R saat di rawat di Puskesmas Boawae, Kabupaten Nagekeo.

sergap.id, NDORA – Kasus pemerkosaan kembali terjadi di Kota Kupang. Korbannya adalah R (21) asal Kampung Masolewa, Dusun B, Desa Ulupulu (Ndora), Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo.

R mengaku, kekerasan seks yang menimpa dirinya berawal dari perkenalannya dengan Markus, pria asal Boawolo, Kecamatan Boawae, Nagekeo.

Berikut penuturan R kepada SERGAP, Kamis 9 Agustus 2018:

Sekitar bulan Mei 2018, saya berkenalan Markus di Ende. Saat itu saya lagi tunggu Bis di terminal Ndao. Saat saya lagi duduk, tiba-tiba datang si Markus dan dia minta kenal. Dia tanya saya, nona kamu asal mana? Saya jawab saya dari Ndora. Dia bilang oh kebetulan istri saya dari Ndora juga.

Setelah berkenalan, kami dua ngobrol. Dalam obrolan itu dia tanya saya, nona kerja di mana? Saya jawab, saya kerja di koperasi, tapi sudah 5 bulan ini gaji saya belum di bayar. Tiba-tiba Markus bilang, bagaimana kalau nona kerja di Jakarta saja, gajinya besar, per bulan Rp 3 juta.

Awalnya saya ragu, tapi karena Markus meyakinkan saya bahwa dia punya jaringan dan sedang butuh pembantu rumah tangga, maka saya pun menerima tawarannya.

Dari Ende kami  ke Ndora menumpang trevel. Sampai di Ndora saya minta untuk mampir di rumah orang tua saya, tetapi Markus tidak mau. Dia bilang, jangan singgah lagi, karena besok pagi kita mau ke Kupang. Akhirnya malam itu kami bermalam di rumahnya di Ndora.

Besok paginya, saya dan Markus menumpang bis ke Aimere untuk melanjutkan perjalanan ke Kupang menggunakan kapal feri.

Sampai di Kupang kami langsung ke rumahnya pak Beni Banoet. Saya tanya, pak Beni itu kerja di mana? Markus jawab, Beni itu saya punya bos.

Setelah beberapa malam kemudian, saat saya lagi tidur di kamar, tiba-tiba Markus ketuk pintu. Pada saat saya buka pintu, tiba-tiba Markus langsung peluk saya.

Saya meronta dan tanya, kenapa kau buat saya begini? Tapi Markus terus memeluk saya, dan berusaha menutup mulut saya.

Karena saya terus meronta dan berteriak minta tolong, akhirnya dia pukul saya dan banting saya di tempat tidur. Seketika saya pun pingsan.

Pada saat saya sadar, pakaian saya sudah tidak ada. Dia kasih telanjang saya,  kemudian dia perkosa saya berulang-ulang.

Setelah itu dia keluar dari kamar dan ancam saya, kalau kamu lapor polisi, kamu akan saya bunuh! Karena di ancam, saya terpaksa hanya diam. Saya hanya bisa menangis saat itu.

Pernah Markus dengan Beni ancam mau bunuh saya, malah peti mati mereka sudah siap.

Selain di perkosa, saya juga sering di pukul oleh Beni. Saya tidak tau apa salah saya. Malah Beni juga minta jatah untuk meniduri saya. Dalam situasi yang panik dan takut, terpaksa saya harus melayani napsu bejat mereka dua berulang-ulang.

Karena tidak tahan dengan perlakuan mereka, saya merayu Markus agar mau mengantar saya pulang ke kampung.

Akhirnya Markus menyanggupinya dan Juni 2018 saya diantar oleh Markus dengan kapal feri Aimere.

Setelah sampai di Aimere, Markus bukan antar saya langsung ke Ndora, dia malah suruh saya nginap semalam di Aemali (Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo), di rumahnya Vero.

Malam itu dia minta saya untuk melayani dia lagi, tapi saya tidak mau. Karena saya tidak mau, saya dipukul lagi. Lalu besok paginya Markus suruh Vero antar saya ke Ndora.

Saya baru tahu kalau Markus itu penjahat setelah Vero cerita ke saya. Terus terang saya sampai sekarang masih trauma dengan kejadian yang saya alami waktu di Kupang dan di Aemali.

Markus, pelaku yang memperkosa R.

Lapor Polisi

Informasi yang dihimpun SERGAP menyebutkan, Markus memiliki istri lebih dari satu. Banyak wanita yang menjadi korban kebuasan seksnya lewat pekerjaannya sebagai perekrut tenaga kerja, khusus wanita single, untuk dikirim ke Jakarta atau Malaysia.

Kepada SERGAP, ayah R, MG (68), mengutuk perbuatan Markus dan Beni terhadap anaknya. Ia mengatakan, pihaknya telah melaporkan perbuatan Markus dan Beni ke Polsek Boawae (Polres Ngada).

“Itu Markus memang anjing, bangsat. Manusia kurang ngajar. Kami sebagai orang tua tidak tau kalau anak kami di bawa ke Kupang. Yang kami tahu, anak kami kerja di Ende. Saya mau Markus dan Beni di hukum berat, bila perlu tembak mati saja,” pinta MG.

Karena mengalami kekerasan fisik, R sempat dirawat di Puskesmas Boawae.

Kini Polres Ngada sedang berkoordinasi dengan Polres Kupang Kota untuk segera menangkap Markus dan Beni.

“Kasus ini saya sudah lapor di Polsek Boawae tanggal 17 Juni (2018) lalu,” kata MG . (sg.sg)

@iklan

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini