sergap.id, OTAN – Upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Semau terus dilakukan oleh pemerintah desa hingga pusat demi menggapai kondisi masyarakat yang sejahtera dan mandiri secara ekonomi.
Salah satunya melalui festival Li Ngae yang digelar selama sepekan, mulai tanggal 18 hingga 25 Oktober 2019, di Pantai Otan, Desa Otan, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang.
Festival ini dibuka secara resmi oleh Bupati Kupang Korinus Masneno mewakili Gubernur NTT Viktor Laiskodat.
Dalam sambutannya, Korinus Masneno menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya Festival Li Ngae yang digagas oleh Pemerintah Desa Otan dan didukung oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT.
Menurut Korinus, Festival Li Ngae memiliki nilai sosial dan budaya yang perlu di rawat dan ditumbuh kembangkan dengan baik sebagai sebuah kearifan lokal yang menguntungkan.
“Rawatlah dan pertahankan budaya yang dimiliki masyarakat ini agar tetap lestari dan dapat dinikmati oleh anak cucu kita,” pesannya.
Korinus menjelaskan, festival ini merupakan momentum menumbuhkembangkan rasa persaudaraan, persahabatan dan kekeluargaan sebagai warisan leluhur Pulau Semau.
Apalagi Semau memiliki keindahan alam yang indah dan eksotis.
Jika ini dipadukan dengan kekayaan budayanya, maka akan menghasilan daya pikat wisata yang luar biasa.
Karena itu, kehadiran Festival Li Ngae juga merupakan momen penting memperkenalkan keindahan alam semau dan kekayaan budayanya untuk dapat menarik minat dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Semau.
“Target pemerintah antara tahun 2020 – 2023 mencapai 1,5 Juta wisatawan. Sehingga kehadiran kegiatan festival ini akan mendukung program Pemerintah Pusat, Pemprov NTT dan Pemkab Kupang,” tegasnya.
Festival Li Ngae sendiri merupakan tarian masal injak jagung yang dicampur abu dan dimaknai sebagai wujud syukur masyarakat kepada Tuhan atas hasil panen jagung.
Li Ngae berasal dari bahasa Helong yang memiliki arti Li melayani dan Ngae pertunjukan injak jagung.
Tarian Li Ngae sudah ada sejak lama dan hampir punah karena tergerus zaman.
Karena itu, Pemerintah Desa Otan menggelar festival tersebut untuk menghidupkan kembali budaya Li Ngae, sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang adanya tarian Li Ngae di Pulau Semau.
“Pada zaman dulu, festival ini merupakan ajang bagi muda-mudi bertemu dan mencari jodohnya,” ujar Kepala Desa Otan, Yos Lasi. (adv/adv)