
sergap.id, MBAY – Theresia Yovita Menge alias Reti, salah satu guru SMAK Baleriwu Danga, Mbay, Kabupaten Nagekeo, sudah tiga bulan ini tidak masuk kerja.
Pasalnya, dirinya tidak terima karena sering dibentak dan dihina oleh Kepala Sekolah (Kepsek) SMAK Baleriwu Luis L. Gaka, termasuk ketika dirinya menanyakan alasan mutasi dirinya dari guru menjadi pegawai perpustakaan sekolah.
“Saya mogok kerja akibat ulah kepala sekolah yang bertindak arogan terhadap saya,” ujar Reti saat mengadu ke SERGAP.ID Biro Nagekeo di Mbay, Sabtu (28/10/17) sore.
Reti diangkat menjadi guru SMAK Baleriwu berdasarkan Surat Keputusan (SK) Yayasan Persekolahan Umat Katolik Nagekeo (Yapersukna) Nomor: 226/124.28/SMA.BL/KP/08/2013 tanggal 21 Agustus 2013.
Ketika Reti diangkat menjadi guru, saat itu Kepsek SMAK Baleriwu masih dijabat oleh Alo Radho. Karena pensiun, Alo Radho pun lantas diganti oleh Luis L. Gaka.
“Selama ini, kewajiban saya jalani sesuai SK yang saya terima. Tetapi tanggal 25 lalu tiba-tiba saya dimutasi jadi pegawai perpustakaan,” ucap Reti.
Reti mengaku, setelah pergantian kepala sekolah, awalnya hubungan dirinya dengan Luis berjalan baik sebagai bawahan dan atasan. Namun dalam perjalanan, tanpa alasan yang jelas, Luis mulai menunjukan sikap tidak suka kepada dirinya.
Karena kesal, Reti pun melayangkan somasi tertulis kepada Luis, yang isinya sebagai berikut:
- Sikap dan prilaku bapak sebagai atasan yang sama sekali tidak menghargai bawahan dengan cara membentak dan menghina pada saat saya menghadap untuk menanyakan kebenaran soal SK pembagian tugas guru pada tanggal 25 Juli 2017, setelah rapat dewan guru yang di selenggarakan pada tanggal 24 Juli 2017. Dan sebagian besar guru di SMA Baleriwu bekerja bukan karena rasa senang karena panggilan, tetapi bekerja karena ada rasa takut serta merasa tertekan karena pimpinan.
- Saya minta bapak kembalikan saya sesuai dengan SK yayasan yang telah merekomendasikan dan menetapkan saya sebagai guru yayasan pada SMA Baleriwu, bukan sebagai pegawai perpustakaan.
Somasi Reti pun langsung ditanggapi Luis dengan penjelasan sebagai berikut:
—-Menyangkut persoalan yang di sampaikan oleh saudari Theresia Yovita Menge, perlu saya klarifikasi, yakni walaupun kepala sekolah berfungsi sebagai educator, manager, administrator, supervisor bagi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, tapi kepala sekolah tidak berwenang memberhentikan seorang guru tetap yayasan atau sebagai pegawai tetap yayasan di sekolah.
Akan tetapi, dengan kewenangan yang di miliki, kepala sekolah dapat mengalihkan ke tugas lain dengan SK Kepala Sekolah untuk jangka waktu tertentu berdasarkan pertimbangan kepala sekolah dan komponen lainnya, demi kepentingan lembaga pendidikan. SK pembagian tugas guru dan pegawai di SMA Baleriwu berlaku satu tahun ajaran.
Dan tidak benar penilaian anda bahwa sebagian besar guru/ pegawai bekerja karena rasa takut dan tertekan oleh sikap kepala sekolah. Tidak benar juga anda mengatakan bahwa saya bersikap arogan sebagai kepala sekolah pada tanggal 25 Juli 2017 di ruang kerja kepala sekolah—-.
Terhadap balasan surat Luis tersebut, Reti mengatakan, “Tetapi yang dia (Luis) buat, seolah-olah dirinya pemilik sekolah, serta berbuat semena-mena atas dasar balas dendam. Masalah ini bukan yang pertama, tetapi sudah berkali-kali. Saya secara pribadi juga minta jika dia sebagai kepala sekolah sudah tidak suka lagi dengan saya untuk mengajar di SMA Baleriwu, silahkan saya dikeluarkan, tetapi dengan cara yang santun”.
“Jangan saya di fitnah dengan cara mencari kesalahan dan kekuragan saya sebagai satu alasan untuk memindah tugaskan saya dengan sesuka hati. Saya tahu kalau tidak pernah mengajar selama 5 hari tanpa alasan, dengan sendirinya saya di pecat. Itu merupakan aturan yayasan. Saya siap dipecat, apalagi sudah 3 bulan saya tidak pernah masuk kerja. Saya hanya tunggu SK pemecatan, itu harapan saya,” ucap Reti.
“Karena kalau SK belum juga saya terima, bagi saya itu merupakan satu bentuk penyandraan agar saya tidak bisa melamar pekerjaan di tempat lain. Saya sudah siap mental untuk menghadapi ini. Saya juga bisa hidup tanpa saya harus menjadi guru. Tapi yang namanya ketidakadilan harus lawan”, tutup Reti. (Sherif Goa)