sergap.id, SURABAYA – Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi, berharap PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III berperan lebih aktif meningkatkan perekonomian masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
NTT dengan potenai sumber daya alam yang luar biasa membutuhkan peran Pelindo dalam urusan pendistribusian keluar NTT.
“Kami punya garam dengan kualitas terbaik. NTT bisa menyumbangkan (memasok, red) 1 juta metrik ton garam untuk mengatasi kekurangan kebutuhan garam nasional yang mencapai 3,7 metrik ton. Peranan Pelindo sangat penting kalau kita mau ekspor garam ke luar daerah atau untuk memindahkan garam dari satu tempat ke tempat yang lain,” ujar Nae Soi saat menjadi pembicara pada Rapat Kerja Pelindo III tahun 2019 di Grand Barunawati, Surabaya, Jawa Timur, Senin (2/12/19).
Menurut mantan anggota DPR RI dua periode ini, pelabuhan memiliki peranan penting dalam menentukan kemajuan suatu daerah. Kalau aktivitas bongkar muat di pelabuhan lancar, pasti daerah itu maju.
“Langsung diperjelas Pelindo kerja apa, pemerintah daerah bantu dan buat bagaimana, kemudian hasilnya apa untuk rakyat. Pelayanan administrasi pelabuhan harus disederhanakan dan aktivitas bongkar muaf dipercepat,” ucap mantan anggota Komisi V DPR RI itu.
Nae Soi menjelaskan, NTT juga memiliki potensi ternak yang besar. Sesuai dengan data dari Kementerian Pertanian tahun 2018, populasi ternak sapi di NTT, termasuk lima besar yakni sekitar 6 persen dari populasi sapi nasional sebanyak 17,05 juta ekor.
Pemerintah Provinsi juga telah mengirim para pemuda dan sepuluh orang masyarakat peternak NTT ke Australia untuk belajar cara memelihara dan mengolah daging sapi.
“Ke depan, kami tidak akan lagi kirim ternak hidup tetapi kombinasi dengan daging. Dengan Pelindo, kita akan kerjasama terkait bagaimana menyusun strategi sehingga kita bisa kirim daging ke luar negeri terutama pengiriman ke Timor Leste,” bebernya.
Nae Soi juga meminta dukungan Pelindo dalam ekspor rumput laut yang sudah dilakukan ke Argentina selama ini.
Peranan Pelindo sangat besar dalam hal ini. Hanya saja perlu diperhatikan persyaratan administrasinya agar lebih disederhanakan.
“Oke, sesuai aturan tidak semua pelabuhan dapat mengirim langsung ke luar negeri. Karenanya harus lewat Surabaya, kami terima! Tetapi jangan sampai di sini dibongkar dan dibuka, cukup saja dilegalisasi supaya tidak ada tambahan biaya lagi. Apalagi sesuai arahan Presiden dengan Omnibus Law, penyederhanaan regulasi, ” tegasnya.
Wagub juga meminta dukungan Pelindo dalam pengembangan pariwisata NTT. Apalagi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, sedang didirikan pelabuhan Marina yang rencananya akan selesai pada akhir 2020.
“Peranana Pelindo sesuai kewenangan yang diberikan Kementerian Perhubungan untuk memandu kapal dari tengah laut ke pelabuhan. Ini juga tentunya peluang yang dapat dikerjasamakan,” katanya.
Nae Soi mengpresiasi dan memberikan penghargaan kepada Pelindo atas kerja sama yang telah terjalin selama ini. Ia berharap kerja sama ini dapat ditingkatkan.
“Terima kasih kepada Pelindo yang dengan dana CSR membantu kami untuk mengirim anak-anak kami sebanyak 50 orang ke Norwegia. Kami berharap kerjama ini dapat ditingkagkat lagi, kalau bisa jumlah pesertanya bisa ditambah tahun depan,” tutup Nae Soi.
Direktur Utama Pelindo IIII, dalam sambutannya menyatakan, dari total 3.089 pelabuhan di seluruh Indonesia, hanya 103 yang dikelola Pelindo. Sisanya dikelola oleh kementerian perhubungan dan pihak swasta.
Pelindo III membawahi 8 Provinsi yakni NTT, NTB, Bali, Jawa Timur, Jawa Temgah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kalimantan Selatan dan Kalimantam Tengah.
“Pola Raker Tahun 2019 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena menghadirkan tujuh kementerian terkait dan delapan Gubernur. Tujuannya supaya apa yang menjadi langkah-langkah Pelindo ke depan dapat disesuaikan dengan keinginan dan aspirasi pemerintah daerah,” kata Doso Agung.
Dalam Rapat Kerja Pelindo kali ini tampak hadir pula Komisaris Utama Pelindo III Ahmad Bambang, pimpinan, Direksi, dan jajaran Pelindo III, mitra kerja Pelindo III, Kadis Perhubungan NTT, Kadis Peternakan NTT, dan insan pers. (aven reme)