Kepala Biro (Karo) Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si, saat memberi keterangan pers tentang pencegahan virus corona di NTT pada Sabtu (4/4/20) sore,

sergap.id, KUPANG – Kepala Biro (Karo) Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si, patut diberi apresiasi. Sebab, salah satu putra terbaik dari Manggarai ini benar-benar melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab.

Sejak pemerintah pusat menetapkan negeri ini dalam ancaman virus corona atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pada awal Maret 2020, serta Gubernur NTT Viktor Laiskodat memberi tugas tambahan kepada Marius sebagai Jubir Gugus Tugas Covid-19 guna mencegah masuknya corona ke NTT, Marius terlihat selalu standby di kantornya dari pagi hingga tengah malam.

Setiap hari, pada siang hari dan malam hari sebelum pukul 21.00 Wita, Marius selalu mendatangi posko gugus tugas covid-19 di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi NTT untuk mengupdate berbagai data tentang corona, termasuk soal jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), untuk disebarkan ke masyarakat melalui wartawan.

Marius tidak sendiri. Di kantornya, ia selalu ditemani beberapa stafnya, diantaranya Kasubag Pers Valeri Guru, Yos, dan Adi.  Sementara yang lainnya menjalani kebijakan Work From Home, kecuali Kepala Bagian (Kabag) Pers, Pit Seran, yang 7 bulan belakangan ini tampak masuk kantor sesuka hatinya. Sesekali ia terlihat masuk kantor pada pagi hari. Namun selepas absen dia menghilang dan baru muncul lagi pada sore hari untuk absen pulang kantor. Begitulah kelakuannya setiap hari.

Namun dalam rangka mengawal informasi tentang penanganan dan pencegahan Covid-19 di NTT, Marius selalu mobile selama 24 jam, mulai Senin hingga Minggu.

Itu sebabnya dalam sehari, waktu tidur Marius diperkirakan hanya berkisar 2-4 jam atau sangat minim dari waktu tidur normal orang dewasa yang secara medis paling kurang 7-8 jam dalam sehari.

Valeri Guru beberapa kali mengingatkan Marius agar juga memikirkan waktu istirahat. Namun Marius menjawab, “Tugas kita adalah melayani masyarakat. Kita harus selalu siap untuk masyarakat. Karena masyarakat butuh informasi yang lengkap tentang penanganan ODP dan PDP”.

Setiap hari Marius memiliki jadwal menginformasikan data terupdate tentang corona kepada wartawan, yakni pada pukul 12.00 WITA dan pukul 21.00 Wita.

Namun dalam seminggu terakhir, guna meminimalisir pertemuan dengan wartawan dalam jumlah banyak, Marius memilih melakukan siaran langsung melalui Youtube dan Facebook yang dapat diakses oleh masyarakat dan para wartawan.

“Salut. Kerja Pak Karo ini luar biasa. Ini menjadi contoh buat pejabat lain. Kerja harus tanggungjawab seperti ini. Jangan hanya menang di gaya saja, tapi kerja nol kaboak,” ujar para wartawan yang setiap hari selalu menunggu update informasi corona dari Marius.

  • Solidaritas Kemanusiaan

Sabtu (4/4/20) sore, Marius kembali memberi keterangan pers tentang pencegahan virus corona di NTT.

Marius mengatakan, upaya dan kerja keras pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota di NTT telah mendatangkan hasil yang signifikan, yakni sampai sekarang NTT masih negatif virus corona.

Walau begitu, Marius berharap adanya kerjasama dari seluruh masyarakat NTT untuk bergandengan tangan dengan pemerintah di berbagai tingkatan guna mencegah corona.

Menurut Marius, wabah pandemic Covid-19 ini merupakan momentum emas untuk mewujudkan  solidaritas kemanusiaan.

“Kita harapkan seluruh masyarakat NTT dimanapun berada, di perkotaan, di pedesaan, di pantai-pantai, di gunung-gunung, di bukit-bukit atau atau dimanapun, mari kita mewujudkan solidaritas kemanusiaan. Kita  saling mendukung sesama saudara kita yang ada dalam status ODP atau PDP,” ucapnya.

Khusus untuk ODP dan PDP, Marius meminta dukungan moril dari seluruh rakyat NTT.

“Berikanlah mereka dukungan moril dengan doa-doa kita. Memberi mereka harapan; jangan membuat mereka putus asa; jangan membuat mereka kehilangan arah; jangan membuat mereka  kehilangan kehidupan. Karena ketika  kita mengucilkan mereka, apalagi mengolok-olok mereka, saat itu sebenarnya kita sedang memberikan dia rasa putus asa; saat itu kita membuat mereka stres, dan ketika mereka stres, imunitasnya, kekebalan tubuhnya menurun dan penyakit mudah masuk kedalam dirinya,” pintanya.

  • Tetap Waspada

Sudah sebulan lebih fokus kerja masyarakat dan pemerintah hanya tertuju kepada percepatan penanganan Covid-19. Hasilnya, hingga kini secara nasional tersisa dua provinsi, yakni Gorontalo dan NTT yang masih negatif Covid-19.

“Bapak Gubernur selalu mengingatkan kita, walaupun status kita masih negatif, tetapi kita harus tetap waspada; tetap siaga; tetap menjaga kesehatan; tetap menghindari kerumunan atau tidak mengumpulkan banyak orang; tidak melakukan kegiatan yang melibatkan banyak orang tetapi lebih banyak berada di dalam rumah; kecuali ada hal-hal yang sangat penting untuk ke pasar; ke mall dan sebagainya,” tandas Marius.

Marius mewanti-wanti agar masyarakat komit tetap berada di rumah, termasuk beribadah yang hanya boleh dilakukan melalui teknologi online. Ingat pula rutin mencuci tangan dengan sabun, makan makanan yang bergizi, serta meluangkan waktu untuk berjemur di matahari.

“Menurut para ahli, pukul 10.00 wita sampai dengan 10.15 adalah waktu yang sangat baik untuk berjemur. Mudah-mudahan semua informasi yang positif yang kita terima dari manapun, kita olah dan dijadikan dasar untuk mengontrol kesehatan kita masing-masing,” katanya.

Kepala Biro (Karo) Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si,sedang live youtube dan facebook, Sabtu (4/4/20) sore.
  • Belum Ada Pemberitahuan dari Mabes Polri

Pada bagian lain, ketika ditanya wartawan tentang adanya pemberitaan mengenai calon perwira polisi yang diduga terpapar Covid-19, secara lugas Marius menegaskan, belum ada pemberitahuan dari Mabes Polri.

“Menurut keterangan Humas Polda NTT belum ada pemberitahuan dari sana. Belum ada yang positif, semua masih berproses diperiksa kesehatannya,” ujarnya.

Marius juga menghimbau kepada warga NTT yang ingin kembali ke NTT, agar memastikan kesehatan diri sebelum pulang ke NTT.

“Kalau masih sakit, diperiksa dulu, dicek secara medis. Pastikan sehat. Setelah sehat baru kembali ke NTT,” pintanya.

“Dengan cara ini sebetulnya kita sedang memproteksi kehidupan kita. Memproteksi dari kehidupan 5,4 juta penduduk NTT. Karena itu, perlu kesadaran dari dalam diri,” pungkasnya. (advetorial)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini