
sergap.id, ENDE – Tender proyek perbaikan permukaan runway taxiway apron, termasuk turning area senilai Rp 23.002.405.000 di Bandara Hasan Aroeboesman, Ende, dinyatakan gagal tender.
“Gagal tender Pak,” tegas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bandara Hasan Aroeboesman Ende, Irfan, kepada SERGAP, Senin (1/3/21) pagi.
Irfan mengaku, sebelum proyek dinyatakan gagal tender, dirinya mendapat WhatsApp dari dua oknum yang mengaku wartawan, dan isi WhatsAppnya bernada intimidasi.
“Saya di WA aneh-aneh, ahhh saya tidak responlah,” ucap Irfan.
Dua oknum yang mengaku wartawan itu diduga merupakan orang suruhan salah satu pengusaha di Ende.
“Ini foto orangnya,” ucap Irfan sambil menunjuk foto oknum yang mengaku wartawan itu.
BACA JUGA: Saat Hujan, Banjir dan Sampah Genangi Bandara Ende
Intimidasi via WhatsApp juga dialami Kepala (Ka) Bandara Hasan Aroeboesman Ende, Indra Triantono.
“Saya di WA katanya ada tokoh adat desak agar proyek harus dikerjakan oleh perusahaan lokal, tidak boleh perusahaan dari luar. Yah mana saya tahu? Masak desaknya ke saya? Mestinya minta ke kementerian sana. Ini sama saja saat minum kopi kurang manis, minta gulanya ke saya, padahal seharusnya minta ke pembuat kopi. Ah… bodo amat (tidak peduli),” ujar Indra saat bincang-bincang dengan SERGAP di Kantornya, Senin (1/3/21) pagi.
Asal tahu saja, tender proyek tersebut sebenarnya telah dimenangkan oleh PT Telaga Pasir Kuta dengan harga penawaran Rp 21.817.284.715. Namun karena diprotes oleh pesaing PT Telaga Pasir Kuta, akhirnya proses tender dinyatakan gagal.
Pada tahapan tender yang telah dinyatakan gagal itu, PT Yetty Dharmawan memberikan penawaran harga terendah dengan nilai sebesar Rp 20.189.900.000. Selanjutnya diikuti PT Telaga Pasir Kuta dengan penawarannya Rp 21.817.284.715, CV Bintang Karunia dengan penawaran Rp 22.965.936.070, dan PT Prima Utama Lestari dengan penawaran Rp 23.003.182.329.
Hasil penelusuran SERGAP di google pada Rabu (3/3/21) malam, tercatat PT Telaga Pasir Kuta beralamat di jalan Suryalaya XVIII No.13-15, Cijagra, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat.
BACA JUGA: Peringatan TPDI Untuk Pokja Proyek Perbaikan Runway Bandara Ende
Sementara PT Yetty Dharmawan beralamat di jalan Kelimutu, Kelurahan Kelimutu, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
PT Prima Utama Lestari beralamat di Kawata, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, dan CV Bintang Karunia di Ende. (win/win)