Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat memegang buah Lontar.

sergap.id, KUPANG – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengatakan, pohon lontar merupakan sumber kehidupan masyarakat NTT.

Mengapa disebut pohon kehidupan, sebab semua bagian pohon, mulai dari batang hingga daun, dan lain sebagainya, dapat digunakan untuk kepentingan hidup masyarakat NTT.

“Karena itu, saya mengapresiasi kreativitas dan inovasi anak-anak muda yang telah dikirim Pemerintah Provinsi NTT ke Universitas Griffith Australia beberapa waktu lalu,” ucap VBL di sela-sela pembuatan video untuk kepentingan Festival Lontar yang akan digelar pada Oktober 2020 di Pantai Lasiana, Kota Kupang, Minggu (15/03/20).

Proses pembuatan video ini disaksikan oleh Prof Dr. Wardiman Djojonegoro (85 tahun) yang adalah Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 1993 – 1998 di bawah Pemerintahan Presiden Soeharto dalam Kabinet Pembangunan VI.

Menurut VBL, pohon lontar bagi orang NTT merupakan pohon kehidupan. “Batangnya digunakan untuk material perumahan seperti untuk dinding dan sebagainya; daunnya untuk atap; buahnya untuk nira yang diolah menjadi gula atau minuman serta makanan,” jelas VBL.

Kata VBL, dari pohon lontar ini juga, nenek moyang orang NTT telah mewariskan karya intelektual untuk dunia, yakni alat musik Sasando.

“Selain alat musik Sasando; dari daunnya juga dibuatkan Topi Ti’i Langga yang telah menjadi bagian penting dari busana khas NTT, khususnya masyarakat di Kabupaten Rote Ndao,” ucap VBL.

“Satu hal yang penting dari batang lontar ini juga dimanfaatkan untuk membuat peti jenazah. Jadi,, pohon kehidupan ini melekat sangat erat dengan kehidupan manusia NTT; sejak lahir sampai meninggal. Jujur saya mengapresiasi anak-anak muda kita yang akan mengangkat citra pohon lontar ini dalam sebuah festival,” tandas VBL.

Dalam festival nanti, anak-anak muda NTT akan mengeksplorasi kegunaan pohon lontar bagi kehidupan manusia dalam berbagai produk.

Festival ini akan melibatkan kurang lebih 2 ribu penari khas NTT dan keseluruhan koreografinya menceriterakan tentang filsafat budaya orang NTT dan eksplorasi filosofis hubungan antara pohon lontar sebagai pohon kehidupan manusia NTT.

Lalu apa respons dan pendapat Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tahun 1993 – 1998?

Prof. Wardiman memberikan pujian dan apresiasi yang tinggi kepada VBL yang sangat peduli terhadap pengembangan potensi  generasi millenial di NTT dengan mengirim mereka untuk meningkatkan kapasitas intelektual dan ketrampilannya (skills) ke berbagai negara.

“Saya  mengapresiasi generasi muda NTT yang akan mengadakan festival Lontar pada Oktober 2020 yang akan datang,” ucap dia, sambil tersenyum.

  • Kirim 1000 Pemuda

Gubernur NTT dan Wakil Gubernur NTT, VBL dan dan Josef Nae Soi (JNS) melalui Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinkopnakertrans) Provinsi NTT telah mengirim 25 orang dari 1.000 pemuda NTT ke luar negeri.

Pengiriman ini untuk menjawab tantangan membangun para wirausahawan muda agar dapat menjadi agen perubahan dan perkembangan ekonomi di bumi Flobamorata pada waktu mendatang.

Pengiriman dilakukan dalam beberapa tahap, yakni tahap pertama sebanyak 25 orang yang dikirim ke Griffith University Australia.

Total biaya untuk pengiriman perdana ini senilai kurang lebih Rp 3 Miliar dengan pembagian Rp 1,2 Miliar untuk kerjasama dengan Griffith University.

Biaya ini bukan diambil dari APBD, tetapi dari sponsorship pihak ketiga yang tidak mengikat. (Red/Valeri Guru)