sergap.id, KUPANG – Tiga siswa SMAK Giovanni Kupang sebagai penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) angkatan IV tahun 2024 mendirikan sebuah komunitas belajar yang diberi nama Porta Sapiens di Noelbaki, Kabupaten Kupang.
Kegiatan membangun bangsa melalui projek sosial di bidang pendidikan ini dibantu oleh sejumlah relawan dan guru pembimbing.
Ketua Komunitas Belajar Porta Sapiens, Reynard A. Koenunu, mengatakan, komunitas belajar ini merupakan salah satu dari aksi nyata penerima BIM. Menurutnya, setiap penerima beasiswa berkewajiban melaksanakan projek sosial sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah-masalah sosial yang ada di sekitar. Selain itu, projek sosial ini juga merupakan program pengayaan non akademik yang diluncurkan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi administrasi portofolio dari sejumlah rangkaian kegiatan yang direkomendasikan oleh Puspresnas sebagai penyelenggara BIM sebelum mereka mengikuti perkuliahan di luar negeri nantinya.
Misi utama yang dijalankan dalam Komunitas Belajar Porta Sapiens ini adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat marginal melalui pendidikan berkualitas dan upaya meminimalisir ketimpangan yang terjadi sebagai dampak dari berbagai kondisi sosial. Hal ini sejalan dengan amanat dalam Sustainable Developmnent Goals ( SDGs) yang ditetapkan oleh PBB, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan. Karena itu, lokasi projek ini ditetapkan di Kabupaten Kupang lantaran secara statistik Kabupaten Kupang merupakan daerah dengan angka putus sekolah tertinggi di Provinsi NTT.
Dalam pelaksanaannya, misi pendidikan ini dipecah menjadi 3 divisi dan ketiga siswa penerima BIM tersebut masing-masing bertanggung jawab untuk satu divisi, yakni Divisi Humas dan Sosial Media ditangani Feilyn Berliani Sulaiman, Divisi Pengembangan Leadership dikerjakan oleh Deana Sekar Arum Guntur dan Divisi Pendidikan dikelola oleh Reynard A. Koenunu. Penanganan tiap divisi dibantu 14 orang relawan dan seorang guru pembimbing.
Kegiatan projek sosial ini telah berlangsung sejak komunitas belajar tersebut launching pada tanggal 22 Mei 2024 di Desa Noelbaki, Kabupaten Kupang, NTT.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di sebuah bangunan tua bekas pabrik penyamakan (pengawetan) kulit sapi. Kondisi bangunan yang sudah tua dan tak layak pakai tidak menyurutkan niat anak-anak untuk datang belajar setiap hari Minggu. Hal ini terlihat dari antusiasnya anak-anak usia sekolah untuk mengikuti kegiatan belajar yang berfokus pada literasi dasar seperti membaca, menulis, berhitung serta literasi budaya dan kegiatan lain yang mengoptimalkan kecerdasan kinestetik anak seperti menari, olah raga dan lainnya.
Dari 63 orang anak terdata sebagai anggota dalam komunitas belajar Porta Sapiens, terdapat 15 anak yang putus sekolah, 2 orang tidak sekolah dan sisanya adalah siswa TK, SD, SMP dan yang belum sekolah.
Untuk kelancaran pelaksanaan projek tersebut, Reynard A. Koenunu, menjelaskan, komunitas mendapat dukungan dari beberapa orang yang juga peduli pada masalah pendidikan, terutama bagi masyarakat marginal. Mereka adalah dr. Suzanne Dardeau di Mississipi,USA, Fr. Agustinus Seran, SVD di Tampa-Florida, USA, dan Prof. Ken Evans di Darwin, Australia.
Selain itu, dukungan juga diperoleh dari Forum Taman Baca Provinsi NTT dan SMAK Giovanni Kupang.
Menurut Reynard, komunitas ini masih terbuka untuk uluran tangan jika ada masyarakat yang ingin berkontribusi, terutama buku-buku bacaan dan sarana belajar lainnya. (nes/nes)