Satu ekor babi di Kampung Helena, RT 029, Dusun 04, Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, mati mendadak, Selasa (15/9/20).
Satu ekor babi di Kampung Helena, RT 029, Dusun 04, Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, mati mendadak, Selasa (15/9/20).

sergap.id, AERAMO- Puluhan ekor babi di Kampung Helena, RT 029, Dusun 04, Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, tiba-tiba mati. Diduga akibat terjangkit virus African Swine Fever (ASF).

Minggus Mere warga kampung Helena, mengatakan, kematian babi secara mendadak ini sudah terjadi sejak seminggu yang lalu.

“Pada awalnya  babi milik tetangga saya mati mendadak, tidak lama berselang babi milik kami di kampung juga mengalami hal serupa,” tuturnya.

“Babi saya ada 4 ekor yang mati, kematiannya tidak serentak, tapi tiap hari pasti ada yang mati. Semua sudah saya kubur,” ucapnya.

Mere mengakui Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo pernah memberikan vaksin.

“Tapi jumlah kematian babi semakin meningkat,” ungkapnya.

Mere berharap, Pemerintah Kabupaten Nagekeo segera turun ke kampung Helena guna membantu masyarakat mengatasi kasus kematian babi.

Sementara itu, Daku Dhai, salah seorang peternak babi di kampung Helena, mengatakan, saat dirinya akan memberi babi makan, babinya tiba-tiba tidak mau makan.

“Selang beberapa lama kemudian langsung mati,” bebernya.

Kasus kematian babi bukan hanya dialami Mere dan Dhai, tetapi hampir seluruh pemilik babi di Helena.

Kasus ini sudah dilaporkan ke Pemerintah Desa. Hingga hari ini (15/9/20) sudah 60 ekor babi yang mati.

Berikut data ternak babi yang mati mendadak:

  1. Karim 3 ekor.
  2. Us, 1 ekor
  3. Nero: 1 ekor
  4. Yosep Mbusa, 4 ekor
  5. Yuti, 4 ekor
  6. Dolo, 13 ekor
  7. Piter Sedhu 3 ekor
  8. Daku Dhai, 9 ekor
  9. Anis, 17 ekor
  10. Minggus Mere, 4 ekor
  11. Nus Je, 3 ekor
  12. Niko Dando, 3 ekor.

Plt Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo, Apolonaris Meo Una, menjelaskan, setiap tahun pihaknya selalu memberikan vaksinasi SE dan HC pada babi, dengan harapan informasi kegiatan vaksinasi dapat diteruskan oleh para kepala desa atau Lurah kepada masyarakat.

“Banyak kasus kematian terjadi jika ternak tidak sempat divaksin karena ketidakhadiran pemiliknya, pada saat petugas datang ke rumah warga,” kata Una kepada SERGAP melalui telpon Selasa (15/9/20) pukul 20:31 Wita.

Una menambahkan, beberapa waktu lalu, stafnya telah turun ke lapangan untuk mengecek kasus kematian babi.

“Besok saya perintahkan kepala resort untuk melakukan vaksin ternak di Desa Tedamude, sementara untuk Aeramo akan menyusul sesuai jadwal yang sudah kita tentukan,” pungkasnya. (sg/sg)

1 Komentar

  1. Sekedar masukan saja…. kalo vaksin, alat suntiknya jangan gunakan yg sama. Sebelum suntik Tolong steril dulu jarum suntiknya. Yg anehnya babi mati kebanyakan divaksin… sdangkan yg tdk divaksin aman2 saja.

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini