sergap.id, BOAWAE – Posko Pencegahan dan Penanganan Covid-19 yang terletak di pinggir jalan Aemali-Danga, Kampung Watugase, Kelurahan Ratongamobo, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, mulai berlakukan jam malam guna mencegah meluasnya wabah corona di Pulau Flores.
“Mulai jam 10 malam jalan ditutup total, dan portal jalan baru dibuka kembali pada jam 5 pagi,” ujar Ketua Satuan Tugas (Satgas) Posko Covid-19 Ratongamobo, Irenius Mola Ito, kepada SERGAP via WhatsApp, Selasa (19/5/20) malam.
Menurut dia, jam malam tersebut sudah berlaku sejak Sabtu, 16 Mei 2020.
“Posko ini terbentuk atas inisiatif kaum muda Ratongamobo dengan dukungan dana dari Kelurahan sebesar Rp 10 juta untuk pembelian Alat Pelindung Diri (APD), Infrared Gun, dan kelengkapan medis lainnya. Sedangkan biaya operasional setiap hari berasal dari swadaya para muda-mudi Ratongamobo,” ucapnya.
Irenius menjelaskan, total petugas posko berjumlah 40 orang dan setiap regu piket pada siang hari berjumlah 6 orang.
“Malam hari, relawan yang tidak mendapat jatah piket siang bisa bergabung di posko,” katanya.
Irenius mengaku, pemberlakukan jam malam ini karena jumlah pelintas melalui ruas jalan Aemali-Danga, baik yang dari arah Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo, maupun sebaliknya, masih sangat tinggi.
Padahal sudah ada himbauan pemerintah untuk setiap warga stay at home and work from home. Apalagi Mbay sekarang ini sudah terkategori zona merah Covid-19, karena terdapat satu pasien positif terjangkit virus corona.
“Jika ada pelintas yang melewati jalan ini, wajib di tes suhu badannya. Ketika suhu badan pelintas yang di tes dengan Infrared Gun dinyatakan aman, maka portal dibuka untuk dilewati. Tapi jika ada kecurigaan positif corona, maka kami akan lapor ke RT, RW atau Pak Lurah untuk ditindaklanjuti,” katanya.
Sementara mobil barang yang akan melewati posko, lanjut Irenius, wajib memiliki surat jalan. Jika tidak, maka mobil tersebut diperintahkan balik ke tempat asal. Begitu juga dengan orang yang terdata di Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Nagekeo sebagai Pelaku Perjalanan dari Tempat Terpapar (P2T2).
“Semua yang lewat di sini di tes. Ada juga yang masuk data P2T2 lewat sini, kami tes normal, tapi kami suruh dia pulang kembali ke arah asal. Dan, untuk sementara, dari semua pelintas yang kami tes, belum ada yang dicurigai positif corona,” tutup Irenius. (red/red)