Dra. Yosefina Mai, M.Pd

sergap.id, KUPANG – Dinas PK Provinsi NTT melalui Bidang Pendidikan Menengah mengadakan lomba debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di Hotel Pelangi Kupang mulai Selasa (23/7/19) hingga Jumat (26/7/19).

Debat Bahasa Indonesia merupakan lomba debat tingkat SMA yang mempunyai bakat dan minat dalam debat untuk memilih peserta terbaik guna dikirim ke lomba tingkat nasional.

Peserta akan difasilitasi untuk mengembangkan kemampuan argumentasi, pemecahan masalah, dan penyampaian pendapat secara sistematis dan menarik.

Sementara Lomba Debat Bahasa Inggris untuk menjaring siswa-siswa unggul yang akan mengikuti World School Debating Championships ke tingkat internasional.

Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Dra. Yosefina Mai, M.Pd saat ditemui SERGAP di sela-sela perlombaan menjelaskan, lomba ini dilakukan secara rutin oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Menengah sejak sepuluh tahun terakhir. Tujuannya adalah untuk literasi.

“Jadi literasi itu tidak saja membaca dan menulis, tetapi latihan berargumen yang berkaitan dengan persoalan-persoalan yang terjadi saat ini. Kita hendak melatih siswa untuk mampu menganalisa isu-isu terkini. Model debat yang dilakukan ini ada pro dan kontra. Materi yang diperdebatkan adalah tentang isu politik, isu pendidikan, isu kebudayaan, dan lain-lain. Kita akan melihat dari argumen peserta ini ada atau tidak pendasarannya,” ujarnya.

Yosefina menjelaskan, peserta lomba adalah 13 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berasal dari sembilan kabupaten/kota.

“Setelah ini, kita akan mengambil satu tim terbaik untuk menjadi utusan Provinsi NTT di tingkat nasional,” katanya.

Kepala Dinas (Kadis) PK Provinsi NTT, Drs Benyamin Lola, M.Pd, saat ditemui SERGAP di ruang kerjanya di Jalan Jenderal Soeharto, Nomor 57, Naikoten I, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, menjelaskan, lomba tersebut bertujuan mencerdaskan anak-anak NTT. Apalagi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran penting untuk Ujian Akhir Nasional (UAN).

“Dalam pemetaan kita, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sudah mendekati titik aman. Sebab sudah di atas rerata kelulusan sesuai dengan nilai yang ditentukan kementerian. Sedangkan Mata Pelajaran Bahasa Inggris masih di bawah rerata kelulusan. Nah, debat ini adalah salah satu metode yang dikembangkan untuk memberikan motivasi bagi anak-anak untuk belajar menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dengan kaidah bahasa yang baik dan benar,”ucapnya.

Debat ini juga, lanjut Benyamin, untuk menguji siswa berpikir secara kritis dalam menghadapi suatu persoalan.

Di sisi lain, kita mau melihat dan melatih siswa dalam nilai atau karakter yakni kerja keras. Orang yang bekerja keras akan menjadi pemenang. Lalu ada nilai sportifitas yang ditanamkan. Yang menang tidak boleh terlalu bergembira apalagi menyombongkan diri sehingga meremehkan yang kalah. Yang kalah pun harus mengapresiasi yang menang dan berupaya lebih giat lagi.

Saat ini semua bidang sedang dikembangkan untuk membuat Provinsi NTT menjadi lebih baik sesuai dengan visi Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT Yos Nae Soi yaitu NTT Bangkit Menuju Sejahtera.

Salah satu misi adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di NTT. Jadi semua bidang harus saling menopang agar terwujudnya masyarakat NTT yang sejahtera dan bangkit dari keterpurukan.

“Kita harus dapat menunjukan kepada Indonesia bahwa orang NTT sudah semakin banyak prestasi dan tidak lagi seperti NTT yang dikenal selama ini sebagai provinsi termiskin dan hasil UN paling rendah. Perlahan-lahan kita benahi kualitas pendidikan kita,” tutupnya.

Kadis PK Provinsi NTT, Drs Benyamin Lola, M.Pd.

Sementara itu, salah seorang guru pendamping dari SMAK Frateran Ndao, Kabupaten Ende, Yohanes Mariano Banggo, M. Pd, mengapresiasi dan berterimakasih kepada pemerintah provinsi NTT karena mampu menghargai dan memberikan kesempatan kepada peserta lomba untuk mengeluarkan seluruh kemampuan berpikir.

Kata dia, dengan ajang ini, anak-anak diajarkan untuk mencintai Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Apalagi saat ini bahasa alay sudah semakin familiar di kalangan anak-anak sekolah.

Di satu sisi, lomba ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkompetisi dan menjadi kader-kader berkualitas di era teknologi yang semakin berkembang pesat saat ini.

“Saya meminta event-event seperti ini terus dilakukan, dan pemerintah harus lebih serius lagi mengapresiasi anak-anak berprestasi yang sudah mengikuti perlombaan dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, bahkan tingkat nasional,” pintanya.

Terkait persiapan tim SMAK Frateran Ndao, Mariano Banggo menyampaikan mereka sudah melewati berbagai tahap seleksi yang diadakan bersama seluruh sekolah di Ende, dan telah mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan degan debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Karena itu dirinya optimis anak-anak yang didampinginya akan sukses meraih juara dalam debat kali ini.

Berikut 13 sekolah dari 9 kabuaten/kota yang mengikuti lomba debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris pada Selasa (23/7/19) sampai Jumat (26/7/19):

  1. Kota Kupang (SMAN 1 dan SMAN 4)
  2. Kabupaten Timor Tengah Selatan (SMAN 1)
  3. Kabupaten Malaka (SMAN Harekakae).
  4. Kabupaten Lembata (SMAN 1 dan SMAN 2 Nubatukan serta SMAN 1 Lebatukan).
  5. Kabupaten Sikka (SMAN 1 dan SMA Seminari Bunda Segala Bangsa).
  6. Kabupaten Ende (SMAK Frateran Ndao).
  7. Kabupaten Ngada (SMAK Regina Pacis)
  8. Kabupaten Manggarai (SMAN 1 Langke Rembong).
  9. Kabupaten Alor (SMAN Kalabahi). (fwl/fwl)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini