
sergap.id, WAIBAO – Menyongsong HUT RI ke 72 tanggal 17 Agustus 2017, warga Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur menggelar festival 1000 Neak Tuak di Danau Waibelen atau yang lebih dikenal dengana nama Danau Asmara.
Neak adalah gelas yang terbuat dari tempurung kelapa. Sedangkan tuak adalah minuman khas warga Flores Timur yang diambil dari sari pohon lontar.
Festival yang dilakukan pada Rabu 16 Agustus 2017 itu untuk memperkenalkan Danau Asmara kepada masyarakat luas karena keindahan dan kesejukannya.
“Dipilihnya Tuak dan Neak sebagai sarana promosi Danau Asmara, karena merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dalam serimonial budaya lamaholot. Ini merupakan lambang persatuan sejak dulu. Karena orang tua dulu sangat akrab, dan bersatu hanya dengan tuak dan neak,” ujar Ketua Panitia Festival 1000 Neak Tuak, Jemy Paun, kepada SERGAP.ID, Rabu (16/8/17).
Kata Jemy, warga Waibao juga telah bersepakat menyukeseskan program politik Pemerintah Kabupaten Flores Timur periode 2017 -2022, yakni membangun desa, menata kota.
Selain Danau Asmara, di Waibao juga terdapat situs Batu Bertulis yang diduga sebagai barang peninggalan Gajah Mada, serta keindahan pantai yang eksotis.
Untuk mencapai Danau Asmara, Batu bertulis dan pantai, pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda dua atau empat dari Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur. Jarak tempuhnya sekitar 40 kilo meter dengan waktu tempuh 2 – 3 jam.

Sejauh ini, hanya inisiatif masyarakat sendiri yang berusaha memperkenalkan Danau Asmara dan potensi wisata lain di sekitarnya ke dunia luar. Seperti yang dilakukan warga yang tergabung dalam kelompok tani Sumber Hidup.
Kelompok ini juga terus berusaha melengkapi sarana prasarana wisata, di antaranya membuat rumah pohon, rumah apung, dan perahu yang siap menghantar para pengunjung mengeliling danau. Dan, kelompok inilah yang memprakarsai festival 1.000 neak tuak. (Eman Koten)