Peserta kegiatan Literasi Media di SSPS Belo, Kota Kupang, Sabtu 28 Oktober 2017.

sergap.id, BELO – Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) mengadakan kegiatan dialog literasi media bagi  Orang Muda Katolik (OMK) Kota Kupang di rumah ret-ret SSPS Belo pada Sabtu – Minggu (28-29/10/17).

Para peserta berjumlah 100 orang yang diseleksi dari paroki – paroki se Keuskupan Agung Kupang dan Keuskupan Atambua.

Kegiatan ini dibuka dengan menyanyian lagu Indonesia Raya dan pembacaan naskah Sumpah Pemuda memperingati hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari ini 28 Oktober 2017.

Dalam sambutannya, Ketua Komisi Sosial Keuskupan Agung Kupang, RD. Yan Tirik mengapresiasi panitia nasional yang telah memilih Kupang sebagai salah satu tempat kegiatan dengan tema mengajak orang muda “Taat Agama, Bergaul Harmonis, Sopan Berkomunikasi”.

Romo Tirik juga menyampaikan pesan Uskup Agung Kupang Mgr. Petrus Turang Pr, “Semoga kegiatan ini berguna bagi seluruh kaum muda, khususnya OMK, karena menjadi harapan dan tulang punggung Gereja. Seluruh kaum muda juga diminta untuk sadar mewartakan sukacita Injil dan kebenaran”.

Sementara Ketua Komisi Sosial KWI RD. Kamilus Pantus, menjelaskan, pemerintah memberikan perhatian khusus dan serius dalam pemberantasan penyalahgunaan media sosial dengan mengajak peran semua agama di Indonesia.

“Orang muda harus menjadi agen kabar baik di media sosial dan jangan berbohong, kemudian saling membohongi,” pintaPantus.

Menurut dia, media sosial saat ini telah digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan ideologi.

“Saya menyebutnya ideologi jalan pintas, sebab menawarkan yang baik-baik, yang indah, padahal itu ujungnya maut atau menghancurkan orang lain,” katanya.

Romo Kamilus Pantus sedang memberikan arahan.

Kepada peserta dialog literasi media, Mediodecci Lustarini atau pejabat yang mewakili Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, mengatakan, Indonesia merupakan 4 besar pengguna internet di dunia, dengan penetrasi penggunaannya mencapai 51% atau 132,7 juta orang.

“Dari 132,7 juta orang itu, sebanyak 106 juta orang diantaranya adalah pengguna aktif media sosial. Youtube 49%, disusul Facebook 48%, Instagram 39%, dan Twitter 38%,” paparnya.

Indonesia sendiri telah memasuki generasi milenial yang mana rentang usia 20-34 tahun hidup sebagai Digital Native, di mana ineternet merupakan bagian integral dari hidup mereka.

Data Kementrian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mencatat sebanyak 90,30% berita bohong tersebar di media sosial, 21% informasi menghasut, serta 59% tidak akurat.

“Sampai saat ini kami telah memblokir 6000 situs yang dianggap berbahaya memecah belah kesatuan dan merusak moral generasi muda,” ucap Mediodecci.

Literasi media ini juga diikuti oleh para Pastor dari Atambua dan Suster Tyas RVM yang adalah Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Kupang.

Yudit Arunica

Selain Kota Kupang, KWI bersama Direktorat Jendral Informasi dan Komunikasi Publik, Kementrian Komunikasi dan Informatika RI ini juga melakukan bimbingan teknis dan pelatihan pemantapan media sosial di 6 kota besar lainnya di Indonesia, yakni Jakarta, Malang, Medan, Bandung, Manado, Semarang.

Dalam kegiatan tersebut, terbentuk Komisi Sosial KWI, Komisi Kepemudaan KWI, Pemuda Katolik, ISKA, FMKI, dan PMKRI.

Kepada SERGAP.ID, Yudit Arunica asal Paroki St. Yoseph Pekerja Penfui Kupang, mengaku, bangga dan senang bisa mengikuti kegiatan ini.

Ia berharap seluruh kaum muda untuk cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial. (fwl/fwl)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini