sergap.id, ADVETORIAL – Selama seminggu lebih, mulai medio hingga akhir Januari, Marianus Sae tur keliling Pulau Timor. Dia keliling Pulau Timor ingin menyapa, memperkenalkan diri, menawarkan program dan meminta izin serta restu untuk maju menjadi calon Gubernur NTT.
Yang unik adalah Marianus keliling menggunakan sepeda motor. Banyak yang melihat ini sebagai cara ‘orang gila’. Keliling Pulau Timor dengan sepeda motor itu gila. Dia datangi desa dan dusun yang akses jalannya minta ampun rusaknya. Sungai dan kali dengan air dalam yang mengalir deras dilaluinya. Gunung, bukit nan terjal dilewatinya.
Tetapi hanya ‘orang gila’ seperti Marianus yang bisa sampai di pelosok-pelosok Pulau Timor. Hanya pemimpin sejati saja yang bisa bertegur sapa dengan warga di dusun dan desa terpencil Pulau Timor yang sudah begitu lama hanya bisa sebatas mendamba melihat sosok pemimpin mereka. Pemimpin yang mereka pilih tetapi tidak pernah mereka lihat wajahnya.
Tak heran, ketika tiba di begitu banyak dusun dan desa di daratan Pulau, sambutan warga demikian luar biasa. Warga antusias, membuka pintu rumah dan pintu hati untuk sosok Marianus. Mereka tak menduga ada calon pemimpin yang untuk menemui mereka saja rela menggunakan sepeda motor, berjibaku dengan medan berat, bahkan berjudi dengan maut menyusuri jalan di daratan Pulau Timor.
“Saya ingin bertemu mereka orang-orang desa, masyarakat kecil yang jarang dikunjungi pemimpinnya, yang tidak pernah melihat wajah pemimpinnya. Saya ingin menyapa dan merangkul mereka, supaya mereka tahu bahwa pemimpin itu mesti rela datang melihat rakyatnya dari dekat. Saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa pemimpin itu harus dekat dengan masyarakat. Naik sepeda motor pun saya lakukan karena ingin bertemu dengan masyarakat. Saya juga ingin tunjukkan bahwa pemimpin itu tidak boleh menjaga dan mengambil jarak dengan masyarakat kecil dan sederhana di desa dan dusun-dusun,” kata Marianus memberi alasan mengapa nekad menggunakan sepeda motor mengelilingi Pulau Timor.
Sebagaimana disaksikan, di semua dusun terpencil yang dikunjungi, masyarakat berbinar-binar, meski berjam-jam menunggu toh tetap antusias, ingin melihat seperti apa sosok Marianus. Banyak warga mengaku jarang dikunjungi pejabat dari kabupaten, apalagi provinsi. Camat saja tidak sampai di dusun di mana Marianus menjejakkan kakinya.
“Mereka bilang baru kali ini kami dikunjungi pejabat. Kami senang dan bangga pemimpin tidak lupa kami. Kami suka Pak Marianus karena datang kunjungi kami, lihat kami, makan sirih pinang dengan kami, makan ubi dan pisang dengan kami, duduk membaur dengan kami,” tutur Marianus tentang sambutan warga di desa dan dusun yang dikunjunginya.
Sosok Marianus memang fenomenal. Ketika merebut kursi panas Bupati Ngada pada periode pertama, orang Ngada bertanya-tanya tak percaya siapakah orang ini? Keraguan akan kemampuannya diekspresikan dengan cibiran dan hinaan.
Tak dinyana, setelah dilantik jadi Bupati Ngada orang terperangah. Tak percaya. Sosok atletis ini ternyata orang yang dinanti-nantikan selama ini. Dia pekerja keras, petarung ulung. Keberpihakan dan kepeduliannya terhadap masyarakat kecil adalah jiwa dan spirit hidupnya. Itu sebabnya, anak yatim piatu sejak kecil ini diterima masyarakat kecil yang merindu kehadiran pemimpin. Dambaan yang sudah sekian lama hanya bisa terpendam dalam impian.
Kisah hidup Marianus sebenarnya diwarnai dengan deraian air mata dan kerja keras. Sikapnya pantang mundur membawanya menjadi satria yang banyak membawa perubahan di Ngada. Lihat Ngada hari ini. Jalan-jalan tembus hingga ke dusun dan desa, Ngada terbuka terhadap dunia luar. Dan terpenting, Ngada keluar dari derita kemiskinan dan menjadi salah satu kabupaten di NTT yang tidak terkategori miskin.
Torehan luka menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan hidup pria kelahiran Bobajo, Kecamatan Golewa, Ngada, 8 Mei 1962 ini. “Singgah di banyak rumah”, demikian Marianus menyimpulkan sepenggal kalimat untuk menggambarkan potret kehidupan yang telah dijalaninya sejak masa kanak-kanak hingga akhirnya menjadi orang nomor satu di Kabupaten Ngada dan kini menjadi salah satu calon Gubernur NTT.
Ketika orang-orang seusianya di masa kecil memiliki orang tua lengkap, Marianus sudah keburu tercerabut dari sentuhan kasih sayang ayah kandung. Hingga kini sosok ini hanya dikenang Marianus dari cerita-cerita sisa para sahabat dan keluarganya. Seperti apa wajah sang ayah hanya bisa dipendam Marianus dalam hatinya.
Marianus adalah sosok yang dilahirkan dengan berbagai keterbatasan. Roda kehidupan Marianus kecil menjadi semakin berduri ketika di saat-saat kecil itu, ibunya juga harus kembali kepada Sang Khalik. Situasi hidup yang keras ini menuntut Marianus untuk berpindah dari rumah ke rumah, dari orang ke orang untuk bisa bertahan hidup.
Lingkungan dan latar belakang hidup seperti ini menempahnya menjadi sosok dengan karakter kuat. Kuat bekerja, kuat bertarung dan punya spirit luar biasa untuk maju.
Bersanding dengan Emelia Julia Nomleni, perempuan yang juga berjiwa pekerja, menjadikan duet dengan tagline MS-EMI ini pasangan pemimpin yang dibutuhkan NTT saat ini. Perpaduan Marianus, sang fenomenal yang punya naluri bertarung dan jiwa pekerja keras dengan Emy Nomleni, perempuan berjiwa satria tetapi lembut, yang pernah menjadi anggota DPRD NTT akan melahirkan energi positif kepemimpinan untuk kondisi NTT ke depan.
Marianus punya pengalaman memimpin kabupaten. Dia punya pengalaman mengelola birokrasi. Dia sudah tahu dan paham caranya memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kepentingan masyarakat. Dia punya pengalaman bagaimana mendekati masyarakat, mengajak mereka untuk bersama-sama mengubah nasib.
Sebagai perempuan, Emi Nomleni punya naluri perempuan yang lebih dominan dengan kelembutan, kesabaran, dan ketenangan.
Tidak salah, NTT butuh pemimpin dengan karakter kuat-lembut seperti duet MS-EMI. NTT butuh aura kepemimpinan yang kuat dalam aksi tetapi juga lembut dalam cara. Dan, itu hanya ada pada MS-EMI. (tim media MS-EMI)