sergap.id, KUPANG – Hingga kini, sebanyak 17 persen warga Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tinggal di kampung-kampung belum menikmati listrik.
“Rasio Elektrikfikasi (Pemakaian Listrik) memang naik dari 76 persen menjadi 83 persen. Namun masih ada 17 persen (yang belum menikmati listrik),” ujar Kepala Biro Ekonomi dan Kerjasama Setda Provinsi NTT, Jusuf Lery Rupidara dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dan Rapat Bersama Stakeholder Tingkat Provinsi Guna Mengatasi Kebutuhan Listrik di NTT yang diselenggarakan di aula rapat Hotel Sasando Kupang, Rabu (20/11/19).
Menurut dia, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menginginkan semua daerah di NTT di tahun 2020 nanti sudah 100 persen terlayani listrik.
“Pak Gubernur tidak mau anak-anak di sekolah, setiap hari belajar hanya bergantung pada Matahari. Malam hari juga mereka harus belajar,” kata Rupidara.
Sebelumnya, Selasa (19/11/19) siang, Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Trikari, Eman Manuinmetan, mengeluh soal ketiadaan listrik di sekolahnya.
Padahal, jarak antara sekolah dengan tiang listrik yang telah memiliki arus listrik hanya sejauh 200 meter.
Akibatnya, proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada sekolah jurusan peternakan yang terletak di Desa Nian, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara itu belum bisa berjalan maksimal.
“Kami disini menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung visi misi Pak Gubernur. Tapi sejak didirikan 6 tahun lalu, di sekolah kami ini belum ada listrik,” ujar Eman.
Karena itu, dia berharap PLN segera memenuhi kebutuhan mereka, agar anak didik SMK Trikari dapat mengikuti KBM lebih lengkap.
“Mudah-mudahan dengan pemberitaan ini, PLN segera pasang listrik disini,” ucap Eman, berharap.
Ketiadaan listrik juga dialami warga Kampung Reko, Wawi Bo, dan Kubhokana di Desa Selalejo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.
Jika malam tiba, kampung tersebut gelap gulita, sunyi senyap, dan yang terdengar hanya lolongan anjing bikin merinding.
Kepala Desa Selalejo, Yohanes Fakunda Senda, mengaku, ia telah berupaya mengajukan permohonan ke PLN lewat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo. Namun sampai hari ini warganya belum dilayani pemasangan listrik.
“Warga yang belum menikmati listrik ada 121 Kepala Keluarga (KK),” paparnya.
Padahal, kata Yohanes, sebagian warganya sudah membayar lunas uang Instalasi listrik .
Manager PT PLN (Persero) ULP Bajawa, Vincentius Rambo, berjanji akan segera menindaklanjut keluhan tersebut.
“Saat ini kita lagi upaya untuk kordinasi dengan pihak-pihak Instalator yang melakukan pemasangan instalasi. Karena ada tiga sampai empat instalator. Kalau warga sudah lunasi, maka kita akan segera lakukan pemasangan meteran,” ucapnya. (cs/sev)