sergap.id, LEWOLEBA – Duta Baca Indonesia (2016-2020), Najwa Shihab menghadiri acara deklarasi Kabupaten Lembata menuju literasi 2018 di Taman Kota Swaolsatite, Lewoleba, Sabtu (12/8/17).
Najwa tiba di Jembatan Titian (Jeti) Kuma Resort, Lembata, sekitar pukul 08.30 Wita menggunakan kapal cepat dari Larantuka (ibukota Kabupaten Flores Timur) setelah sebelumnya Najwa menggunakan pesawat dari Kupang ke Larantuka.
Usai sarapan pagi di Kuma Resort, Najwa didampingi Yuli Laiskodat (istrinya Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI, Viktor Laiskodat) dan Bupati Lembata Eliazer Yentji Sunur bersama rombongan menuju Taman Swaolsatite.
Tiba di taman yang telah dijadikan sebagai Pasar Baca sejak Sabtu (12/8/17) ini, Najwa disambut oleh Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday didampingi istrinya (Maria N. Sadipun) bersama ribuan pelajar SD hingga SMA, serta para guru dan masyarakat umum.
Sebelum memasuki area Swaolsatite, Najwa terlebih dahulu diterima secara adat oleh tokoh adat setempat dan dikalungi selendang adat Lembata, serta ‘dibaptis’ menjadi warga Lembata dan diberi nama panggilan Ina Najwa.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Thomas, mengatakan, jika Ina Najwa datang ke Lembata sebagai Duta Baca Indonesia, maka Ina Yuli patut disebut sebagai Duta Budaya Lembata. Sebab, dia (Yuli) telah dari ujung ke ujung Lembata untuk memperkenalkan Lembata ke kancah Nasional dan dunia internasional.
“Karena itu, selamat datang Ina Najwa dan Ina Yuli di tanah Lembata. Tempat ini (Taman Kota Swaolsatite) dulunya adalah pasar malam. Setiap Senin malam ada pasar malam. Tapi sejak hari ini sejarah mencatat bahwa tempat ini telah diubah menjadi Pasar Baca, pasar baca yang pertama di (provinsi) NTT,” kata Thomas.
Thomas juga mengajak seluruh masyarakat Lembata untuk terus membaca dan menulis. “Dengan membaca dan menulis, mari kita bersama-sama membangun Lembata yang kita cintai ini,” pintanya.
Usai deklarasi yang dipimpin Bupati Sunur, Najwa mengurai sedikit catatannya tentang hingar bingar dunia membaca di Indonesia.
Kata Najwa, membaca bukan cuma mengikuti baris – baris kata. Itu namanya mengeja. Membaca ialah upaya merebut makna, iktiar untuk memahami alam semesta. Itulah mengapa buku disebut jendela dunia yang merangsang pikiran agar terus terbuka.
Karena budaya membaca adalah pra syarat jadi bangsa yang hebat sebagaimana cara agar minat membaca kian melesat.
Jika melek aksara telah menjadi hal biasa, maka minat baca jadi hal yang istimewah. Meningkatkan minat baca memang tak gampang, berbagai kendala banyak menghadang. Budaya menonton kian merajalela. Social media lebih menggoda ketimbang membaca.
Buku-buku memang terus diproduksi, tapi tak serta merta meningkatkan literasi. Belum lagi persoalan distribusi. Buku-buku sulit diakses oleh mereka yang terisolasi. Perpustakaan hanya diisi kitab dan kisi-kisi. Hanya sedikit yang bias menghidupkan imajinasi.
Terpujilah mereka yang gigih sebarkan bahan bacaan kepada ade-ade yang haus ilmu pengetahuan. Merekalah yang menyodorkan jendela duania, agar anak-anak bangsa dapat berpikir seluas cakrawala, agar kita mernjadi negara yang maju, menjadi bangsa yang melahirkan para penemu.
“Dari Lembata Saya Baca. Satu Lembata, Satu NTT, Satu Indonesia,” tutup Najwa.
BANGUN 5000 TAMAN BACA
Di akhir acara deklarasi, Bupati Sunur dan Direktur PT LeViCo Yuli Laiskodat menandatangani MOU pembangunan taman baca bagi masyarakat Lembata.
Yuli mengaku, pihaknya akan membangun 5000 taman baca di seluruh NTT, termasuk di Lembata. “Sekarang ini sudah ada sekitar 200-an taman baca,” katanya.
Bupati Sunur menjelaskan, pihaknya telah memasukan soal taman baca ke dalam program prioritas Pemkab Lembata tahun 2017. “Karena kita tidak bias tunggu sampai tahun 2018. Kita harus mulai dari sekarang,” tegasnya.
Najwa mengingatkan, kerjasama antara Pemkab Lembata dan PT LeViCo ini adalah contoh yang baik untuk Pemkab – Pemkab lain di NTT.
“Literasi adalah gerakan. Walau ada tantangan yang tidak ringan. Tapi semua orang diharapkan bergerak. Gerakan ini tidak sama dengan proyek jalan atau jembatan yang bisa langsung dilihat hasilnya. Gerakan ini akan terlihat di 2 atau 3 generasi kita berikutnya,” ujar Najwa
“Karena itu tugas saya adalah provokator, provokator untuk menggerakkan semua orang untuk peduli pendidikan. Itu adalah tugas yang diberikan perpustakaan nasional kepada saya. Dua hari lalu, kita sudah kerjasama dengan polri, itu sebabya di Polda metro ada pojok baca. Kapolri juga mengaku sudah memerintahkan seluruh Polda untuk segera ada taman baca,” papar Najwa. (Che)