Belalang kembara menyerang dengan memakan daun-daun tanaman sehingga mengurangi luas permukaan daun dan mengganggu fungsi fisiologis dari tanaman yang diserang. Kerusakan daun ini berpengaruh terhadap produktivitas tanaman tersebut. Jika serangan belalang ini dalam jumlah populasi yang tinggi, daun tanaman yang diserang akan habis dimakannya.

sergap.id, TANDENING – Belalang kembara adalah jenis belalang besar, dan merupakan satu-satunya spesies anggota marga Locusta. Serangga inilah yang menyerang Kabupaten Sumba Timur sejak 23 Juni 2019 lalu.

Rabu, 25 Juni 2019, gerombolan belalang ini masih terlihat di wilayah padang Tandening, Desa Kaliuda, Kabupaten Sumba Timur.

Ada dua jenis belalang di Tandening, yakni belalang yang sudah bersayap atau siap terbang, dan belalang yang belum memiliki sayap.

Sekitar 10 hektar padang yang berlokasi di sekitar SMA Negeri 1 Pahunga Lodu masih diduduki belalang.

Sejauh ini belalang belum menyerang tanaman milik warga.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPD) Kabupaten Sumba Timur telah mengidentifikasi keberadaan belalang tersebut untuk selanjutnya dilakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak menyerang tanaman warga.

Hama ini dikenal sebagai perusak tercepat komoditi padi dan jagung, serta daun bambu, sorgum, dan kelapa.

Pertama kali hama kembara menyerang Pulau Sumba terjadi pada tahun 1973 dan berlangsung hingga tahun 1975.

Dua puluh empat tahun kemudian, belalang yang sama muncul lagi di Pulau Sumba dan berlangsung sejak tahun 1999 hingga 2002.

Empat belas tahun kemudian, yakni pada tahun 2016 terjadi lagi serangan hama belalang yang sama, kemudian menghilang sebentar, lalu pada tahun 2017 kembali lagi secara eksplosif.

Sejak kemunculannya, Belalang Kembara menjadi trending topik bagi masyarakat Sumba Timur, terutama pengguna media sosial, seperti facebook dan twitter.

Belalang Kembara muncul dari mana? Merupakan, satu dari sekian banyak pertanyaan yang diajukan para pengguna media sosial.

Belalang Kembara dikelompokkan ke dalam kerajaan hewan, kelas serangga, ordo orthoptera, famili acrididae, genus locusta.

Organisme ini hidup dalam ekosistem darat, dan merupakan salah satu bagian dalam jaring-jaring makanan. Sehingga secara alami, belalang kembara hidup dan menjadi penghuni dalam suatu ekosistem.

Locusta migratoria manilensis yang meledak populasinya saat ini di Sumba Timur dikenal juga dengan nama Belalang Kembara Oriental.

Berdasarkan sejarahnya, ledakan organisme ini telah tercatat sebanyak tiga kali, yaitu, ledakan populasi pertama pada tahun 1973 hingga 1979, kemudian terjadi lagi ledakan populasi di tahun 1998 hingga 2002, dan ledakan ke-3 terjadi sejak Juni 2016 hingga sekarang.

Rentetan kejadian ini, menempatkan Sumba Timur sebagai salah satu kantong populasi belalang kembara terbesar di Indonesia. (les/les)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini