Bupati Kabupaten Nagekeo Elias Djo dan Gubernur NTT FRans Lebu Raya sedang bicara serius soal bagaimana upaya terus menerus mengurangi angka kemiskinan di Nagekeo..

sergap.id, MBAY – Sejak 2013 laju Pertumbuhan Ekonomi (PE) di Kabupaten Nagekeo terus meningkat antara 4,62 hingga 4.91 persen. Demikian disampaikan Bupati Kabupaten Nagekeo, Elias Djo kepada SERGAP.ID, 17 Agustus 2017.

Menurut Elias, PE itu didukung oleh adanya pertumbuhan di semua lapangan usaha, termasuk informasi dan komunikasi yang menyubang PE sebesar 10,88 persen.

Lapangan usaha ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga mengalami pertumbuhan yang positif, dan sektor pertanian dalam 4 tahun terakhir menjadi penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB Nagekeo.

Penyumbang terbesar lainnya adalah sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib. Sedangkan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebagai penyumbang ketiga terbesar.

Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Nagekeo juga terus mengalami peningkatan sejak 2013 hingga 2016. Bahkan tahun 2014, IPM Nagekeo menempati urutan ke 4 di Provinsi NTT, yakni berada di bawah Kota Kupang, Kabupaten Ende dan Kabupaten Ngada yang berada di urutan pertama. Capaian IPM Nagekeo 2014 mencapai 62,71 persen. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pembangunan manusia di Nagekeo cukup baik di Provinsi NTT.

SELAMAT MERAYAKAN HUT RI KE 72

“Capaian pengurangan angka kemiskinan di Nagekeo merupakan dampak dari kebijakan pengembangan perumahan yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Berbagai indikator kemiskinan yang diukur berdasarkan kondisi perumahan menunjukan kemajuan yang signifikan, sehingga masyarakat dapat keluar dari kategori miskin,” kata Elias.

Elias menjelaskan, tahun 2016, Nagekeo juga dinyatakan sebagai kabupaten bebas dari masalah gizi buruk. Itu karena setiap tahun pemerintah terus berupaya menekan angka kasus gizi buruk yang sempat terekam di tahun 2013 hingga 2015.

Tahun 2013 ada 22 kasus gizi buruk yang diikuti tahun 2014 sebanyak 17 kasus, dan 2015 terjadi 9 kasus. “Karena pemerintah memberikan perhatian serius, maka tahun 2016, Nagekeo benar-benar bebas dari kasus gizi buruk,” tegas Elias.

Kata Elias, pemerintah juga terus mengembangkan produksi jagung melalui perluasan areal tanam dengan bantuan bajak gratis bagi masyarakat, penyediaan bibit unggul jagung, serta penggiliran tanaman pada areal lahan irigasi teknis.

Sementara pengembangan sektor peternakan dilaksanaanan dalam rangka peningatan populasi ternak yang dilaksanakan melalui pengadaan bibit ternak, pengembangan IB, dan pengembangan sarana dan prasarana peternakan.

Penyediaan air bersih juga menjadi fokus perhatian pemerintah. Tahun 2013 jumlah rumah tangga yang mengakses atau menggunakan air bersih hanya sebanyak 20.400 KK. Tapi pada tahun 2016 telah meningkat menjadi 27.510 KK.

Hal ini dicapai melalui optimalisasi peran BLUD-SPAM serta pelaksanaan program PAMSIMAS melalui dana APBN sejak tahun 2014 sebanyak 6 desa per tahun, serta sharing kegiatan melalui APBD II sebanyak 6 desa setiap tahun. Pada tahun 2016, Pemerintah Kabupaten Nagekeo melaksanakan sendiri kegiatan pengembangan jaringan air bersih sebanyak 6 desa.

Pemerintah juga telah melakukan upaya koordinasi dalam rangka pengembangan jaringan listrik bagi masyarakat di pedesaan. Upaya ini telah menunjukan hasil yang memuaskan dimana terjadi peningkatan rasio elektrifikasi dari 52 persen pada tahun 2014 meningkat menjadi 71 persen pada tahun 2016. (Sherif Goa)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini