sergap.id, KUPANG – Setiap musim panas tiba, warga Kota Kupang selalu mengeluh soal panasnya cuaca. Tapi hanya sedikit yang berupaya mengatasinya dengan cara menanam pohon di ruang terbuka atau di halaman rumahnya.
Karena itu, Wali Kota Kota, Jefri Riwu Kore, meminta setiap Kepala Keluarga (KK) dan mewajibkan seluruh ASN yang bekerja di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang untuk menanam pohon.
Wali Kota juga menggandeng gereja-gereja dalam Gerakan Kupang Hijau (GKH).
Bahkan Pengurus Kaum Bapak Sinode (PKBS) Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) ikut meluncurkan Gerakan Satu Bapak Satu Pohon (G-SAPA SAPO) yang diluncurkan di Gereja GMIT Istana Kasih Talaka Klasis Kupang Barat, Minggu (24/11/19).
Tujuannya untuk menjaga keseimbangan ekologi, sekaligus meningkatkan kualitas udara dari serbuan polusi kendaraan.
Ketua Majelis Jemaat GMIT Istana Kasih Talaka, Pdt Matelda Wila Kore Dethan, mengatakan, program yang dicetuskan Pemkot Kupang adalah bentuk kepedulian yang perlu digerakan demi perubahan hidup bersama yang lebih baik.
Sebagai praktisi GMIT, kata Matelda, pihaknya komit mendukung kerja pemerintah, terutama dalam GKH dan Tanam Air.
Itu sebabnya G-SAPA SAPO yang dicetuskan oleh kaum bapak Sinode merupakan gerakan selaras GKH demi membangkitkan semangat para kepala rumah tangga agar mulai menata lingkungan yang asri dan layak huni.
Sementara itu, Ketua PKBS GMIT, Rodialek Polo, menegaskan, G-SAPA SAPO adalah gerakan peduli lingkungan.
“Kita wajibkan satu bapak menanam satu pohon di halaman rumah. Dengan ini kita bantu Pak Wali Kota. Karena sejak 2015, kita sudah defisit air. Kalau sekarang ada sumur-sumur air yang kering, jangan kaget,” kata Rodialek.
Rodialek mengapresiasi ide brilian Wali Kota meluncurkan GKH.
Sebaliknya Jefri Riwu Kore pun memuji kaum bapak Sinode yang telah mendorong jemaatnya untuk mulai menanam pohon lewat G-SAPA SAPO.
“Ini adalah gerakan yang sangat kreatif. Ini gerakan moral yang luar biasa. Gerakan yang sangat menyentuh iman,” ucapnya.
Jefri berharap gerakan tersebut dapat memberi dampak positif menuju Kupang kota layak huni, serta bisa terhindar dari kekeringan dan cuaca panas.
“Mari kita bekerja untuk lingkungan kita,” ajak Jefri Riwu Kore.
Peluncuran G-SAPA SAPO tersebut dihadiri juga oleh Penasehat PKBS Winston Neil Rondo, Kepala Dinas Sosial Kota Kupang, serta pengurus Kaum Bapak dari jemaat se Klasis Kota Kupang dan Kupang Barat.
Gerakan GKH dan G-SAPA SAPO didukung pula oleh Eman Ndun, pegiat lingkungan hidup di wilayah Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.
“Kalau semua kita, mulai hari ini kita tanam pohon, maka yakinlah 10 tahun berikut (kedepan), pasti kota kita akan menjadi kota yang sejuk dan memikat. Karena pohon yang kita tanam hari ini akan menjadi hutan lebat dan kita bisa berekreasi di bawah pohon,” ujar Eman.
Ia berharap program yang dicetus Wali Kota dan GMIT mendapat dukungan penuh dari seluruh masyarakat masyarakat Kota Kupang.
“Apalagi sekarang ini Pemkot terus menata wajah kota, termasuk menata taman-taman kota demi menekan polusi udara yang berasal dari kendaraan,” pungkasnya. (wr/hd)