sergap.id, KUPANG – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), mengatakan, dalam memimpin dan membangun Provinsi NTT harus dengan terobosan yang radikal. Kebangkitan dan kesejahteraan harus dimulai dari mengubah mindset dan culture set, baik masyarakat maupun Aparatur Sipil Negara (ASN).
Demikian disampaikan VBL dalam kegiatan Musyawarah Pastoral (Muspas) IV Keuskupan Agung Kupang (KAK), di aula Susteran S.SpS Belo, Selasa (25/02/2020) malam.
Nampak hadir Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, tenaga ahli Gubernur NTT, Dr. Imanuel Blegur, Karo Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si, ratusan Pastor Paroki se KAK, para biarawati, Dewan Pastoral Paroki dan undangan lainnya.
Menurut VBL, ketika dilantik Presiden Jokowi 5 September 2018 silam, angka kemiskinan di NTT 21,8 %, angka stunting sebesar 42 % dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terendah setelah Papua dan Papua Barat.
“Nah, apakah NTT miskin?,” tanya VBL.
Jika kondisinya masih miskin, maka menurut VBL, diperlukan terobosan yang radikal.
“Gereja Katolik pun demikian. Tahun 1582 Paus Gregorius mengubah dan menggunakan Kalender Gregorian. Ini perubahan yang sangat radikal. Banyak yang protes. Tapi hari ini 98% dunia termasuk kita di NTT menggunakan Kalender Gregorian,” ucap VBL.
“Sama kita di NTT. Kalau kita ingin membangun NTT dengan radikal, pasti ada pengorbanan. Ada harga yang harus dibayar,” tegasnya.
Untuk itu, kata VBL, perlu ada motor penggerak dari pemimpin.
“Ethos kerja harus berubah. Kita tidak bisa jalan santai. Sebuah perubahan pasti ada tekanan. Tinggal siapa yang mengikuti secara terpaksa atau secara sukarela. Jika tidak perubahan itu akan menggilas mereka yang tidak ingin berubah,” katanya.
VBL berharap ada perubahan dalam merumuskan narasi-narasi pembangunan di NTT.
“Saya sudah sampaikan ke Bappelitbangda NTT agar ubah narasi. Jangan lagi menggunakan isu-isu kemiskinan, stunting, kebodohan dan lain-lain. Ubah dengan isu strategis seperti coklat kelor yang diminati, sophia minuman kebanggaan yang diminati, dan lain sebagainya. Karena itu, saya berharap Gereja Katolik, Bapak Uskup, para romo, para suster harus mengkampanyekan hal-hal yang baik ini. Sehingga kita bisa gapai NTT Bangkit NTT Sejahtera,” pintanya.
VBL berharap ada sinergitas dan kolaborasi yang efektif antara Pemprov NTT dengan lembaga gereja, khususnya dalam mengurus kelor, jagung,sophia, peternakan dan lain sebagainya.
MUSPAS
Ketua Panitia Muspas, Romo Sipri Senda, mengatakan, kegiatan Muspas ini dimaksudkan untuk membangun pemahaman pastoral bersama, guna melihat kembali pengalaman pelayanan pastoral dan sejauh mana hasil Muspas tahun 2016 silam yang telah terlaksana di KAK.
“Kegiatan ini kami gelar dari 23 hingga 27 Februari 2020 bertempat di Rumah Retret Susteran S.SpS Belo. Partisipasi dan keikutsertaan para tertahbis dan umat sangat baik,” ucap Romo Sipri yang juga pengajar Kitab Suci pada Sekolah Tinggi Filsafat Santo Mikhael Penfui Kupang. (cis/valeri guru)