Maria N Sadipun
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lembata, Maria N Sadipun bersama tim Lions Club saat acara penyerahan paket bantuan stunting dan tas sekolah di halaman Gereja Bakalerek, Senin (28/3/22).

sergap.id, BAKALEREK – Tim Penggerak PPK Kabupaten Lembata terus berperan aktif bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata mengatasi masalah stunting yang per Februari 2022 kemarin telah mencapai angka 1895. Salah satu yang dilakukan adalah menggandeng tiga perusahaan besar dan para donator dari Jakarta untuk ikut ambil bagian dalam upaya pengentasan stunting.

Tiga perusahaan itu adalah Lions Club Centennial Jakarta (LCJC) Batavia, PT PANN, PT TMF Indonesia, serta sejumlah donator yang tak ingin nama mereka dipublikasi.

“Ini jalan Tuhan. Tanpa sengaja, kami dipertemukan. Dan, melalui komunikasi yang aktif, kami kemudian mengajak perusahaan-perusahaan ini untuk ambil bagian dalam upaya pengentasan stunting di Lembata, dan hasilnya, sahabat-sahabat hati ini memberikan bantuan paket makanan tambahan kepada 800 anak, serta 100 paket tas sekolah beserta isinya kepada 100 anak,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Lembata, Maria N. Sadipun dalam acara penyerahan paket bantuan dari Lions Club cs di halaman Gereja Katolik Bakalerek, Senin (28/3/22).

Sadipun menjelaskan, paket bantuan ini akan disalurkan secara terus menerus selama tiga bulan kedepan, terhitung sejak Maret hingga Mei 2022.

“Kehadiran para donatur ini ibarat pemantik yang selalu membakar kami (kader PKK) untuk terus berbuat hal-hal kecil dengan cinta yang besar kepada anak-anak Lembata”, ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Presiden LCJC Batavia, Vivvyanti Ashali, mengatakan, bantuan Lions Club cs merupakan bentuk kepedulian terhadap anak-anak Lembata yang mengalami kekurangan gizi.

“Kami mendukung visi Bupati Lembata yang menargetkan Lembata menjadi nol stunting di akhir tahun 2022. Mudah-mudahan wujud kepedulian kami ini dapat menurunkan angka stunting di Lembata”, katanya.

Menurut dia, selama tiga bulan kedepan, pihaknya akan dibantu oleh tim PKK dan dua dokter untuk memonitor berat badan dan tinggi badan anak-anak yang masuk dalam program bantuan stunting.

“Kami berharap dalam waktu tiga bulan kedepan, berat anak-anak bertambah kurang lebih 5 kilogram, dan tinggi anak bertambah. Mari bersama kita wujudkan Lembata nol stunting di tahun 2022”, pungkasnya.

  • Magabu

Dalam sambutannya pada acara penyerahan paket bantuan stunting di Bakalerek, Bupati Kabupaten Lembata, Thomas Ola Langoday, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Lions Club cs yang telah datang jauh-jauh dari Jakarta guna berpartisipasi langsung membantu anak-anak stunting di Lembata.

“Masalah stunting ini bukan hanya menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Lembata, tapi ini juga menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Pusat di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo. Stunting adalah masalah kemanusiaan. Karena itu, sejak saya dilantik 16 September 2021 (dan masa jabatan akan berakhir Mei 2022), saya fokus ke masalah ini. Saya targetkan di akhir 2022 nanti, Lembata nol stunting, walaupun saya tidak menjabat lagi (sebagai Bupati Lembata) saat itu”, jelasnya.

Menurut Thomas, di setiap desa di lembata ada tiga petugas pendamping yang berasal dari Tim Penggerak PKK, Bidan Desa, dan BKKBN.

“Kalau jumlah stunting di desa terus bertambah, berarti ada yang salah dengan tugas pendampingan itu. Itu namanya makan gaji buta. Magabu! Gaji dari mana? Gaji datang dari para orang tua penderita stunting. Kalau tidak mampu mendampingi orang tua dengan baik, tidak mampu memberikan asupan gizi yang baik kepada anak-anak, itu dosa besar. Itu namanya Magabu. Karena itu, pendampingan harus dilakukan setiap pagi, setiap hari. Saya minta tim penggerak PKK, Bidan Desa, dan petugas dari BKKBN untuk bersinergi, bukan berkompetisi. Kita harus taan tou (bersatu). Mari kita jadikan setiap desa, setiap kecamatan, nol stunting”, pintanya.

Thomas menambahkan, bicara tentang stunting, berarti bicara tentang masa depan bangsa dan negara. Apalagi tahun 2045 Indonesia memasuki masa emas (100 tahun Indonesia merdeka). Saat itu bonus demografi paling tinggi di Indonesia.

“Kalau bonus demografi ini kita tidak manfaatkan dengan baik, maka kita akan kembali ke produktifitas nol. Bonus demografi di 2045 itu siapa? Mereka adalah anak-anak yang saat ini balita. Kalau anak-anak balita saat ini menderita stunting, maka tahun 2045  kita bukan mendapat bonus demografi, tapi kita akan mendapatkan generasi stunting. Karena itu kita harus segera atasi masalah ini, dan mengatasi masalah ini butuh peran semua pihak”, tutupnya. (red/car)

Komentar Sesuai Topik Di Atas

1 Komentar

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini