Jika dilihat dari sejumlah luka yang ada pada tubuh korban, polisi menyimpulkan luka tersebut akibat adanya perlawanan dari korban sebelum ia diperkosa dan dibunuh oleh pelaku.
Jika dilihat dari sejumlah luka yang ada pada tubuh korban, polisi menyimpulkan luka tersebut akibat adanya perlawanan dari korban sebelum ia diperkosa dan dibunuh oleh pelaku. (foto: ilustrasi)

sergap.id, BIMA – Kabar duka datang dari Kelurahan Tanjung, Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Telah terjadi tindak kekerasan hingga menyebabkan nyawa melayang. Korbannya adalah P, bocah berumur 10 tahun asal Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kamis (14/5/20) kemarin, warga Kelurahan Tanjung, Kota Bima, NTB, digegerkan dengan penemuan seorang bocah berumur 10 tahun yang tewas dalam keadaan gantung diri di sebuah rumah kos.

Sebelum dibunuh dengan cara dianiaya dan digantung, P lebih dahulu diperkosa.

Kasus ini terungkap setelah polisi berhasil menangkap terduga pelaku berinisial PA (37), yang juga berasal dari Manggarai, dan diketahui tinggal satu kos dengan keluarga korban.

“Pada waktu kejadian, terduga ini ada di dalam kamar kosnya di sekitar TKP. Saat ini, yang bersangkutan telah diamankan dan hingga sekarang masih dimintai keterangan,” kata Kapolres Bima Kota, AKBP Haryo Tejo Wicaksono SIK, saat konferensi pers di ruang kerjanya, Sabtu (16/5/2020) malam, seperti dilansir kompas.com.

Haryo mengatakan, dari informasi yang dihimpun, PA diketahui baru sekitar tiga bulan indekos.

Antara pelaku dengan keluarga korban selama ini cukup dekat. Sebab, mereka berasal dari satu kampung yang sama di Manggarai.

Meski demikian, pihaknya belum bisa membeberkan kronologi dan motif pembunuhan. Sebab hingga saat ini masih dilakukan pendalaman penyelidikan.

Haryo mengatakan, pada sejumlah bagian tubuh korban ditemukan luka memar. Bahkan pada alat vital korban ditemukan adanya tanda kekerasan dan cairan.

“Dari hasil visum memang korban mengalami luka di bagian kemaluannya. Selain itu, ada cairan di vaginannya, apakah itu merupakan cairan sperma atau cairan lain perlu cek forensik,” ujarnya.

Jika dilihat dari sejumlah luka yang ada pada tubuh korban, Haryo menyimpulkan luka tersebut akibat adanya perlawanan dari korban sebelum ia diperkosa dan dibunuh oleh pelaku.

“Korban ini dilakukan pemerkosaan terlebih dahulu. Kemudian ada perlawanan sehingga terjadi penganiayaan. Namun, ketika digantung, korban masih dalam keadaan hidup, cuma keadaannya sudah pingsan,” tuturnya.

Untuk memperdalam upaya penyelidikan tersebut, jasad korban dibawa ke Rumah sakit Bayangkara Polda NTB untuk dilakukan visum. (bel/bel)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini