sergap.id, ATAMBUA – Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr, mengatakan, sekarang ini, orang lebih mudah memerintah daripada diperintah. Karena itu, revolusi mental yang dicanangkan Presiden Jokowi harus bisa dijalankan.
“Kalau kita mau berubah, maka kita akan bisa merubah sesuatu,” ujar Uskup Dominikus saat memberi sambutan pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Belu dengan tema Peningkatan Pelayanan Dasar dan Pembangunan SDM untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas dan Merata di Gedung Betelalenok, Rabu (4/4/2018).
Menurut Uskup, revolusi mental yang dicanangkan oleh Jokowi harus dimulai dari diri sendiri.
“Dalam menjalankan pemerintahan, kita membuat seolah-olah kita mengenal Tuhan. Tapi dalam menjalankannya kita melupakan Tuhan. Peradaban Indonesia sedang berhenti. Keadilan sosial sedang berhenti. Revolusi mental mengajak kita untuk kembali mengenal Tuhan,” ujarnya.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Kepala Bappeda Provinsi NTT memberikan apresiasi kepada Pemkab Belu atas kemajuan yang ada di Kabupaten Belu yang turut memberikan kontribusi besar dalam pencapaian kemajuan NTT tahun 2018.
Gubernur menjelaskan bahwa sebagai kabupaten yang berrbatasan dengan negara RDTL dibutuhkan kekuatan sosial, ekonomi dan infrastruktur yang teratur agar bisa menciptakan daya saing yang lebih baik.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Belu, Wilibrodus Lay meminta semua elemen yang berada di Kabupaten Belu untuk membangun Belu ke arah yang lebih baik.
Dikatakan bahwa Musrembangkab merupakan momen untuk menyatukan pikiran dan gagasan yang konstruktif dan inovatif untuk kemajuan bersama.
Menurutnya, Belu memiliki potensi yang besar. Karena itu, dibutuhkan ide-ide kreatif dan inovatif agar Belu terus bergerak ke arah yang lebih baik.
“Orang Belu harus punya prinsip bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini,” imbuhnya. (ric/ric)