
sergap.id, ENDE – Dua tahun sudah anak-anak SMP Negeri Tanadaki mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di gedung rapuh berdinding bambu berlantai tanah. Berbagai upaya telah dilakukan Komite Sekolah, namun hasilnya belum membaik.
Sekolah yang baru memiliki dua rombongan belajar ini berada di Desa Tinabani, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende.
Sekolah tersebut beroperasi berdasarkan Surat Keputusan (SK) Izin Operasional Nomor 463/Kep/HK/ 2017 dan bernomor NPSN: 69964886, serta dikuatkan dengan SK Menteri Pendidikan tanggal 24 Juli 2017.
Soal status, sekolah yang kini dipimpin oleh Lambertus Ralo itu adalah milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ende.
Keberadaan sekolah ini menjadi penyangga bagi sejumlah Sekolah Dasar (SD) yang ada di wilayah itu, dan kehadirannya pun sesungguhnya menjadi kerinduan masyarakat setempat demi mencerdaskan anak-anak mereka.
Ketua Komite SMP Negeri Tanadaki, Darius Dala, mengatakan, sejak berdiri pada tahun 2017 lalu, kegiatan KBM di sekolah itu berjalan dalam keterbatasan.
“Kondisi bangunan sekolah sangat sederhana, hanya memiliki 3 kelas. Semuanya berlantai tanah, berdinding bambu (yang dicincang),” ujar Darius kepada SERGAP, Rabu (19/6/19).
Menurut dia, berjalan dua tahun ajaran ini, kondisi gedung sekolah mulai memprihatinkan. Dindingnya mulai lapuk, bila musim hujan air merangsek masuk hingga ke dalam kelas. Kondisi ini membuat KBM tidak berjalan sebagaimana mestinya.
“Komite tetap berjuang dan berusaha untuk tetap memberikan yang terbaik bagi penyelengaraan pendidikan ini dengan cara melakukan swadaya memperbaiki gedung serta perlengkapan kursi meja,” ucapnya.
Upaya yang dilakukan itu, lanjut dia, hanya agar proses KBM di sekolah itu tetap berjalan melayani kebutuhan anak-anak sekolah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SMP Negeri Tanadaki, Lambertus Ralo, menjelaskan, pihaknya sudah memberikan pelayanan yang terbaik bagi keberlangsungan sekolah ini.
“Secara real, memang bisa dilihat bahwa dari sisi sarana prasarana pembelajaran masih sangat minim. Hal ini dapat kita lihat dari gedung sekolah yang darurat, serta minimnya perpustakaan sebagai sumber literasi pembelajaran,” paparnya.
Lambertus menjelaskan, pihaknya sudah melaksanakan KBM selama dua tahun, dan secara akademik sudah berjalan sesuai petunjuk teknis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende.
Ia berharap, semua stakeholder yang memiliki kepedulian dapat melakukan kerja sama demi memajukan dan meningkatan kualitas pendidikan di SMP Negeri Tanadaki.

Sementara itu, Robert Radho, salah satu orang tua murid SMP Negeri Tanadaki, mengaku, puas dengan mutu KBM yang ada di SMP Negeri Tanadaki.
“Ini berarti bapak dan ibu guru bekerja sangat maksimal,” ucap Robert kepada SERGAP di sela-sela acara penerimaan rapor SMP Negeri Tanadaki, Rabu (19/6/19).
“Inilah yang menjadi kebanggan kami orang tua,” tambahnya.
Dia berharap, Pemkab Ende segera turun tangan membangun gedung sekolah baru dan sarana prasaran lain yang lebih memadai.
“Agar kebutuhan anak-anak sekolah terpenuhi,” tegasnya.
Di Tahun Ajaran 2019 ini, SMP Negeri Tanadaki telah memiliki siswa Kelas 3 dan akan menjadi peserta Ujian Nasional (UN) pertama.
“Kiranya angkatan perdana ini mampu menjadi out put yang berkualitas, dan tetap memiliki karakter dan moralitas yang baik,” tutup Robert. (frid/frid)