sergap.id, MBAY – Jelang penetapan calon presiden dan wakil presiden pada 22 Mei 2019, Ketua MUI Kabupaten Nagekeo, Haji Yunus Manetima, menghimbau umat muslim tidak terprovokasi dengan wacana gerakan People Power yang diserukan Amien Rais.
Menurut Haji Yunus, gerakan people power dapat merugikan umat Islam, baik di Kabupaten Nagekeo maupun di Indonesia secara keseluruhan.
“Pemilihan umum yang diselenggarakan pada tanggal 17 April 2019 lalu telah berjalan dengan jujur, adil, transparan dan demokratis”, ujar Haji Yunus.
Dia menghimbau seluruh umat muslim di Nagekeo untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketentraman menjelang penetapan presiden dan wakil presiden.
“Sekaligus saya menghimbau kepada kita semua untuk tidak terprovokasi oleh gerakan-gerakan tersebut”, pintanya.
Haji Yunus mengapresiasi kerja keras Komisi Pemilihan Umum yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik, adil dan transparan.
Sementara itu, sejumlah tokoh agama di Atambua, Kabupaten Belu, mengajak seluruh masyarakat di Indonesia, khususnya di NTT, tidak terpancing wacana people power yang saat ini sedang beredar di masyarakat umum.
Mereka menilai isu people power itu sengaja dimunculkan oleh para elite politik bangsa ini dengan tujuan memecah belah bangsa.
“Sebagai salah satu tokoh agama di Belu, saya mengimbau kepada seluruh umat di NTT, khususnya di Atambua, untuk tidak terprovokasi atau terpengaruh dengan berbagai isu yang berkaitan dengan people power yang ke depannya dapat merusak keharmonisan bangsa,” kata Pastor Paroki Gereja Santa Stela Maris, Pastur Yoris Samuel.
Aktivis 1998 yang juga politikus Partai Gerindra, Desmond J Mahesa, memberikan catatan tajam terkait gerakan people power yang digaungkan eks Ketua MPR Amien Rais.
Amien, yang kini menjabat Ketua Dewan Kehormatan PAN, diminta mengajak partainya terlebih dulu sebelum menyerukan gerakan tersebut ke partai lain.
“Kita akan tonton, kalau Amien Rais bicara tentang people power, masalah kedaulatan rakyat, dan macam-macam, kita lihat Amien Rais bisa memerintah partainya nggak untuk mengajak turun? Kalau Amien Rais bisa mengajak partai yang dia dirikan itu, ‘gua ikutan, gua bagian dari ikutan’. Kalau nggak, ini kan lelucon yang nggak lucu. Lelucon yang nggak lucu. Ya masak dia ngajak Gerindra, gitu kan?” kata Desmond kepada wartawan, Rabu (15/5/2019).
Bagi Desmond, gerakan people power Amien Rais tak akan terjadi.
Dia membandingkannya dengan people power yang terjadi pada 1998.
“Jadi kalau menurut saya, ini pendapat pribadi ya, sebagai aktivis,people power itu tidak akan terjadi karena sudah batal di awal, diomongin Amien Rais. Kalau kami di aktivis dulu kalau ada orang ngomong di depan ini pasti orang ini intel, gitu lo, menginformasikan ke orang,” jelas Desmond.
“Kalau ada orang ngomong sesuatu hal di depan, pasti orang ini secara tidak langsung mengasih tahu ke pihak aparat ini akan terjadi people power. Kan dalam konteks kami aktivis dulu, ‘ye, intel melayu ini orang’,” imbuh dia.
Terlepas dari itu, Desmond mengaku siap mendukung gerakan people power yang digagas Amien Rais jika memang itu terwujud.
Gerakan yang kini berubah nama menjadi gerakan kedaulatan rakyat itu disebut Desmond akan melawan kecurangan Pemilu 2019.
“Sebagai orang yang bagian dari Partai Gerindra yang dicurangi, kalau memang ini ada gerakan rakyat, ya, saya setuju. Tapi kalau sudah diomongin di awal, aparat, pihak lawan yang mencurangi kan jadi waspada. Kayak didesain. Jadi prematur di awal. Menurut saya, kegagalan gerakan rakyat karena diomongin di awal,” jelas Desmond.
Istilah people power ini awalnya disampaikan Amien Rais terkait kecurangan Pemilu 2019. Amien Rais kemudian menggantinya dengan gerakan kedaulatan rakyat karena istilah people power memicu kontroversi.
“Eggi Sudjana ditangkap polisi karena bicara people power. Kita tidak gunakan people power, tapi gerakan kedaulatan rakyat,” ujar Amien, Selasa (14/5/2019). (bel/dtk)