Bahtiar Koeng, umur 50 tahun, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Balai Benih Mbay, Dinas Pertanian Provinsi NTT.

sergap.id, MBAY – Timang Guba, wanita asal Riung, Kabupaten Ngada, terpaksa melaporkan suaminya ke Polres Ngada, lantaran merasa diterlantarkan dan diancam akan diceraikan oleh suaminya.

Laporan Timang tercatat di Polres Ngada dengan Nomor Laporan Polisi: LP/151/XI/2017/NTT/Resort Ngada tanggal 2 Oktober 2017 dengan terlapor Bahtiar Koeng, umur 50 tahun, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Balai Benih Mbay, Dinas Pertanian Provinsi NTT.

Kepada SERGAP.ID, Timang, mengatakan, pernikahan mereka sudah berjalan 17 tahun dan dikaruniai dua orang anak, yakni satu perempuan, dan satu anak laki-laki.

Sebelum pindah ke Mbay, Kabupaten Nagekeo, suaminya bertugas di Kabupaten Lembata. Timang pun tinggal bersama suaminya hingga bisa membeli sebuah rumah seharga Rp70 juta di Lewoleba, ibukota Lembata.

Di Lewoleba, Timang membuka kios sembako di depan rumah mereka. “Dari usaha ini saya bisa tambah-tambah buat beli rumah,” ujar Timang.

Menurut Timang, di Lembata, Armin, sepupu suaminya ikut tinggal bersama mereka. “Armin tinggal dengan kami. Sejak SD hingga selesai kuliah di tangan kami. Sekarang Armin kerja di Dinas Pertanian Lembata,” katanya.

Masalah muncul ketika suatu waktu di tahun 2014, tanpa minta ijin, Armin main ke rumah temannya dan tidur di sana selama dua malam.

“Saat itu suami saya sedang tidak berada di Lembata. Dan, ketika dia pulang ke rumah, saya marah dia. Lalu saya telepon suami saya, melaporkan ulah Armin. Tapi dari balik telepon suami saya jawab dengan nada tinggi, lebih baik kau yang keluar dari rumah. Mendengar itu saya tidak jawab. Dalam hati, saya bertanya, koq aneh, selama ini Bahtiar tidak pernah kasar, tetapi kali ini kok seperti ini. Ada apa ini,” papar Timang.

Keanehan makin nampak ketika Bahtiar berada di rumah. Sering sekali di tengah malam, dengan cara mengendap-ngendap, Bahtiar keluar dari kamar istrinya dan masuk ke kamar Armin dan tidur di sana.

“Lebih aneh lagi, kalau saya ke Kupang kunjungi keluarga, Bahtiar tidak pernah telepon tanya kapan saya pulang, tetapi kalau Armin yang keluar dari rumah selalu saja dia cek, kamu di mana? Dengan siapa? Sebagai istri, saya jadi tanda tanya besar,” kata Timang.

“Sejak itu hubungan rumah tangga kami mulai renggang. Tiap malam Bahtiar tidur sekamar dengan Armin, sementara saya dan anak tidur sendiri,” ucap Timang.

Bahtiar pindah tugas ke Nagekeo pada tahun 2015. Sejak itu dia tidak pernah lagi menafkahi istri dan anaknya.

“Saya dan anak tidak pernah di kasih uang. Anak saya yang kuliah di Jawa sana, saya biayai dengan uang hasil usaha saya sendiri. Yang saya lebih marah lagi, Bahtiar bisa merekayasa sebuah surat yang isinya bahwa saya adalah mantan istrinya, hanya karena dia mau jual rumah di Lewoleba. Surat itu di tandatangani oleh Lurah Selandoro Apolonaris D. Demong S.sos. Saya bingung, kapan dia gugat cerai saya? Rumah yang dia jual itu adalah hasil keringat kami berdua dan sertifikatnya kami ada gade di bank,” ujar Timang.

Hubungan Timang dan suaminya ini beberapa kali dimediasi oleh keluarga dan forum perempuan Nagekeo agar mereka bisa kembali hidup bersama, tapi Bahtiar tetap ngotot ingin menceraikan Timang.

Bahtiar juga sering sekali tidak masuk kantor, karena sering ke Lembata. Beberapa kali SERGAP.ID ingin menemuinya di Balai Benih Mbay untuk kepentingan konfirmasi, namun Bahtiar selalu tidak ada di tempat.

Apakah Bahtiar punya kelainan seks dan memiliki hubungan khusus dengan Armin atau pria yang kini masih tinggal di Lembata itu?

Kepada SERGAP.ID di Kupang, dengan gerak tubuhnya yang sedikit ayu layaknya kaum bencong, Bahtiar membantah kalau dia punya kelainan seks.

“Armin itu adik saya. Tidak mungkinlah saya perlakukan dia sebagai istri. Saya tidur bersama Armin itu karena saya sudah mengeluarkan kata cerai ke istri saya. Yang meminta cerai itu istri saya. Sudah ulang kali dia minta cerai. Makanya saya mau ceraikan saja,” ujar Bahtiar kepada SERGAP.ID setelah dia bersama Kepala UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Maria Manek bertemu Kepala Dinas (Kadis)  Pertanian Provinsi NTT Yohanis Tay Ruba di ruang kerja Kadis Pertanian NTT pada Senin (23/10/17) siang.

Apakah alasan cerai hanya karena Armin dimarahi oleh istri anda? “Armin itu adik saya. Maka sebagai kakak, saya wajib melindungi dia,” tegas Bahtiar.

Apakah istri dan anak anda tidak perlu dilindungi oleh anda? “Saya butuh ketenangan. Kalau ribut-ribut terus, lebih baik cerai,” ucap Bahtiar.

Koq anda tega, demi pria lain, demi sepupu anda itu, anda membiarkan istri dan anak anda merana? “Ah…. Saya lapar. Saya mau pergi cari makan dulu,” ujar Bahtiar sambil berlalu pergi ke kantin yang berada di bagian kanan belakang kantor Dinas Pertanian Provinsi NTT. (Sherif Goa/Cis)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini