Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday (topi biru) saat panen buang Naga di Lembata.

sergap.id, KUPANG – Atraksi budaya Kabupaten Lembata bakal dipentaskan dalam festival Tiga Gunung yang akan dilaksanakan selama sepekan pada akhir September hingga awal Oktober 2018.

“Puncak acaranya dibuat pada tanggal 27 September hingga 3 Oktober 2018,” kata Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday kepada SERAP via WhatsApp, Selasa (24/4/18).

Menurut Langoday, festival bertaraf nasional tersebut akan dipusatkan di Bukit Cinta, sebuah bukit wisata nan elok di bagian barat Lewoleba, ibukota Kabupaten Lembata.

Festival ini merupakan yang pertama di Lembata dan direncanakan akan menjadi even tetap setiap tahun sebagai ajang promosi pariwisata, termasuk memperkenalkan keunikan gunung Ile Batutara, Ile Lewotolok dan Ile Werun yang menjadi simbol festival.

Gunung Ile Batutara

Gunung Ile Batutara

Keunikan dari gunung Ile Batutara adalah terus menerus meletus setiap 20 menit sekali sambil menyemburkan lahar panas pijar membara membentuk bunga api disertai tsunami kecil.

Fenomena alam ini tidak membahayakan dan bisa disaksikan dari jarak 20 meter.

Aktivitas gunung yang berada di Pulau Komba tersebut paling bagus disaksikan saat hari masih gelap, saat subuh atau magrip.

Gunung Ile Lewotolok

Gunung Ile Lewotolok

Gunung Ile Lewotolok berada di Kecamatan Ile Ape, Lembata. Di puncak gunung terdapat kawah besar menyerupai kaldera berbentuk bulan sabit yang disebut warga setempat dengan nama ‘Metong Lamataro’.

Ini adalah bagian dari kawah lama. Sebuah kerucut terbentuk di bagian tenggara ‘Metong Lamataro’ sebagai puncak tertinggi gunung saat ini.

Kerucut tersebut memiliki lubang kawah aktif di puncaknya dengan hembusan asap solfatara di hampir semua bagian kerucut.

Solfatara berwarna kuning membara, hablur belerang hasil sublimasi banyak ditemukan di lerang timur, utara dan selatan kerucut.

Gunung Ile Werun

Gunung Ile Werun

Gunung Ile Werun berada di Kecamatan Atadei. Warga setempat mengenal gunung ini sebagai Adowajo.

Pada tahun 1870, terjadi kegiatan eksplosif di kawah Ile Werun.  Beberapa penduduk tewas, dan terbentuklah kubah (doma) Ile Werun.

Tahun 1910, penduduk Lamaheku dan Lerek melaporkan pembentukan asap kuat dari gunung Ile Werun.

Tahun 1948, terjadi letusan dan terbentuk kerucut Ile Gripe dan Ile Petrus. Inilah gunung parasiter yang muncul dari samping gunung Ile Werun, tetapi masih dalam satu kawah Adowajo.

Letusan terbesar terjadi pada tanggal 16 November 1951, jam 10.00 Wita dengan tinggi asap mencapai 600 meter. (cs/ed)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini