Diskusi bertajuk Membangun Desa di Desa Siru, Selasa (3/3/20).

sergap.id, SIRU – Dalam rangka mencari solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi petani di Desa Siru, Pemerintah Desa (Pemdes) Siru menggelar diskusi bersama Bank BNI Cabang Labuan Bajo, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, dan Kamar Dagang Industri (Kadin) Kabupaten Manggarai Barat,  PT. Petrosida, dan UD. Mulia Tani di Kantor Desa Siru, Kecamatan Lembor, Manggarai Barat, pada Selasa (3/3/20).

Persoalan yang kerap dihadapi petani di desa itu adalah kelangkaan pupuk bersubsidi, tidak serempaknya musim tanam, dan minimnya akses permodalan usaha pertanian bagi petani.

Kepala Cabang BNI Labuan Bajo, Christa Primaresta, dalam diskusi mengatakan, melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), para petani dapat meminjam di Bank dengan bunga 0,5 % per bulan, atau setara dengan 6 % per tahun.

Batas maksimal pinjaman untuk lahan satu hektar adalah Rp 10 – 11 juta, tanpa jaminan atau agunan.

Hanya dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP), petani dapat memperoleh modal untuk biaya produksi pertanian, seperti biaya pengolahan lahan, pembelian pupuk dan obat  – obatan.

“Dan, yang lebih menggembirakan petani adalah, petani dapat membayar pinjaman di Bank setelah panen,”ujar Chirsta.

Ketua Kadin Manggarai Barat, Ignasius Charles Angliwarman, menyoroti soal banyaknya beras yang masuk dari luar daerah ke Manggarai Barat. Padahal Lembor, khsususnya Desa Siru, adalah lumbung beras bagi masyarakat Manggarai Barat, bahkan NTT.

Carles pun menantang para petani dan Kadea Siru untuk membuat beras kemasan super premium.

“Kita akan buat sebaik mungkin, mulai dari memilih varietas beras yang dibutuhkan pasar, sampai kepada kemasan yang menarik. Untuk marketing beras kemasan ini nantinya, adalah tugas Kadin,” katanya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat, Anggalius Gapul, pun mendorong para petani untuk terus meningkatkan produksi pertanian, dengan menjemput peluang KUR di BNI.

Ia mengapresiasi ide Kadin untuk membuat beras kemasan yang memiliki brand Lembor sebagai lumbung beras di NTT.

Kepala Desa Siru, Sumardi, juga mengapresiasi langkah BNI melalui program KUR yang telah memberikan jalan keluar atas persoalan yang dihadapi petani di desanya.

“Selama ini petani kesulitan untuk mendapatkan modal, sehingga terpaksa pinjam di rentenir dengan bunga yang sangat tinggi,” ujarnya.

Camat Lembor, Pius Baut, menyampaikan terima kasih kepada Kadin Manggarai Barat yang memiliki ide membuat beras kemasan.

“Ini ide menarik, juga menantang. Perlu kita jemput,” imbuhnya. (Sum/Sum)