sergap.id, REKO – Memprihatinkan! Begitulah kehidupan masyarakat Kampung Reko, Wawi Bo, dan Kubhokana di Desa Selalejo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo. Pasalnya, di tiga kampung ini belum ada listrik.
Jika malam tiba, kampung tersebut gelap gulita, sunyi senyap. Yang terdengar hanya lolongan anjing bikin merinding.
Di dalam rumah, aktivitas warga pun terbatas. Itu karena mereka hanya mengandalkan lampu minyak tanah berbahan blek bekas atau mereka menyebutnya dengan nama Lampu Pelita.
Lampu ini juga yang dipakai oleh anak-anak usia sekolah saat belajar atau mengerjakan PR, serta penerangan saat tidur malam.
Hasilnya, ketika bangun pagi, kedua lubang hidung mereka dipenuhi tai hidung berwarna hitam pekat, akibat menghirup asap lampu.
Warga Reko, Stevanus Le’a, mengaku, sekarang ini umurnya sudah 70 tahun. Namun ia belum pernah merasakan nikmatnya diterangi listrik.
“Kalau malam kami pakai lampu pelita saja,” ujar Stevanus kepada SERGAP, Kamis (6/11/19) siang.
Ketua RT 02 Dusun 10, Desa Selalejo, Gaspar Meo, mengatakan, akibat ketiadaan listrik, ia dan warganya terpaksa hidup dalam keterbatasan informasi dan seolah terisolasi dari perkembangan dunia luar.
“Beli tivi, kami bisa! Tapi arus listriknya dari mana?,” ucapnya.
Menurut Gaspar, selain tak bisa banyak beraktivitas di malam hari, ketiadaan listrik juga membawa persoalan serius bagi anak-anak usia sekolah.
“Anak-anak susah belajar. Apalagi saat mengerjakan tugas dari sekolah,” katanya.
Kepala Desa Selalejo, Yohanes Fakunda Senda, mengamini apa yang dikeluhkan warganya.
“Kalau di Selalejo total warga yang belum menikmati listrik ada 121 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di 2 Dusun yakni Dusun 1 Reko dan Dusun 2 Kubhokana,” urainya.
Yohanes mengaku, agar listrik bisa masuk ke daerahnya, ia telah berupaya mengajukan permohonan ke PLN lewat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo.
“Saat Musrenbangdes maupun Musrenbangcam, selalu kita usul soal listrik. Hasilnya, tahun 2018 lalu PLN melakukan pemasangan jaringan kabel. Tapi sejak itu hanya tiang-tiang yang berdiri. Aliran listrik tidak ada. Makanya sampai sekarang 121 KK warga Reko dan Kubhokana belum menikmati listrik,” bebernya.
Padahal, lanjut Yohanes, sebagian besar warga sudah membayar lunas uang Instalasi listrik kepada CV Sonia Teknik yang dikepalai oleh Yohanes Yansen Wada alias Yance Wada. Tapi sekarang ini keberadaan Yanse Wada tidak diketahui.
Yohanes berharap PLN segera mengaliri listrik ke ketiga kampung itu.
“Di jaman modern ini, listrik adalah kebutuhan dasar. Karena kita hidup butuh listrik. Indonesia sudah 74 tahun merdeka, tapi kami belum juga menikmati listrik,” tohoknya.
Manager PT PLN (Persero) ULP Bajawa, Vincentius Rambo, yang dihubungi SERGAP per telepon pada Kamis (6/11/19) malam, berjanji akan segera menindaklanjut keluhan warga.
“Saat ini kita lagi upaya untuk kordinasi dengan pihak-pihak Instalator yang melakukan pemasangan instalasi di Selalejo. Karena ada tiga sampai empat instalator. Kalau memang warga sudah lunasi, maka kita akan segera lakukan pemasangan meteran dan warga bisa menikmati listrik,” katanya. (sev/sev)