sergap.id, ADVETORIAL – Anda pernah melihat ikan Duyung? Belum? Jika belum, segeralah ke Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dijamin Anda akan takjub saat melihatnya dari dekat.

Ikan Duyung atau Dugong adalah sejenis mamalia laut yang usianya bisa mencapai 22 sampai 25 tahun. Air matanya paling diburu kaum pria karena menurut mitos memiliki khasiat ampuh, diantaranya bisa sekejap ‘menjinakkan wanita’ dan bisa dipakai untuk memperlancar bisnis seperti usaha kios atau toko dan lain sebagainya.

Cerita tentang Duyung bisa dipanggil dan seketika muncul menemui siapa saja bukan isapan jempol belaka. Ini fakta dan Anda bisa menyaksikannya secara langsung di Pantai Mali, Alor.

Munculnya ikan Duyung berawal pada tahun 2009 lalu, ketika seorang nelayan bernama Onesimus Laa (51) atau yang akrab disapa pak One tiba-tiba diikuti oleh seekor ikan yang belakangan diketahui Duyung.

One percaya pertemuannya dengan Duyung karena kebiasaanya menjaga lingkungan laut. Ya, sejak tahun 2007, One memang aktif menanam bakau di Pulau Sika, sebuah pulau tak berpenghuni di daerah timur laut Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Alor.

Itu sebabnya, tahun 2009, One didampingi WWF Indonesia, terus berusaha melestarikan magrove dan biota laut yang dilindungi di perairan Alor, khususnya di Pantai Mali.

Akhirnya, Duyung dan One hidup bagikan sahabat karib. Keduanya bisa berkomunikasi antara satu sama lain.

Hanya dengan satu panggilan One, “Datang sini, ini ada tamu datang”, maka seketika muncul ikan Duyung sambil meliukan tubuhnya.

Duyung ini sangat patuh pada One. Saat disuruh pulang, maka dia akan pulang. Jika disuruh tidak boleh keluar dari teluk karena ada bahaya bom ikan, maka Duyung pun menurut.

Duyung juga sangat mengenal motor perahu milik One. Bahkan dia mengerti gerakan tubuh One. Misalnya saat One berenang berputar menyerupai spiral, Duyung juga akan mengikutinya.

Menurut One, ikan Duyung yang telah menjadi sahabatnya selama ini berjumlah dua ekor. Namun yang satunya baru saja melahirkan dan pertumbuhan anaknya sangat lambat.

Itu sebabnya cerita tentang ikan Duyung mulai menarik minta wisatawan ke Alor.

Dan, akhirnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT menyelenggarakan Festival Panggil Ikan Duyung dan dibuka oleh Gubernur NTT, Viktor Laiskodat pada Jumat 19 Juli 2019 di Pantai Mali, Kecamatan Kabola, Alor.

“Kita akan terkenal karena ada cerita. Festival ini adalah tradisi yang ada dan menjadi kekayaan yang kita miliki. Ini harus menjadi daya tarik internasional,” ujar Laiskodat.

Gubernur NTT Viktor Laiskodat saat akan menyaksikan ‘penampakan’ ikan Duyung, Jumat (19/7/19).

Viktor mengatakan, festival memanggil ikan Duyung atau Dugong ini, kedepannya harus dikemas lebih baik sehingga mampu mendatangkan turis dari berbagai belahan dunia. Sebab, wisata Duyung ini memiliki nilai jual yang tinggi.

“Maka dari itu, masyarakat diharapkan mampu memproduksi hasil olahan dari alam sekitar agar dapat meningkatkan nilai ekonomi dan dapat dipasarkan disini (pada acara festival),” ucapnya.

Laikodat juga menyampaikan apresiasinya kepada One atas kemampuannya memanggil Ikan Duyung.

“Kita harus bangga memiliki orang seperti dia. Dia sangat berperan disini. Terima kasih Bapak Onesimus Laa (One)”, imbuhnya.

One juga mendapat pujian dari Bupati Kabupaten Alor, Amon Djobo.

“Biar masyarakat alor dikatakan miskin harta, tetapi tidak miskin harga diri dan kepercayaan diri. Kami ada disini lewat budaya dan tradisi kami,” ujar bupati yang gaul disapa AJ itu.

Gubernur NTT Viktor Laiskodat saat tiba di lokasi festival panggil ikan Duyung di Pantai Mali, Alor, Jumat 19 Juli 2019.

Kadis Pariwisata Provinsi NTT, I Wayan Darmawa, menjelaskan, selain panggil ikan Duyung, Alor juga memiliki wisata unggulan lain, diantaranya Wisata Taman Laut, Diving dan Snorkling, Pancing Mania, Wisata Budaya Takpala dan Bampalola.

Nah,,, festival yang diarsiteki Gubernur Laiskodat ini patut didukung, apalagi saat ini Duyung termasuk makhluk laut yang terancam punah karena jumlahnya terus berkurang. Ancaman bagi Duyung antara lain faktor alam, manusia, dan biologis.

Di Indonesia, termasuk di NTT, perburuan ikan Duyung bukan dilakukan untuk dagingnya, melainkan taring dan air matanya yang menurut mitos memiliki khasiat tertentu, diantaranya mampu ‘menjinakkan’ hati wanita, terutama wanita yang disukai namun menolak untuk diperistri. (ADVETORIAL)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini