
sergap.id, KUPANG – Pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lembata 2024-2029, Dr. Thomas Ola, SE. M.Si (Wakil Ketua DPD Partai Demokrat NTT) dan Yohanes Viany K. Burin (Ketua DPC Gerindra Lembata) atau Paket 7 Maret berkomitmen Ta’an Tou (bersatu) membangun Lembata berperadapan.
Visi Misi 7 Maret ini disampaikan Thomas saat Fit & Proper Test di Partai Demokrat pada Jumat (17/5/24) di Hotel Kristal Kupang.
Thomas menjelaskan, Kabupaten Lembata terbentuk berdasarkan UU Nomor 52 Tahun 1999 tanggal 12 Oktober 1999 diubah dengan UU Nomor 12 Tahun 2000. Namun setelah 25 tahun otonom (12 oktober 1999) dan 70 tahun perjuangan otonomi (7 maret 1954), lembata masih tergolong kabupaten tertinggal berdasarkan PERPRES Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal di Indonesia Tahun 2020-2024.
Ada 6 Kriteria dan 27 Indikator untuk menggolongkan sebuah Kabupaten menjadi Kabupaten tertinggal atau atau tidak, yakni:
- KRITERIA INFRASTRUKTUR. Ada 11 indikator yaitu: jalan aspal, jalan perkerasan, jalan tanah, jenis jalan lainnya, infrastruktur pasar, infrastruktur pendidikan, infrastruktur kesehatan, jumlah dokter, jaringan air, jaringan listrik, dan jaringan telepon).
- KRITERIA AKSESIBILITAS. Ada tiga (3) indikator yaitu: jarak kantor desa ke kantor Kabupaten; jumlah desa dengan akses ke layanan kesehatan lebih dari 5 km; akses ke pelayanan kesehatan.
- KRITERIA KARAKTERISTIK DAERAH. Ada tujuh (7) indikator yaitu: persentase jumlah desa terkena: gempa bumi, tanah longsor, banjir, bencana lainnya, persentase desa di kawasan hutan lindung, tanah kritis, dan konflik.
- KRITERIA EKONOMI. Ada dua (2) indikator yaitu: persentase penduduk miskin, dan persentase pengeluaran per kapita.
- KRITERIA SUMBER DAYA MANUSIA. Ada tiga (3) indikator yaitu: angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah, angka melek huruf.
- KRITERIA KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH. Kriteria ini menggunakan satu (1) indikator (KKP = PUD – BPASN di mana KKP = Kemampuan Keuangan Daerah; PUD = Pendapatan Umum Daerah; BPASN = Belanja Pegawai Aparatur Sipil Nenaga. Permendagri no. 62/2017 membagi kemampuan keuangan daerah menjadi. Tinggi: jika KKP lebih dari 550M. Sedang: 300M-550M. Rendah: kurang dari 300M.
Membangun masyarakat Lembata berperadaban atau masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan pokok (primer), serta mampu meraih kebutuhan sekunder dan tersier, lanjut Thomas, tentu harus berbasis data, yaitu:
- DATA INFRASTRUKTUR JALAN
Total Panjang jalan raya di Kabupaten Lembata sepanjang 668,203 km, jalan dengan permukaan aspal 238,083 km, jalan dengan permukaan kerikil 109,632 km, jalan dengan permukaan tanah 210,856 km dan jalan dengan permukaan lainnya 109,632 km.
“Ini yang harus segera diselesaikan. Sehingga mobilitas ekonomi masyarakat lebih hidup”, ucapnya.
- DATA INFRASTRUKTUR KESEHATAN
Di Kabupaten Lembata ada 12 Puskesmas yang tersebar di sembilan Kecamatan. Sesuai PMK No. 43 Tahun 2019, semua puskesmas minimal mempunyai masing-masing seorang dokter gigi. Kondisi saat ini, ada 10 Puskesmas yang tidak memiliki dokter gigi.
Setiap Puskesmas wajib memiliki dua orang dokter umum. Kondisi saat ini, 10 Puskesmas masing-masing memiliki hanya seorang dokter umum.
Puskesmas yang memenuhi standar dokter umum hanya di Puskesmas Lewoleba dan Puskesmas Pada di Kota Lewoleba.
Sesuai KMK 015 tahun 2023, semua fasilitas Kesehatan tingkat desa menjadi Puskesmas pembantu dengan kriteria tenaga Kesehatan yang wajib adalah seorang bidan dan seorang perawat. Saat ini, pada setiap desa sudah ada tenaga Kesehatan bidan, tetapi tenaga Kesehatan Perawat 100 persen belum ada.
Sesuai arah kebijakan dan strategi Ditjen Nakes, RSUD wajib mempunyai dokter spesialis dasar. Saat ini, RSUD Lewoleba belum mempunyai doskter spesialis bedah dan spesialis penyakit dalam yang tetap.
- DATA INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN
Untuk fasilitas Pendidikan sudah menyebar sampai ke desa-desa, baik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sekolah Dasar Negeri dan Swasta, Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta, serta Sekolah Menengah Umum dan Kejuruan (SMU/SMK) Negeri dan Swasta sudah menyebar ke setiap kecamatan.
Data tahun 2023 menunjukkan bahwa Jumlah Lembaga Pendidikan Taman Kanak-Kanak sebanyak 98 TK; Kelompok Bermain sebanyak 44 KB; Sekolah Dasar sebanyak 160 SD; SMP 52; SMA 14; dan SMK 11 dan SLB 2.
- DATA AKSESIBILITAS
Dengan adanya dana desa, hampir semua desa sudah membangun infrastruktur di desa, baik infrastruktur jalan, Kesehatan, Pendidikan penguatan sinyal telepon dan listrik swasta. Dengan adanya pinjaman dana PEN, aksesibilitas dari ibukota kabupaten ke ibu kota kecamatan dan fasilitas pelayanan umum seperti Kesehatan dan Pendidikan sudah terjangkau. Masih beberapa desa terluar yang sampai saat ini belum bisa memenuhi kriteris aksesibilitas karena jaraknya jauh dari desa dan pemukiman lainnya.
- KONDISI DAERAH
Di Kabupaten Lembata, terdapat lima gunung dan semuanya masuk dalam kategori gunung berapi. Ada gunung api yang masih aktif seperti gunung Ile Lewotolok dan gunung Ile Werung. Sementara gunung api yang tidak aktif lagi adalah gunung Uyelewun, Gunung Labalekan dan gunung Mingar.
Oleh karena aktifitas gunung berapi tersebut maka sebagian desa sering terkena gempa bumi fulkanik, tanah longsor, banjir dan bencana lainnya. Sejauh ini, masih ada desa yang berada di kawasan tanah kritis dan mengalami konflik antar desa.
- KONDISI EKONOMI
Data makro tahun 2023 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Lembata sebesar 24,78 %, lebih tinggi dari rata-rata NTT, Kabupaten Kupang, TTU, Belu, Alor, Flotim, Sikka, Ende, Manggarai, Manggarai Barat, Nagekeo, Malaka, Kota Kupang.
Persentase penduduk miskin ekstrim sebesar 7,98 %, lebih tinggi dari rata-rata NTT, Kabupaten Kupang, Belu, Alor, TTU, Flotim, Sikka, Ngada, Manggarai, SBD, Nagekeo, Malaka dan Kota Kupang.
Dari sudut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita, tahun 2023, PDRB per kapita Lembata sebesar Rp. 15.123; lebih rendah dari rata-rata PDRB per kapita NTT, dan bersama SBD (Rp. 13.972) dan Manggarai Timur (Rp. 13.541) dikategorikan sebagai tiga Kabupaten dengan PDRB per kapita terendah di NTT.
- KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA
Secara makro, salah satu ukuran kemajuan pembangunan adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Lembata tahun 2023 sebesar 68,41; masih di bawah NTT, kota Kupang, Nakegeo, Manggarai, Ngada, Ende, Sikka dan Sumba Timur.
Sampai dengan tahun 2023, rata-rata lama sekolah masyarakat Lembata adalah 8,26 lebih tinggi dari NTT tetapi masih di bawah Alor dan Ngada.
ANGKA melek huruf (AMH), tahun 2022 sebesar 96,63, sudah di atas rata-rata NTT tetapi masih di bawah Kota Kupang, Manggarai Timur, Nagekeo, Manggarai Barat, Ngada, Ende dan Alor.
Pada tahun 2023, AHH Kabupaten Lembata adalah 67,87 lebih tinggi dari NTT tetapi lebih rendah dari Sikka, Ngada, Manggarai Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Manggarai Timur dan Kota Kupang.
- KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
Untuk kriteria kemampuan keuangan daerah, sampai tahun 2023, tingkat ketergantungan Keuangan Kabupaten Lembata sebesar 94 %, karena PAD Lembata hanya berada di kisaran 6 % dari total pendapatan daerah; pada sisi lainnya, kemampuan keuangan daerah berada pada level sedang di kisaran 300M-550M.
“Visi kita adalah Masyarakat Lembata Yang Sehat, Sejahtera, Berbudaya, Berkarakter melalui Misi keluar dari ketertinggalan infrastruktur. Ya kita menata kembali status jalan desa, kabupaten, provinsi dan jalan negara atau jalan strategis nasional (lingkar luar lembata). Tugas pemerintah daerah adalah menuntaskan pembangunan 430,12 km jalan raya dengan permukaan yang belum beraspal menjadi jalan dengan permukaan beraspal/hotmix. Aaranya adalah kerjasama dengan Pemerintah Pusat (Pempus), Pemerintah Provinsi (Pemprov), serta penghematan belanja operasional”, ungkap Thomas.
- KELUAR DARI KETERTINGGALAN INFRASTRUKTUR KESEHATAN
Thomas mengatakan, untuk keluar dari ketertinggalan infrasruktur kesehatan, maka perlu dilakukan perekrutan minimal 10 orang dokter gigi, minimal 10 orang dokter umum dan beberapa dokter spesialis dasar, dan minimal 151 perawat untuk melayani 151 Puskesmas Pembantu pada masing-masing desa/kelurahan, dengan system kontrak jangka pendek, dan permanen jangka Panjang.
CARANYA: Beasiswa Pemerintah Daerah & Beasiswa Lembaga Penjamin Dana Pendidikan (LPDP).
Untuk beasiswa LPDP, pemerintah daerah bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Keterampilan Susteran SPSS Pada dengan mendatangkan trainer professional untuk mendidik dan melatih anak-anak dan para pemuda-pemudi Lembata termasuk ASN, agar memenuhi standar TOFL sebagai syarat mendapatkan beasiswa LPDP dan Latihan soal masuk Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta baik dalam negeri maupun luar negeri dengan dengan tujuan mendapatkan beasiswa LPDP.
- KELUAR DARI KETERTINGGALAN INFRASTRUKTUR LISTRIK DAN TELEPON
Untuk keluar dari ketertinggalan infrastruktur listrik dan telepon, pemerintah perlu membangun kerjasama dengan manajemen PLN agar menuntaskan pembangunan jaringan listrik ke Desa Dulir di Kecamatan Atadei.
Untuk infrastruktur jaringan telepon seluler, dilakukan Kerjasama dengan kementerian Kominfo dan BUMN terkait agar dilakukan revitalisasi/rehabilitasi dan atau pengadaan baru tower pemancar signal telepon seluler agar kendala signal dapat diatasi secepatnya.
- KELUAR DARI KETERTINGGALAN INFRASTRUKTUR AIR
Untuk keluar dari ketertinggalan infrastruktur air, maka perlu kerjasama dengan Kementerian PUPR untuk Pembangunan embung, optimalisasi sumber mata air WAI PLATEN untuk kebutuhan air bersih, serta survey mata air WAI MA untuk keperluan air bersih dan irigasi di hamparan NAGAWUTUN dan BOUR.
- KELUAR DARI KETERTINGGALAN AKSESIBILITAS DAN KARAKTERISTIK DAERAH
Dengan menuntaskan pembangunan infrastruktur jalan, air, listrik, telepon, infrastruktur Kesehatan dan Pendidikan, maka sekaligus menjawab masalah ketertinggalan aksesibilitas dan meminimalisir karakteristik daerah.
- KELUAR DARI KETERTINGGALAN EKONOMI
Sesuai data makro tentang ketertinggalan ekonomi, maka tugas bersama ke depan adalah berupaya meningkatkan produktivitas sektor primer, pertanian, kelautan perikanan dan peternakan; suatu nilai tambah yang besar akan diperoleh jika sector industry menjadi salah satu pilar. Alangkah baiknya Lembata mempunyai branding, dan pada tahun 2021, telah ditetapkan branding yang masuk dalam rencana pembangunan daerah Lembata 2023-2026 yaitu Healthiest from the East. Satu-satunya Kabupaten di NTT yang mempunyai branding saat itu adalah Kabupaten Lembata. Fokus dari branding ini adalah komoditi Jagung, Sorgum, Porang, Kambing dan ikan.
Meningkatkan produktivitas sektor primer, pertanian, kelautan perikanan dan peternakan.
Suatu nilai tambah yang besar akan diperoleh jika sector industry menjadi salah satu pilar. Diperlukan branding “Healthiest from the East. Fokus dari branding ini adalah komoditi Jagung, Sorgum, Porang, Kambing, Ayam dan ikan.
Untuk menjamin mata rantai ekonomi (supply chain management) maka perlu dibentuk kelembagaan pusat distribusi dengan melibatkan semua stakeholder, mengaudit dan revitalisasi BUMD Purin Lewo, BUMDES pada setiap desa, bekerjasama dengan Lembaga keuangan bank dan non bank serta kemitraan dengan UMKM. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjamin kuantitas, kualitas dan kontinyuitas produksi adalah terus focus membangun sector ekonomi dengan branding HEALTHIEST FROM THE EAST, sehingga pola pemasaran produk adalah dengan menjual branding/merek.
- KELUAR DARI KETERTINGGALAN
Dalam jangka menengah, 2-5 tahun, mempersiapkan anak-anak dan para pemuda dan pemudi serta ASN Lembata melalui Pendidikan dan pelatihan keterampilan Bahasa Inggris, kursus komputer, dan Latihan soal-soal menghadapi test masuk perguruan tinggi negeri maupun swasta, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
CARANYA: Menghadirkan trainer professional dengan biaya PEMDA untuk melatih anak-anak Lembata untuk mendapatkan beasiswa LPDP.
Menghadirkan sebuah perguruan tinggi (VOKASI) di Lembata agar sekitar dua ribuan anak Lembata yang tamat sekolah menengah atas setiap tahun sebagiannya dapat melanjutkan Pendidikan tingginya di Lembata. Efek berantainya akan dinikmati semua orang Lembata.
- KELUAR DARI KETERTINGGALAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
Upaya ke depan adalah membangunkan sumber PAD yang masih tertidur dan menjangkau sumber PAD yang belum terjangkau sesuai dengan UU No. 1 Tahun 2023 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.
Perlu dianalisis Kembali belanja operasional, baik untuk kendaraan dinas maupun kebutuhan habis pakai. Jika bisa dilakukan penghematan yang rasional, maka akan ada pendanaan yang berasal dari sumber penghematan. Penghematan ini dapat digunakan untuk kesejahteraan bersama atau pembangunan fasilitas public yang dinikmati secara bersama.
- REFORMASI BIROKRASI
Untuk dapat keluar dari enam kriteria dan 27 indikator ketertinggalan, maka mesin penggerak utama adalah birokrasi. Untuk itu, upaya yang dilakukan adalah menempatkan ASN sesuai kualifikasi, kompetensi dan rekam jejak. Melibatkan ketua suku dalam pengambilan sumpah/janji jabatan setiap pimpinan OPD untuk melakukan sumpah/janji jabatan secara adat dan seremonial di rumah adat.
Membentuk Zona Integritas (ZI) yaitu predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan
- MEMBANGUN DI ATAS NILAI
Sebuah visi yang kuat dengan misi yang dapat diimplementasikan, harus berlandaskan nilai-nilai agama, adat-istiadat, budaya, dan peraturan pemerintah. Untuk itu, dalam rangka mewujudkan visi: TA’AN TOU (BERSATU) MEMBANGUN LEMBATA BERPERADABAN, maka diperlukan nilai-nilai yang mendasarinya, yaitu:
Gelekat Lewo Gewayan Tana/Kaleka Leu. Nilai pengabdian tertinggi bagi seorang anak Lembata adalah mengabdi kepada Masyarakat, mencintai, mengasihi masyarakat (ribu ratu), kampung halaman, daerah. Padamu negeri kami berjanji; padamu negeri kami berbakti; padamu negeri kami mengabdi.
Ta’an Tou/ O’neq U’deq. Nilai Persatuan. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Untuk menerapkan nilai Gelekat Lewo Gewayan Tana/Kaleka Leu, semua komponen masyarakat harus Bersatu. Bersatu membangun Lembata yang berperadaban.
Tapaholo/ Sare Dame/Bela Kame. Berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan keluarga, berdamai dengan sesama, berdamai dengan Alam Lembata, berdamai dengan arwah Leluhur dan berdamai dengan Allah Yang Maha Kuasa. Jika masyarakat Lembata sudah saling memaafkan dan berdamai satu sama lain maka persatuan, semangat ta’an tou akan terwujud.
Pao Boi/Iu Uhe Bei Ara. Sebelum melakukan nilai Tapaholo, didahului dengan melaksanakan nilai-nilai Pao Boi, yaitu mengucap syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa, meminta ijin kepada Allah, Alam dan Arwah Leluhur, dan bersedekah kepada sesama, yatim piatu, para janda dan yang berkekurangan.
Tugul Gawak/Tawun Mawu. Cinta Kasih. Merangkul, menghimpun masyarakat dengan kasih sayang, memberi edukasi akan pentingnya Gelekat Lewo Gewayan Tana/Kaleka Leu.
- STRATEGI IMPLEMENTASI
Pembentukan tim atau lembaga khusus (OPD) untuk mengawal pencapaian visi. Penyusunan rencana aksi berbasis waktu yang jelas dan terukur. Kolaborasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk PARTAI POLITIK, Pemerintah Pusat, lembaga swadaya masyarakat, Para Donatur dan sektor swasta. Monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan pencapaian visi. (tm/tm)