partai Demokrat NTT, Leo Lelo, menegaskan, Partai Demokrat membuka peluang bagi siapa saja yang ingin mendaftar sebagai bacagub atau bacawagub. Walaupun sikap Partai Demokrat lebih mengutamakan kader sendiri untuk menjadi Bacagub atau Bawagub.
Ada tiga nama kader Partai Demokrat yang berpotensi menjadi Bacagub atau Bawagub NTT berdasarkan rekomendasi Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Partai Demokrat tanggal 4 Mei 2024 lalu, yakni Benny Kabur Harman (BKH), Anita Gah, dan Leo Lelo
“Tapi jika kader tidak ada yang maju, maka kader non partai akan didorong menjadi Calon Gubernur atau Calon Wakil Gubernur”, ucap Leo. (re/re)