Angkringan Jadul di jalan Soekarno, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende.

sergap.id, ENDE – Bagi penduduk Pulau Flores, khususnya penghuni Kota Ende mungkin merasa asing atau kurang familiar bila mendengar kata Angkringan.

Namun untuk orang jawa atau orang Flores yang pernah tinggal atau kuliah di Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jogjakarta pasti tak asing lagi dengan Angkringan.

Angkringan adalah sebuah gerobak dorong untuk menjual berbagai macam makanan dan minuman di pinggir jalan di Jawa Tengah, Klaten, dan Yogyakarta.

Angkringan biasanya menyiapkan berbagai jenis menu seperti sego kucing ( nasi kucing), Nasi Bakar,  tempe tahu bacem, sate, ceker ayam,  hati dan rampello ayam, udang, dan telur.

Di samping itu disiapkan juga wedang jahe,  teh,  es jeruk,  ronde dan masih banyak lainnya.

Kamis 8 Agustus 2019, SERGAP menyambangi usaha Angkringan di jalan Soekarno, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende.

Mas Okto, pemilik usaha Angkring tersebut menceritakan bahwa dia mulai membangun usaha Angkringan ini karena membaca peluang dan segmen pasar yang ada. Terbukti, jualannya ramai pengunjung.

Angkringan Mas Okto diberi nama Angkringan Jadul. Itu karena pola penjualan makanannya ala tempo doeloe.

Lagi-lagi, walau jadul tetapi diminati oleh banyak orang.

Pria berusia 27 Tahun ini memang piawai dalam urusan dagang. Berkat tangan dinginnya, semua menu  dan jenis minuman yang disediakan selalu habis dibeli penikmat.

Pria blasteran Ende  – Solo (Jateng) ini memulai usahanya tidak sendiri. Ia bekerja sama dengan pihak pesantren Walisanga Ende.

Anak-anak pesantren dilibatkan dan dilatih bagaimana berwira usaha, khususnya bagaimana menjadi pelayan dan penjual menu makanan yang baik.

Usahanya sudah berjalan kurang lebih setahun. Ia telah membuka cabang Angkringan di jalan W. Z. Yohanes, tepatnya di Depan Kompi Senapan C, Kecamatan Ende Tengah.

Angkringan Jadul di jalan Soekarno, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende.

Menurut dia, selain suasana makan yang santai dengan menu bervariasi  dan murah, keberadaan Angkringan Jadul juga bisa membangkitkan kembali memori orang Jawa atau orang Ende yang pernah merasakan jajanan Angkringan.

Usaha ini bisa ditemui pada hari Senin hingga Sabtu, mulai pukul 15.00 Wita  hingga pukul 24.00 Wita. Kecuali hari Minggu.

Saat ditanya berapa keuntungan perhari? Spontan Mas Okto mengatakan kalau sepi hanya Rp 500 ribu, tapi kalau  ramai untungnya bisa menembus angka Rp 1 juta hingga Rp 1,5 Juta.

Damian,  salah seorang penikmat makanan Angkringan Jadul,  mengaku, menu yang tersedia sangat mengundang selera.

“Karena dinikmati secara santai dan tidak formil. Rasanya pun sangat enak,” imbuhnya.

“Bagi yang datang ke kota Ende, belum lengkap kalau belum menikmati Nasi Kucing dan berbagai jenis makanan lainnya di Angkringan Jadul. Serasa kita bukan sedang di Ende, tapi di Jogja,” tutupnya. (frid/frid)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini