sergap.id, JAKARTA – Ketua KPU Kabupaten Lembata, Petrus Payong Pati dipukul oleh Melky Pranata Koedoeboen hingga mengakibatkan bibir Payong Pati mengalami luka sobek.
Melky Pranata Koedoeboen merupakan kuasa hukum Herman Yoseph Loli Wutun dan Yohanes Vianey Burin (TITEN) dalam perkara Pilkada Lembata di DKPP. TITEN menggugat KPU Lembata karena mengesahkan Yance Sunur sebagai Calon Bupati.
Dalam putusan sidang DKPP di kantor DKPP Jakarta pada Rabu (10/5/17), DKPP memenangkan KPU Lembata. Karena itu pemulihan nama baik anggota KPU Lembata segera dilakukan.
Namun usai sidang, Payong Pati dipukul oleh Melky. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 14.00 Wita atau setelah sidang di DKPP.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, setelah sidang, disaat pengunjung sidang sedang menyanyikan lagu Padamu Negeri, Melky keluar dari ruang sidang.
Setelah itu, Payong Pati juga ikut keluar menuju lantai dasar untuk hisap rokok. Sedangkan komisioner yang lain masih di dalam ruang sidang. Saat itulah Payong Pati dipukul.
Menurut pengakuan Satpam DKPP yang melihat langsung aksi pemukulan, Melky memukul Payong Pati tepat di wajah. Seketika Payong Pati roboh ke lantai dan Melky kembali menendangnya berulang kali.
“Setelah KPU Lembata diputuskan menang, kami foto bareng. Setelah itu saya keluar duluan dari ruang sidang. Entahlah dia (Melky), dari sisi mana, saya kaget dia pukul saya dari belakang kena mulut saya. Saya terjatuh langsung dia tendang saya. Dan, dia katakan, ini Jakarta,” kata Payong Pati seperti yang dilansir aksiterkini.com.
Melky mengakui kalau ia yang memukul Payong Pati. “Iya, saya pukul. Itu spontanitas. Tidak ada perintah dari Pak Herman atau Pak Vian,” kata Melky seperti dilansir floresa.co.
Alasannya? “Saya mau salaman sama dia, tetapi dia (kasih tangan) dari samping. Itu saya tersinggung. Orang tidak tahu sopan santun namanya itu. Buka CCTV juga boleh, bisa dilihat. Saya kan panggil, Pak Ketua, saya mau salaman. Tetapi dia salaman menyamping,” papar Melky.
Melky menegaskan bahwa dirinya sangat tersinggung ketika Payong Pati memberi salaman menyamping.
“Saya tersinggung dong. Coba kalau situ posisinya di saya, seperti apa. Saya mengajak salaman, saya panggil pak ketua, mau salaman, malah kasih tangan dari samping. Itu tidak sopan namanya. Kita nakal, tetapi nakal yang berpendidikanlah, nakal yang terpimpin,” kata Melky.
Kasus pemukulan tersebut telah dilaporkan KPU Lembata ke Polsek Menteng Jakarta Pusat. “Kami sudah lapor, dan kasus ini sudah ditangani polisi,” tegas Payong Pati.
Namun Melky mengaku tak gentar. “Bilang ke mereka, lapor ke polisi, saya tunggu,” pungkasnya. (All)