
sergap.id, SOE – Awalnya dianggap sudah meninggal dunia, ternyata anak yang pergi dari rumah tanpa pamit itu masih hidup. Kini usianya telah mencapai 65 tahun. Dia adalah Hernik Martika, si anak hilang yang selama ini, setiap hari, tidur di pinggir jalan di emperan toko di Kota So’e, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Hernik merupakan warga kelahiran Jalan Bayam Dalam, Kelurahan Bumiayu, Kedungkandang, Kota Malang. Ia keluar dari rumah sejak masih berumur 17 tahun.
Penemuan Hernik berawal ketika Bhabinkamtibmas Polres TTS, Aipda Catur Indra, menerima pengaduan bahwa ada orang telantar asal Jawa yang sering tidur di emperan toko. Hernik lantas dicari dan ditemukan di Taman Kota Soe. Ia lantas dibawa ke penampungan komunitas etnis Jawa di TTS. Disini asal usul Hernik pun diketahui. Selanjutnya Hernik dirawat untuk memulihkan kondisinya.
Setelah benar-benar pulih, Hernik diajak pulang ke Malang. Dia pun setuju. Catur kemudian menghubungi kepolisian Kota Malang dibantu Komunitas Anak Bangsa untuk menemukan keluarga Hernik. Dan, usaha ini berhasil.
- Berpisah Dengan Suami
Ternyata Hernik sempat mengadu nasib ke negeri jiran Malaysia selama kurang lebih 22 tahun. Disini pula Hernik menemukan pasangan hidupnya. Ia kemudian dibawa pulang ke NTT untuk menemui keluarga suaminya. Namun takdir berkata lain, Hernik dan suaminya berpisah. Hernik akhirnya terlantar di Kota Soe.
Untuk mempertahankan hidupnya, Hernik sempat mencari penghasilan sendiri dengan menjadi pembantu rumah tangga. Namun ekonominya terus merosot seiring usianya yang makin tua dan tidak dipakai lagi sebagai Pembantu Rumah Tangga.
Karena tak punya apa-apa lagi, Hernik akhirnya memilih tidur di pinggir jalan atau di emperan toko. Beruntung ia ditemukan oleh polisi dan merawatnya hingga dipertemukan lagi dengan keluarganya di Malang.
- Ketemu Ibunya
Sesampainya di Mapolres Malang Kota, Hernik dipertemukan dengan ibu kandungnya yang kini telah berusia 81 tahun, yakni ibu Suminah.
Ibunya tak kuasa menyembunyikan kebahagiaannya saat bertemu dengan Hernik. Tangis Suminah langsung pecah saat melihat wajah Hernik, bahkan Suminah sempat pingsan lantaran sangat bahagia bisa bertemu kembali dengan anaknya.
“37 Tahun tidak ada komunikasi sama sekali, lost contact dengan adik-adik dan ibunya. Kini mereka kembali bertemu karena kuatnya silaturahmi tidak memandang suku, ras, agama, ataupun warna kulit,” ujar Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto, seperti dikutip SERGAP dari detik.com, Kamis (16/3/23) malam.
Budi mengatakan, saat pertama kali pihaknya berkomunikasi dengan keluarga Hernik, keluarga sempat terkejut dan tidak percaya bahwa Hernik masih hidup.
“Respons ibunya sampai haru dan sedih. Ini wujud sinergitas antara komunitas dengan kepolisian, ini tugas kemanusiaan yang memang harus kita lakukan,” ucap Budi. (fil/dtk)