sergap.id, KUPANG – Fenomena hujan disertai angin kencang dan petir belakangan ini membuat masyarakat was-was. Ini bukan saja terjadi di NTT, tapi dirasa oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Karena itu kita perlu waspada. Demikian pesan Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi, S.Si dalam jumpa pers bersama Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr Jelami Ardu Marius, M.Si, Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Maria Patrycia Christin Seran, S.Kom, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim, Ota Thalo, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Dr Sintus Carolus, serta Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Valeri Guru di ruang Media Center Kantor Gubernur NTT, Senin (6/1/20).
Agung menjelaskan, berdasarkan pantauan BMKG, terdapat bibit Siklon yang tumbuh di Samudra Hindia sebelah selatan NTT dan di laut Arafuru sebelah selatan Tual.
Pergerakan bibit Siklon ini sangat luar biasa dan yang paling terasa di wilayah Manggarai atau di Pulau Flores bagian Barat.
“Disana terjadi puting beliung, awan gelap, curah hujan tinggi, dan sudah terjadi akibat dampak dua siklon itu,” kata Agung.
Sementara itu, lanjut Agung, atmosfir kita selalu berubah-ubah. Karena itu BMKG selalu memonitori perkembangan cuaca, teruma aselama tiga hari Kedepan.
Sebab dampak dari dua bibit siklon tropis tersebut mengakibatkan munculnya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan angin kencang disertai petir.
Pertumbuhan awan hujan yang terjadi akibat pertemuan dua belokan atau belokan angin yang disebabkan adanya bIbit siklon tropis itu perlu diwaspadai.
“Karena hujan yang datang dan pergi dibarengi dengan petir yang luar biasa,”ujar Agung.
Hingga April 2020 nanti, hujan akan disertai angin yang memiliki 15 hingga 30 kilo meter per jam.
Pantauan BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, saat ini posisi Matahari berada di belahan bumi bagian selatan yang menyebabkan angin muson barat di NTT.
Secara keseluruhan NTT berawan dari pada pagi hingga sore dan sebagiannya terjadi hujan ringan hingga lebat disertai petir dan angin kencang (25-35) ^0 serta kelembapan udara〖65-90〗^0, angin bertiup 65 – 90 persen dari Barat Daya ke Utara dengan kecepatan 15 hingga 30 kilo meter per-jam, dan tekanan udara normal 110 – 114, serta suhu permukan laut NTT berkisar〖-05∓4〗^0C.
Daerah yang perlu diwaspadai selama 3 sampai 7 hari kedepan adalah Pulau Timor. Sebagian berawan dan sebagian hujan ringan yang disertai petir.
BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang selalu memberikan warning setiap tiga jam sekali (peringatan dini).
Bagi masyarakat yang ingin tahu perkembangan cuaca di NTT, Agung mempersilahkan untuk menghubunginya via nomor WhatsApp 081393204393.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat via Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Jelami Ardu Marius, meminta para Bupati dan Walikota di NTT untuk sigap mengantisipasi potensi bencana alam di musim hujan saat ini.
“Masyarakat harus terus diberi informasi terkait perkembangan iklim dan cuaca sehingga mampu melakukan tindakan antisipatif,” tegasnya.
“Cuaca ekstrem sedang melanda Indonesia, termasuk NTT. Kita perlu mengantisipasi dampak ini, terutama potensi bencana untuk melindungi rakyat kita. Pemerintah Provinsi NTT telah mengelurkan surat keputusan terkait penanggulangan bencana dan memerintahkan para bupati dan walikota untuk selalu mengantisipasi dan melibatkan masyarakat dalam mencegah dampak akibat bencana alam,” kata Jelamu.
Menurut Jelamu, informasi-informasi terkait bencana alam harus terus dipublikasi agar masyarakat dapat mengantisipasi bagaimana penangananya. Bagaimana resolusinya dan langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.
“Dari pantauan dan laporan yang kita terima, ada beberapa kejadian di beberapa daerah di NTT terkait cuaca ekstrem ini. Di beberapa wilayah di Manggarai Barat, Manggarai Timur terjadi angin putting beliung dan tanah longsor. Begitu juga di Alor, sebagain wilayah Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara. Kita harapkan para camat dan kepala desa serta para ASN terus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait informasi potensi bencana ,” pungkas Jelamu. (vitus/vitus)